22
F. KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB 1. Kebebasan
Kebebasan secara eksistensial dipahami sebagai kemampun untuk menentukan atau memilih hal yang dikehendakinya. Dalam
menghadapi berbagai tawaran orang dapat mengatakan ya dan tidak. Dalam batas tertentu orang yang berada dalam keterbatasan
penjara pun dapat menentukan pilihan pada batas-batas yang ada. Kemampuan menentukan pilihan dari dalam dirinya, tanpa
paksaan dari pihak luar, itulah yang disebut kebebasan.
Kebebasan untuk menentukan diri mengandaikan kebebasan dari batasan, namun tidak dari semua batasan. Norma-norma
dalam kebersamaan adalah batasan namun itu tidak dapat disebut sebagai penghalang kebebasan. Kebebasan perlu ditempatkan
dalam konteks hidup manusia yang terbatas. Kebebasan tidak sama dengan keliaran, tanpa aturan. Manusia selalu ada dalam
kebersamaan dengan orang lain. Dalam kebersamaan itu ada norma-norma. Perwujudan kebebasan dalam batas-batas yang
menjadi kesepakatan bersama itulah kebebasan yang otentik Chang, 2001:57-58.
2. Tanggung Jawab
a. Pengertian tentang Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kemampuan seseorang untuk memberikan respon atas tindakannya. Respon tersebut berupa
jawaban atas pertanyaan mengapa aku melakukan hal tertentu dan kesiapan menanggung risiko atas apa yang telah aku lakukan.
Tuntutan kesiapan menjawab dan menanggung itulah disebut tanggung jawab. Contoh: Seorang pemuda ditangkap polisi karena
dituduh telah membunuh sebuah keluarga. Pemuda itu harus mempertanggungjawabkan di pengadilan tindakan membunuh
yang telah ia lakukan.
23
Sehubungan dengan kesiapan menjawab dan menanggung itu maka tindakan yang bertanggung jawab mengandaikan
adanya kesadaran dan kebebasan. Sadar berarti tahu. Kalau orang bertindak atas kesadaran pribadi maka ia tahu apa yang ia perbuat
dan mengapa berbuat demikian. Ia telah membuat pertimbangan sebelum bertindak. Bertindak bebas berarti bertindak atas
kemauan sendiri. Tindakan tersebut bukan hasil pemaksaan atau keterpaksaan. Dengan menghendaki tindakan tersebut orang
akan siap menanggung segala risiko atau konsekuensi dari tindakannya.
Dalam pengertian yang lebih luas, yakni berhadapan dengan tuntutan moral, tanggung jawab tidak hanya soal kesiapan
memberi jawaban dan menanggung konsekuensi dari tindakannya, melainkan juga merupakan komitmen untuk melaksanakan
kebaikan. Tanggung jawab moral berarti kesediaan melakukan tindakan bermoral. Misalnya, Pak Waru selalu mempertimbangkan
baik-buruknya dari setiap tindakan yang akan dilakukannya. Pertimbangan itu dimaksudkan agar ia dapat memilih tindakan
yang baik sesuai dengan komitmennya. Ketika ditawari sejumlah uang sebagai bantuan untuk lembaganya dengan menandatangani
kuitansi kosong, Pak Waru menolaknya. Bahkan ia bertanya dari mana asal usul uang tersebut. Ternyata asal-usul uang itu tidak
jelas. Maka penolakan pak Waru semakin dikuatkan, meskipun perusahaannya sangat butuh bantuan. Sebagaimana dijelaskan
pada bagian awal tindakan bermoral merupakan tindakan yang disadari, dikehendaki atau dipilih secara bebas, dengan motivasi
luhur. Pertimbangan-pertimbangan, pilihan keputusan dan komitmen motivasi menunjukkan tentang tanggung jawab
moral.
Dari uraian tersebut tampak bahwa kebebasan berhubungan dengan tanggung jawab. Jika orang bertindak dengan bebas ia
dapat bertanggung jawab. Semakin bebas seseorang semakin besar tanggung jawabnya.
24
b. Halangan-halangan Tanggung Jawab