Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di era modern ini telah menyentuh pada semua aspek kehidupan manusia, tak terkecuali bidang pendidikan. Pemerintah dewasa ini khususnya Departemen Pendidikan Pendidikan Nasional berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi Arikunto, 2006. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesa dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia antara lain peningkatan mutu pendidik dan peserta didik, perbaikan kurikulum dan peningkatan sarana dan prasarana Hamalik, 2005. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menggunakan pembelajaran aktif dimana siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa menggunakan kemampuannya untuk mempelajari berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Dari hal tersebut siswa dituntut untuk mendengar, melihat, menyampaikan ide pendapat dan mendiskusikannya dengan orang lain, sehingga dapat memecahkan masalah sendiri dan melaksanakan tugas berdasarkan pada pengetahuan yang telah mereka miliki. Secara tidak langsung siswa dapat mencapai optimalisasi perkembangannya baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor Wiraatmaja, 2008. Guru sebagai komponen penting dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran Wenno, 2008. Dalam pelaksanaannya, diperlukan strategi pembelajaran yang mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Pembelajaran secara konvensional dewasa ini dinilai tidak efisien untuk meningkatkan hasil belajar. Walaupun tidak secara menyeluruh dihapuskan, namun akan lebih baik jika dikolaborasikan dengan model pembelajaran terbaru yang inovatif. Selain untuk membuat siswa menjadi lebih bergairah untuk belajar, siswa juga dipacu untuk menjadi pembelajar yang mandiri dan dapat memecahkan masalah dengan memberi solusi atau ide-ide yang cemerlang. Dengan demikian, siswa dapat mengapresiasikan kompetensi yang dimiliki. Saat ini para ilmuan dan praktisi pendidikan semakin gencar untuk memproklamirkan strategi dan model-model pembelajaran yang dianggap dapat mendongkrak hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri adalah model pembelajaran kooperatif snowball throwing. Selain itu berdasarkan hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa hasil belajar Biologi, tidak jarang ditemukan adanya keluhan dari guru karena siswa sulit untuk memahami materi pelajaran yang disajikan secara utuh oleh guru. Hal itu ditinjau berdasarkan hasil belajar siswa pada 1 tahun terakhir dalam materi sistem koordinasi manusia. Di kelas XI IPA 3 pada standar kompetensi tertentu, guru menemui kesulitan dalam membentuk konsep pikir dan wawasan siswa, misalnya pada materi sistem koordinasi manusia. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru, ia mengatakan bahwa untuk materi sistem hormon manusia memang sulit karena materi tersebut banyak istilah ilmiah yang sulit untuk dipahami, materinya cukup banyak sehingga siswa sulit untuk mengerti atau memahami materi tersebut selain itu siswa juga kurang suka dengan materi biologi karena bersifat hafalan. Hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 76 pada semester genap tahun pelajaran 20132014 dalam materi sistem regulasi atau koordinasi berjumlah 12 orang siswa dari 34 orang siswa dengan rata-rata nilai 56,73. Sedangkan ketuntasan belajar yang diperoleh yaitu sebesar 30,57. Rendahnya hasil belajar siswa-siswi kelas XI IPA 3 pada semester genap disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: pada saat proses belajar mengajar metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru Biologi hanyalah metode konvensional yaitu ceramah sehingga siswa merasa jenuh, diskusi kurang menarik karena bersifat teoritis, faktor keterlibatan siswa yang belum optimal disebabkan karena terbatasnya waktu kegiatan pembelajaran. Selain itu juga karena kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran biologi di kelas. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita Uno, 2007. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak guru masih menggunakan pembelajaran konvensional ceramah. Siswa hanya mendengar dan mencatat. Oleh karena itu penggunaan model dan strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi diharapkan akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada siswa, model pembelajaran kooperatif cocok untuk siswa-siswa Sekolah Menengah Atas SMA dimana siswa pada model pengajaran ini para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang saling bekerja sama satu dan lainnya dalam mempelajari materi pelajaran sehingga suasana kelas lebih aktif. Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat bebagai tipe yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. Salah satu tipe pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa adalah snowball throwing. Snowball throwing merupakan suatu inovasi baru dalam tipe pembelajaran yang penggunaannya dilandasi dari hasil belajar dan motivasi siswa yang tidak meningkat pada saat menggunakan tipe-tipe pembelajaran sebelumnya. Penggunaan snowball throwing dikarenakan tingkat kesulitan pada materi sistem koordinasi manusia terutama pada submateri sistem hormon cukup tinggi sehingga dalam memahami materi dibutuhkan kerjasama antar siswa untuk saling mendukung satu sama lain. Keterkaitan materi dengan model pembelajaran snowball throwing adalah materi sistem hormon merupakan materi yang tidak dapat dilihat secara kasat mata proses terjadinya. Snowball throwing merupakan model pembelajaran kooperatif yang lebih mengaktifkan siswa dalam membentuk pola pikir secara mandiri. Dalam pembelajaran, kerjasama antara siswa dapat dibentuk dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dengan membentuk kelompok-kelompok belajar dan setiap siswa bertanggung jawab akan pemahaman dirinya sendiri dan teman dalam satu kelompoknya. Iklim kelas yang terbentuk pada saat proses pembelajaran juga akan mendukung siswa agar lebih termotivasi untuk belajar karena mereka berada pada lingkungan kompetisi positif dan dituntut untuk menjadi yang terbaik serta memberikan yang terbaik untuk kelompoknya. Hal ini ditinjau dari terbentuknya interaksi antar siswa yang semakin meningkat dengan adanya model pembelajaran. Interaksi siswa dengan guru juga akan meningkat, karena guru bertindak sebagai wasit yang akan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan saat proses pembelajaran. Sehingga materi yang memiliki kesulitan yang cukup tinggi dapat dipahami oleh siswa dengan mudah dalam diskusi kelompok. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Soetomo 1993 yang menjelaskan bahwa pembelajaran dengan diskusi dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing termasuk kemampuan mengemukakan ide-ide baru, membantu siswa untuk dapat menilai dirinya sendiri, teman-temannya dan juga melalui diskusi siswa dapat dilatih untuk menghargai pendapat teman. Proses belajar mengajar pada SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta, saat ini telah mengalami perubahan dan menunjukkan apresiasi yang baik terhadap kualitas belajar di kelas. Namun, pihak sekolah terus berusaha untuk mengoptimalisasi seluruh potensi yang dimiliki oleh sekolah, misalnya dengan transformasi secara kontinyu terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru dalam perannya sebagai pengajar selain memperhatikan pencapaian kriteria ketuntasan minimal sebagai salah satu syarat akademik, juga memprioritaskan kebutuhan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis perlu untuk menerapkan model pembelajaran snowball throwing pada materi sistem hormon manusia. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dan penguasaan konsep terhadap materi yang telah ada sebagai pengetahuan dasar mereka. Dengan demikian, permasalahan ini diangkat dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta pada Materi Sistem Hormon Manusia ”.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 34

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman pada materi sistem imun.

0 1 280

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi ekosistem.

1 6 289

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Haryani.

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU Listia Ariska

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

0 0 17