Politetrafluoroetilena PTFE, Teflon Akrilonitril butadienastirena ABS

62  Sifat epoksi: Kekuatan tarik dan tekan tinggi, viskositas dan tingkat alirannya rendah, ketahanan termal yang tinggi, dan mudah dibentuk tanpa dipanaskan terlebih dahulu. Tahan terhadap bahan kimia, sedikit volatiles.

f. Dampak plastik terhadap kesehatan dan upaya pencegahan

Dalam pembuatan plastik seperti PVC, selalu ditambahkan bahan pelembutplasticizers, seperti epoxidized soybean oil ESBO, di2-ethylhexyl adipate DEHA, dan bifenil poliklorin PCB agar tidak bersifat kaku dan rapuh. Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia karsinogenik. Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi dalam kandungan serta bayi lahir cacat. Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA yang aktivitasnya mirip dengan hormon estrogen hormon kewanitaan pada manusia. Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker hati. Bahaya membakar bahan yang terbuat dari plastik, dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan. Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat. o Upaya pencegahan 1. Gunakan plastik dari bahan polyethylene PE dan polypropylene PP untuk pembungkus makanan. 63 2. Hindari penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi dengan lubang penghisapnya berbahan polycarbonate. Pilih botol susu berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene, atau cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, pilihlah yang berbahan silikon, jangan yang berbahan lateks. 3. Pengusaha katering sebaiknya kembali menggunakan kotak karton dan pelapis plastik PEPP, jangan dibiasakan menggunakan kemasan styrofoam yang biasanya berbentuk gelas atau mangkuk, apalagi jika makanan di dalamnya disiram dengan kuah panas. 4. Hindari membungkus makanan dengan plastik hasil daur ulang. 5. Janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas pada wadah plastik. 6. Hindari penggunaan plastik untuk membungkus makanan yang mengandung kadar asam tinggi, seperti sari buah, sirup, minuman berkarbonasi dll . 7. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET kode 1 dan HDPE kode 2, tidak dapat dicegah, gunakanlah sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. 8. Jangan menggunakan plastik ketika memanaskan makanan, terutama plastik yang dibuat dari PVC atau PS. Untuk memasak dengan oven microwave, gunakan jenis kemasan food grade yang khusus digunakan untuk oven. 9. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven. 10. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman. 11. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu. 64

2. Karet

Karet adalah suatu benda yang bersifat elastis, dapat ditarik dan kembali ke bentuk semula ketika dilepaskan. Karet merupakan bahan penting dalam teknik listrik, misal sebagai isolator, hantaran listrik, sepatu kabel, perkakas pemasang instalasi listrik dll. Karet dibedakan menjadi dua macam yaitu karet alam dan karet sintetis

a. Karet Alam

Secara kimiawi karet alam adalah suatu polimer alam elastis dari senyawa hidrokarbon yaitu 2-metil-1,3-butadiena isoprena C 5 H 8 , yang melalui polimerisasi adisi alami membentuk makromolekul poliisoprena. Senyawa poliisoprena terkandung dalam lateks, getah putih dari pohon karet Havea Brasileansis. Struktur monomer isoprena sebagai berikut: Struktur karet alam poliisoprena, sebagai berikut: Reaksi polimerisasi karet alam poliisoprena, terjadi dengan membuka salah satu ikatan rangkap isoprena dan ikatan rangkap yang lainnya berpindah. Karet alam memiliki ciri-ciri sebagai berikut : daya elastisitas baik, tidak mudah aus dan tidak mudah panas karena gesekan, memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan, daya legket tinggi terhadap berbagai bahan. Karet alam diperoleh dari lateks terkadang tidak dapat digunakan dalam industri, karena pada karet alam yang dihasilkan terjadi beberapa perubahan atau dikata kan karet memiliki cacat, dengan ciri-ciri seperti :