Motivasi Belajar KAJIAN PUSTAKA

yang bersifat abstrak, e dengan menggunakan prinsip induksi kepada deduksi atau sebaliknya, f sering menggunakan reinforcement penguatan.

D. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi. Motive sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak Echols, dkk, 2005. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan Suryobroto, 2005. Secara serupa Winkel 2008 mengemukakan bahwa motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin keberlangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan Winkel, 2008. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya Palardy, 1975. Secara garis besar, motiasi dapat dibedakan menjadi dua 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivassi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu tanpa ada ransangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar individu. Motivasi belajar secara intrinsik memandang bahwa segala tindakan manusia termasuk belajar karena terdapat tanggungjawab internal pada diri manusia itu. Manusia termasuk makhluk yang baik : tinggi tanggungjawabnya, suka bekerja termasuk belajar, selalu ingin berprestasi. Berarti dalam diri manusia sebenarnya terdapat dorongan-dorongan yang kuat untuk belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik perlu diberikan tak lain karena seorang senantiasa berada dalam keadaan menetap. Bisa terjadi, seorang yang mempunyai motivasi belajar intrinsik yang demikian tinggi tiba-tiba melemah. Supaya melemahnya motivasi intrinsik ini tidak sampai berada pada tingkatan yang sangat rendah, perlu dikontrol dengan menggunakan motivasi ekstrinsik Surya, 2008. Secara konseptual, motivasi berkaitan erat dengan prestasi atau hasil belajar. Pembelajar yang tinggi motivasi, umumnya baik dalam perolehan hasi belajar. Sebaliknya, Pembelajar yang rendah motivasinya rendah pula perolehan hasil belajarnya Sudirman, 2011. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama Suprijono, 2009 . Indikator motivasi belajar menurut Uno 2007 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. Suprijono 2009 mengungkapkan motivasi berhubungan erat dengan tujuan belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi: 1. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar. 2. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. 3. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan belajar tersebut. Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dari dalam diri siswa maupun dari orang lain yang bisa membuat siswa untuk berusaha mendapat pencapaian yang lebih dari sebelumnya, perubahan itu tercermin dari perubahan tingkah laku siswa. Dengan memberikan dorongan kepada siswa maka akan menumbuhkan kepercayaan diri, semangat, dan bisa membuat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik dan terkontrol. Motivasi merupakan hal penting dalam memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan Surya, 2004.

E. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 34

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman pada materi sistem imun.

0 1 280

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi ekosistem.

1 6 289

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Haryani.

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU Listia Ariska

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

0 0 17