C. Prinsip-prinsip Mengajar
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Guru harus berhadapan dengan siswa yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan
untuk menuju kedewasaan, dan diharapkan kelak menjadi manusia dewasa yang sadar tanggung jawab terhadap diri sendiri, berpribadi, dan bermoral.
Ada dua
pendapat tentang
prinsip-prinsip mengajar
yang dikemukakan disini Slameto, 2006. Pendapat yang pertama, menyimpulkan
sepuluh prinsip seperti berikut; 1 perhatian, 2 aktivitas, 3 apersepsi, 4 peragaan, 5 repetisi, 6 korelasi, 7 konsentrasi, 8 sosialisasi, 9
individualisasi, dan 10 evaluasi. Pendapat yang kedua oleh Mursel dalam
Slameto 2006, disimpulkan enam prinsip, yaitu 1 konteks, 2 fokus, 3
sosilisasi, 4 individulisasi, 5 sekuense dan 6 evaluasi. Prinsip-prinsip mengajar tersebut di atas kemudian dirumuskan
secara umum, yang harus dijadikan pegangan guru untuk melaksanakan proses belajar mengajar menurut Uno 2006 adalah sebagai berikut:
1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa
yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar
mengajar berlangsung harus diketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini disebut entry behavior, yang dapat diketahui diantaranya
dengan melakukan pre-test. 2.
Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi
kehidupan. Hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. Setiap
individu mempunyai kemampuan potensial seperti bakat dan intelegensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
4. Kesiapan readiness dalam belajar sangat penting dijadikan landasan
dalam mengajar. Kesiapan adalah kapasitas kemampuan potensial baik bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. Apabila siswa
siap untuk melakukan proses belajar, hasil belajar dapat diperoleh dengan baik. Sebaliknya, jika tidak siap, tidak akan diperoleh hasil yang
baik. Oleh karena itu, pengajaran dilaksanakan kalau individu mempunyai kesiapan.
5. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa. Tujuan pengajaran merupakan
rumusan tentang perubahan perilaku apa yang diperoleh setelah proses belajar mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, siswa
termotivasi untuk belajar, dan agar mudah diketahui maka harus dirumuskan secara khusus.
6. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli
psikologi berpendapat belajar itu harus bertahap dan meningkat. Oleh karena itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat
gradual, yaitu a dari sederhana kepada yang kompleks, b dari konkrit kepada yang abstrak, c dari umumgeneral kepada yang kompleks, d
dari yang sudah diketahuifakta kepada yang tidak diketahui konsep
yang bersifat abstrak, e dengan menggunakan prinsip induksi kepada deduksi atau sebaliknya, f sering menggunakan reinforcement
penguatan.
D. Motivasi Belajar