PENUTUP PENDAHULUAN Semakin menjadi manusiawi.

27 dapat terjadi melalui rangkaian tindakan yang kurang bahkan tidak disadari. Orang yang kurang peduli akan hal-hal keseharian, seperti kedisiplinan berlalu lintas, kedisiplinan dalam belajar, memarkir sepeda motor tidak pada tempatnya, dan sebagainya bukan tidak mungkin kebiasaan-kebiasaan itu akan ikut terbawa dalam perkara besar sehingga berakibat fatal. Tindakan-tindakan yang disadari dan sering dilakukan akan membekas dan ikut berperan dalam pembentukan optio fundamentalis. Pembentukan optio fundamentalis terjadi secara terselubung, di balik tindakan-tindakan dan peristiwa- peristiwa yang dialami seseorang. Dalam tindakan-tindakan itu selain unsur kesadaran dan kehendak diri, faktor eksternal juga berpengaruh. Tidak setiap tindakan yang kita lakukan merupakan keputusan bebas kita. Tindakan-tindakan tersebut dapat muncul karena pengaruh teman, kebiasaan masyarakat, media massa, dan sebagainya. Faktor-faktor eksternal yang kita terima dan ikuti tanpa kesadaran pun dapat juga mempengaruhi terbentuknya optio fundamentalis.

H. PENUTUP

Pembahasan mengenai moral adalah pembahasan mengenai baik-buruknya manusia sebagai manusia. Tindakan bermoral ialah tindakan baik atau buruk. Penilaian baik buruknya tindakan manusia secara objektif didasarkan pada hati nurani. Dalam struktur tindakan manusia dasar utama penilaian baik buruknya tindakan manusia ialah tindakan objektifnya. Seseorang yang bertindak atas dasar hati nurani berarti bertindak secara sadar dan bebas. Tindakan yang disadari dan dikehendaki merupakan tindakan bertanggungjawab atau bermoral. Tindakan bermoral sehari-hari dari seseorang dipengaruhi dan mempengaruhi pilihan dasarnya optio fundamentalis. Oleh karena itu penilaian baik buruknya tindakan seseorang perlu mempertimbangkan optio fundamentalis yang ada pada diri orang tersebut. 28 KEPUSTAKAAN Adimassana, YB. 1998. “Moral Dasar”. Diktat kuliah pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia. Chang, William OFMCap. 2001. Pengantar Teologi Moral. Yogyakarta: Kanisius. De Mello, Anthony. 1984. Burung Berkicau. Jakarta: Cipta Loka Caraka. Hadiwardoyo, Purwa. 1994. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius. Hardawiryana, R. penerjemah. 1993. Dokumen Konsili Vatikan II. Jakarta: Obor. Kaswardi, EM. K. 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: Gramedia. Kieser, Bernhard. 1987. Moral Dasar, Kaitan Iman dan Perbuatan. Yogyakarta: Kanisius. _____________. 1991. Paguyuban Manusia dengan Dasar Firman. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, Harry penerjemah. 2011. Kompendium Katekismus Gereja Katolik. Yogyakarta: Kanisius. SUMBER INTERNET Adi Seputra, Nicholaus editor. 2011. Hati Nurani-Suara Hati-Suara Batin. Kamerauke.blogsot.com. Diakses 20 Januari 2014. 29 MORAL HIDUP: MEMBENTUK SIKAP HORMAT TERHADAP KEHIDUPAN Ignatia Esti Sumarah

A. PENDAHULUAN

Materi kuliah moral hidup membahas pelbagai tahapan dan transisi hidup yang dialami manusia sepanjang usianya: tahap awal hidup, tahap karya perjuangan hidup, serta tahap akhir hidup manusia sakit, lansia dan kematian. Bagaimanakah kita harus menyikapi dan melakoni setiap tahap tersebut?

B. TAHAP AWAL HIDUP MANUSIA