Jenis Penelitian Setting Penelitian Variabel Penelitian Rancangan Penelitian

39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode kooperatif tipe snowball throwing. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis Dan Mc Taggart ini merupakan pengembangan dari Kurt Lewin yang menjadi dasar bagi penelitian tindakan dalam bentuk lain. Model Kurt Lewin hampir sama dengan model Kemmis dan Mc. Taggart karena sama-sama dalam satu siklus yang terdiri dari empat komponen yang meliputi perencanaan planning, tindakan acting, observasi observing, dan refleksi reflecting.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta di Jln. Catur Tunggal, Depok, Sleman, DI. Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 20142015 sebanyak 34 siswa.

3. Obyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa berupa nilai kognitif dan motivasi siswa terkait dengan permasalahan yang ditemukan.

4. Waktu Penelitian

Waktu untuk penelitian tindakan kelas ini dimulai pada awal bulan Maret – awal bulan April 2015, yang meliputi observasi, perencanaan, tindakan hingga refleksi.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas : Model pembelajaran snowball throwing 2. Variabel Terikat : Motivasi dan hasil belajar siswa pada materi Sistem Hormon.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model dari Kemmis dan Mc Tanggart. Penelitian dilakukan dalam dua 2 siklus, pada masing-masing siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, mengingat keterbatasan waktu dalam pelaksanaan penelitian ini. Siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan sedangkan siklus II dilakukan juga dalam 3 kali pertemuan. Maka berikut ini merupakan tahapan masing-masing siklusnya :

1. Rancangan Penelitian Siklus 1

a. Perencanaan Planning 1 Peneliti mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran biologi di sekolah dan menetapkan menggunakan metode snowball throwing. 2 Peneliti menentukan materi pokok pada kompetensi dasar yang bermasalah. 3 Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP atau skenario pembelajaran dengan metode snowball throwing 4 Peneliti menentukan tujuan pembelajaran dan indikator ketercapaian berdasarkan observasi yang dilakukan pada awal penelitian. 5 Membuat instrumen penelitian untuk mengetahui pengaruh digunakannya metode snowball throwing dalam pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pedoman penilaian test, angket atau kuisioner serta lembar observasi. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan snowball throwing dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan II. Sedangkan angket atau kuisioner diberikan pada akhir siklus I dan II. 6 Mempersiapkan LKS dan media pembelajaran yaitu powerpoint yang akan digunakan dalam membantu penyampaian materi pembelajaran 7 Menyampaikan media dan instrumen yang digunakan kepada guru bidang studi biologi. b. Tindakan Acting Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1 Menyiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan. 2 Skenario pelaksanaan penerapan snowball throwing adalah sebagai berikut: a Guru membuka proses belajar mengajar. b Mengecek kesiapan siswa mengikuti pelajaran c Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan apersepsi pada siswa. d Menyampaikan tujuan pembelajaran yang dicapai. e Guru memberikan pre-test kepada siswa. f Guru menyampaikan bahwa materi yang akan dipelajari adalah tentang pengertian, struktur dan fungsi hormon pada sistem hormon manusia. g Guru menyampaikan bahwa metode pembelajaran yang digunakan pada materi hormon ini adalah model pembelajaran snowball throwing. h Guru Membagi siswa ke dalam 8 tim yang masing-masing beranggotakan 4-5 siswa. i Di dalam kelompok siswa mengerjakan LKS, berdiskusi, mencari dan menggali informasi materi sistem hormon yang berkaitan dengan sistem koordnasi serta saling membantu satu dengan yang lainnya dalam memahami materi. j Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. k Presentasi kelas berupa diskusi kelas oleh guru dengan materi difokuskan pada penerapan snowball throwing, siswa dihimbau untuk serius dan fokus memperhatikan pelajaran sehingga saat mengerjakan LKS bisa menjawab dengan benar dan berdiskusi dengan lancar. l Memulai tahap-tahap metode snowball throwing:  Siswa dibagi dalam kelompok  Guru memanggil masing-masing ketua kelompok dan menyampaikan materi topik pembelajaran.  Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian memberitahu tentang topik materi yang disampaikan oleh guru kepada teman-teman sekelompoknya.  Kemudian masing-masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut topik materi yang sudah diberitahu oleh ketua kelompok dan membuat kunci jawabnya.  Kemudian diberi tanda pemain yang satu dipasang di dada ketua kelompok, sedang yang satu dimasukkan dalam “ bola”.  Kelompok yang bertanda sama berdampingan Misalnya : Kelompok Kuning dan kelompok yang yang bertanda beda Misalnya : Kelompok Pink menempatkan diri dihadapannya.  Permainan dimulai dengan guru melempar “bola” pada salah satu kelompok.  Kelompok yang mendapat lemparan menjawab pertanyaan  Bila jawabannya benar maka: - Tanda dari guru disematkan di dada siswa - Kelompok memilih salah satu soal yang dibuat untuk dimasukkan dalam ”bola”, dan dilemparkan pada kelompok yang bertanda berbeda  Bila kelompok belum bisa menjawab belum sempurna, maka “bola” beserta isi yang diterima dilemparkan pada kelompok lain yang bertanda sama.  Selanjutnya secara bergantian ketua kelompok melemparkan “bola” pada salah satu wakil kelompok yang bertanda berbeda yang tandanya masih 1 macam.  Soal yang dilempar harus berbeda satu sama lain, sehingga setiap kelompok perlu merumuskan beberapa soal.  Penilaian dilakukan dengan cara kelompok mana yang sudah memiliki 2 tanda yang berbeda warnanya. m Guru memberikan kesimpulan n Evaluasi pembelajaran dengan test tertulis, test tertulis dilakukan dalam bentuk soal plihan ganda dan soal uraian singkat. Test tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan hasil belajar kognitif siswa. Pelaksanaan post-test dilaksanakan pada pertemuan ke II akhir dari siklus I. o Guru mengajak siswa untuk merefleksikan hasil belajarnya. p Guru menutup kegiatan proses belajar mengajar. c. Observasi Observing Dalam model Kemmis Mc Taggart tindakan dan observasi dilakukan secara bersamaan. Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer sejawat pada saat pembelajaran guna memantau proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran materi sistem hormon dengan penerapan model pembelajaran kooperatif snowball throwing. Hal-hal yang diobservasi meliputi : 1 Kondisi atau suasana belajar pada saat proses belajar mengajar. 2 Keaktifan siswa saat proses belajar mengajar. 3 Ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar Dalam tindakan ini peneliti berperan sebagai partisipan aktif. Peneliti berperan secara aktif dalam proses pembelajaran sebagai observer, peneliti mencatat kondisi proses pembelajaran, hambatan dan atau masalah yang muncul. Observasi tidak hanya dilakukan oleh peneliti saja namun juga dibantu oleh observer sejawat lainnya. Penelitian menggunakan observasi terstruktur yaitu melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan catatan lapangan untuk memperoleh data secara obyektif, yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama penelitian tindakan berlangsung, reaksi dan petunjuk-petunjuk lain yang dapat digunakan sebagai bahan menganalisis dan refleksi. d. Refleksi Reflecting Refleksi dilakukan setelah selesai tahap observasi. Refleksi dilakukan dengan tujuan meninjau kembali proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, menemukan kelebihan dan kekurangannya sehingga dapat diperbaiki dan ditingkatkan di siklus II. Refleksi dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Guru sebagai pelaku tindakan dapat memberikan saran dan masukkan dalam penerapan metode dan pelaksanaan proses pembelajaran, sedangkan peneliti bisa menyimpulkan dari hasil analisis observasi.

2. Rancangan Penelitian Siklus 2

a. Perencanaan Planning 1 RPP dan Silabus yang sudah dibuat diperbaiki berdasarkan dari refleksi siklus I 2 Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa dan soal-soal test. 3 Mempersiapkan media pembelajaran presentasi powerpoint yang akan digunakan dalam membantu penyampaian materi pembelajaran. 4 Memberikan media pembelajaran dan LKS kepada guru pelaksanaan tindakan. b. Tindakan Acting Pada pelaksanaan tindakan tahap pada siklus II secara keseluruhan hampir sama dengan tindakan siklus I , yang membedakan adalah materi pelajaran. Materi pelajaran pada siklus I adalah pengertian, struktur dan fungsi hormon dalam sistem hormon pada manusia. Materi pelajaran dalam siklus II adalah Kelainan atau gangguan pada hormon yang berkaitan dengan sistem koordinasi. Personil kelompok siswa siklus I dan siklus II berbeda agar semua siswa dalam kelas dapat bekerjasama dengan baik dengan semangat dan saling memberi motivasi. Pemilihan kelompok pada siklus II berdasarkan hasil post-test pada siklus I. c. Observasi Observing Kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I. Observer melakukan pengamatan proses pembelajaran dan kegiatan diskusi, memberikan penilaian berdasarkan pada lembar observasi. Pada observasi siklus II observer juga mengamati tentang kondisi atau suasana belajar pada proses pembelajaran, keaktifan siswa saat proses belajar mengajar, ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan motivasi belajar siswa pada saat proses belajar mengajar. d. Refleksi Reflecting Refleksi dilakukan setelah selesai tahap observasi dilakukan sebagai evaluasi atas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi dilakukan dengan tujuan meninjau kembali apa yang sudah dilakukan terkait dengan berhasil atau tidaknya tindakan pada siklus II dan siklus I dan mengidentifikasi ketercapaian target penelitian berdasarkan hasil tindakan yang diperoleh. Refleksi dilakukan oleh peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Refleksi dilakukan dengan mengolah data hasil observasi siklus II dan menganalisisnya sehingga diketahui keberhasilan penerapan metode serta kelemahannya. Guru sebagai pelaku tindakan dapat memberikan saran dan masukkan dalam penerapan metode dan pelaksanaan proses pembelajaran, sedangkan peneliti bisa menyimpulkan dari hasil analisis observasi. Diharapkan pada siklus II ini, target capaian yang ditetapkan dalam indikator penelitian sudah tercapai.

3. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penilaian yang dilakukan pada seluruh siklus guna melihat keberhasilan penerapan metode dan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mengukur peningkatan motivasi siswa menggunakan angket kuisioner respon siswa, penilaian dari lembar observasi dan untuk mengukur hasil belajar kognitif menggunakan post-test. Selain itu dilakukan wawancara agar memperoleh informasi secara langsung kepada siswa terkait proses pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 34

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman pada materi sistem imun.

0 1 280

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi ekosistem.

1 6 289

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Haryani.

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU Listia Ariska

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

0 0 17