97 dengan larutan NaOH atau KOH, agar lignin dari kayu larut sehingga diperoleh
selulosa. Kemudian selulosa dilarutkan dalam larutan CuNH
4
NO
3
larutan Schweitzer. Dengan penambahan asam selulosa akan mengendap menjadi
kertas kasar. Kemudian kertas direndam sebentar dalam larutan H
2
SO
4
, maka beberapa gugus-OH dalam rantai selulosa akan mengalami esterifikasi.
Kemudian kertas segera dicuci dengan air dan larutan NH
4
OH encer dan akhirnya diperoleh kertas yang bersih dan halus.
2. Serat kain
Serat kain alam yang umum kita temui adalah kapas. Hampir 90 polimer selulosa terkandung dalam kapas.
3. Rayon
Kebanyakan rayon dibuat dengan proses viscose. Untuk memdapatkan selulosa dari kayu, maka kayu dicampur dengan larutan natrium hidroksida NaOH dan
karbon disulfida CS
2
, hingga terbentuklah koloid yang kental seperti cairan kental mirip sirup yang disebut viscose. Setelah diperam dan disaring, viscose
ditekan melewati lubang-lubang dari suatu alat pintal kecil ke dalam larutan asam sulfat. Asam ini akan memadatkan koloid menjadi serat-serat yang tipis
dan panjang yang disebut rayon viskosa.
4. Selulosa Nitrat dan Selulosa Asetat
Tiap satuan glukosa dalam sebuah molekul selulosa mengandung tiga gugus hidroksil.
Bila selulosa bereaksi dengan asam nitrat pekat maka satu, dua,
atau tiga gugus hidroksil ini akan diganti dengan gugus nitrat,
–ONO
2
, sehingga terbentuk ester
selulosa nitrat yang jika direaksikan dengan kamfer akan
membentuk film seluloid. Jika
selulosa diolah dengan asam asetat dan asam sulfat, atau dengan
anhidrida asetat, gugus hidroksil digantikan oleh gugus asetat dan terbentuk
selulosa asetat. Kegunaan selulosa asetat yaitu ::
pembuatan rayon asetat serat sintetis,
film fotografi menggantikan film dari selulosa nitrat yang mudah terbakar,
Kelemahan film selulosa asetat, bila terjadi kontak dengan oksigen, film selulosa asetat menjadi rusak, serta melepaskan asam asetat. Fenomena ini
disebut sindrom cuka,
Selotif bahan perekat dan lak.