Deskripsi Pelaksanaan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas PTK dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dalam pembelajaran materi sistem hormon manusia ini telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Depok, Yogyakarta pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pada tanggal 6 Maret sampai 2 April 2015. Data pada penelitian ini merupakan data kuantitatif yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Data diperoleh dari hasil lembar kuisioner, observasi dan hasil test akhir post-test yang berkaitan dengan materi sistem hormon manusia. Skor yang diperoleh dikonversi menjadi nilai yang kemudian diolah menjadi data deskriptif. Penelitian ini dilandasi hasil observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan guru di kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, maka peneliti melakukan perancangan penelitian tindakan kelas PTK. Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan 2 kali yaitu pada saat siswa berada di kelas XI IPA 3. Observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Januari 2015 dan hari Kamis, 29 Januari 2015. Observasi dilakukan untuk meninjau kembali hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Pak Drs. Agus Sartono sebagai guru biologi. Dalam penelitian ini jumlah siswa kelas XI IPA 3 pada tahun ajaran 20142015 sebanyak 34 orang dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 26 orang. Dalam observasi ini ada 3 hal yang di observasi yaitu guru, siswa dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi : a. Observasi Guru Observasi guru pada observasi pertama, guru memberikan salam dan memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya guru memberi pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tanya jawab yang dilakukan merupakan apersepsi yang bertujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya dan merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan materi dengan metode ceramah. Selama menjelaskan materi pembelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk mencari jawaban di sumber belajar dan untuk merangsang pengetahuan mereka. Namun demikian hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan guru tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru kurang memotifasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. b. Observasi Siswa Observasi siswa ditinjau dari perilaku siswa selama proses pembelajaran baik pada observasi pertama maupun kedua tampak bahwa ada siswa mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian namun ada pula siswa yang tidak memperhatikan. Hal ini ditinjau selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru memasuki kelas banyak siswa yang masih sibuk sendiri dan tidak memberi salam. Setelah ketua kelas memberi komando semua siswa siap memberi salam. Sebelum pembelajaran dimulai siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah mempersiapkan diri, siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan. Pada saat penjelasan materi, terdapat siswa yang mendengarkan penjelasan dengan baik namun ada pula yang kurang fokus terhadap materi yang diajarkan, misalnya terdapat siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri dan berbicara sendiri dengan teman sebangkunya bahkan ada beberapa siswa yang tidur pada saat proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan pertanyaan tidak semua siswa menanggapi dengan antusias, sehingga yang menanggapi pertanyaan guru hanya siswa “itu-itu saja”. Pada pembelajaran siswa cenderung pasif. Hal ini dikarenakan siswa merasa jenuh dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang digunakan guru. Pada saat siswa diminta untuk menuliskan jawaban terkait pertanyaan yang diberikan guru siswa cenderung diam. Selain itu, tidak semua siswa mencatat hal-hal penting sewaktu diberikan penjelasan. Sehingga hal- hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki keinginan dan kebutuhan akan belajar. Menurut peneliti kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran dan metode ceramah yang dilakukan guru tersebut. Dengan kata lain tidak ada kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui selama ini guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, diskusi dan latihan soal. Selain itu penggunaan metode ceramah dirasa guru dapat membuat penyelesaian materi pembelajaran yang harus disampaikan pada siswa menjadi lebih cepat. Sehingga pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah guru memberikan penjelasan materi kepada siswa, kemudian untuk menguji pemahaman terhadap pembelajaran guru memberikan soal kepada siswa. Akan tetapi metode yang diterapkan guru dirasa masih belum begitu membantu siswa untuk memahami materi sistem hormon manusia. Hal ini dikarenakan materi sistem hormon manusia memiliki konsep-konsep yang abstrak dengan adanya tuntutan agar siswa memahami keterkaitan struktur, fungsi, cara kerja serta proses regulasi dan kelainan penyakit pada sistem hormon. Konsep-konsep ini dikatakan abstrak dikarenakan tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan melihat dari sikap siswa yang cenderung tidak fokus memperhatikan pembelajaran dan sibuk sendiri. c. Observasi kelas Observasi kelas pada pertemuan pertama dan kedua secara fisik ruang kelas XI IPA 3 sangat memadai untuk proses belajar mengajar dengan jumlah siswa 34 anak. Fasilitas yang disediakan di kelas adalah papan tulis, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa, papan mengumuman, LCD dan viewer. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik dengan adanya lampu dan banyaknya jendela yang dapat dimasuki oleh sinar matahari. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran karena terletak cukup jauh dari jalan raya. Ruangan kelas memiliki sirkulasi udara dan ruang gerak yang agak leluasa. Hal ini membuat siswa menjadi nyaman dalam belajar.

B. Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 34

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman pada materi sistem imun.

0 1 280

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi ekosistem.

1 6 289

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Haryani.

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU Listia Ariska

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

0 0 17