Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

c. Observasi kelas Observasi kelas pada pertemuan pertama dan kedua secara fisik ruang kelas XI IPA 3 sangat memadai untuk proses belajar mengajar dengan jumlah siswa 34 anak. Fasilitas yang disediakan di kelas adalah papan tulis, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa, papan mengumuman, LCD dan viewer. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik dengan adanya lampu dan banyaknya jendela yang dapat dimasuki oleh sinar matahari. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran karena terletak cukup jauh dari jalan raya. Ruangan kelas memiliki sirkulasi udara dan ruang gerak yang agak leluasa. Hal ini membuat siswa menjadi nyaman dalam belajar.

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Planning Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus pertama yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal pre-test dan post-test serta kunci jawabannya dan lembar observasi untuk siswa. b. Pelaksanaan Acting Penelitian pada siklus pertama dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 6, 17 dan 19 Maret 2015 di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1, Depok, Sleman, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh seluruh siswa, pertemuan kedua diikuti oleh 32 siswa karena 2 orang siswa sedang mengikuti olimpiade biologi dan pada perteman ketiga diikuti oleh 34 siswa. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa, mengecek kesiapan siswa sebelum pembelajaran, siswa mengerjakan soal pre-test dengan bentuk pilihan ganda dan essay untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi yang yang dipelajari. Hasil pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.1. dibawah ini : Tabel 4.1. Hasil Pre-test siswa No. Hasil Pre-test Nilai 1. Nilai Rata-rata 21,88 2. Nilai Tertinggi 47 3. Nilai Terendah 4 Setelah mengerjakan soal pre-test, kemudian peneliti memberi apersepsi dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari. Pada tahap inti pembelajaran berlangsung peneliti membagikan siswa dalam kelompok diskusi, setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan LKS pada setiap kelompok dan siswa mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok. Siswa mengerjakan berdiskusi dan mengerjakan LKS dapat dilihat pada Gambar 4.1. dibawah ini : Gambar 4.1. Siswa berdiskusi dalam mengerjakan LKS Setelah berdiskusi kemudian peneliti meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, setelah itu peneliti memberikan tugas untuk membaca materi yang akan di pelajari dipertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama waktu pembelajaran sangat singkat yaitu hanya 1 jam 30 menit sehingga pembelajaran berlangsung cepat. Pada pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan snowball throwing secara berkelompok yang bertujuan untuk menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Setelah melakukan snowball throwing peneliti memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan dan memberi materi sebagai bentuk klarifikasi terhadap model pembelajaran snowball throwing yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga yaitu akhir siklus pertama siswa mengerjakan soal post-test dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay sama seperti bentuk soal pre- test. Soal post-test bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran yang akan dikonversi menjadi hasil belajar. c. Observasi Observing Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain snowball throwing dan selama mengerjakan soal, peneliti sekaligus melakukan observasi. Selain itu, pengamatan dilakukan dengan bantuan observer. Tugas yang dilakukan oleh observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa. Observasi siswa dilakukan secara individu. Pada lembar observasi terdapat 8 aspek kategori afektif kemudian skor yang harus diisi observer dan peneliti dalam rentang skala 1,2,3,4. Skala tersebut diisi sesuai dengan pernyataan pada lembar observasi. Berdasarkan skala tersebut didapatkan total maksimal adalah 32. Pada siklus I terdapat 3 kali pertemuan namun lembar observasi hanya dilakukan sekali tetapi pada 2 kali pertemuan. Hasil observasi terdapat di Lampiran 25. Observasi ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus pertama adalah siswa memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi, mencatat apa yang disampaikan peneliti dan siswa aktif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti maupun aktif bertanya pada peneliti. Sedangkan kekurangan siswa selama peneliti melakukan observasi adalah dari pihak siswa masih ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak aktif pada saat guru menyampaikan materi. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih terlalu cepat dan kurang memanfaatkan papan tulis. d. Refleksi Reflecting Refleksi dilakukan dengan melihat hasil test siklus pertama, peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sudah mencapai target 70 siswa mencapai KKM, karena pada siklus 1 yang lulus adalah 73,52. Meskipun sudah mencapai target namun nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah. Dimana dapat dilihat dari nilai rata- rata post-test siklus pertama adalah 73. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam mengerjakan soal pilihan ganda dimana pada soal pilihan ganda terdapat banyak nama ilmiah yang membuat siswa kesulitan untuk membedakan 1 dan lainnya, fungsi dari masing-masing hormon, serta memahami bentuk soal essay. Sedangkan untuk hasil kuisioner dan observasi pada siklus I terlihat bahwa siswa termotivasi saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan hasil motivasi untuk kategori sangat tinggi dan tinggi dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94 termotivasi kategori sangat tinggi dan tinggi. Dari hasil tersebut terlihat bahwa siswa sangat termotivasi dengan pembelajaran yang dilakukan sehingga motivasinya tinggi. Siswa saat mengerjakan Post-test dapat dilihat pada Gambar 4.2. dibawah ini : Gambar 4.2. Siswa Saat Mengerjakan Post-test

2. Siklus II

Siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari empat bagian yaitu rancangan kegiatan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Planning Pada rencana yang dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua yaitu menyiapkan silabus, RPP, LKS, soal post-test serta kunci jawabannya dan lembar observasi untuk siswa. b. Pelaksanaan Acting Pada siklus kedua dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 20 dan 31 Maret serta 2 April 2015 di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1, Depok, Sleman, Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Pertemuan pertama diikuti oleh 33 siswa karena 1 orang siswa sedang sakit. Pada pertemuan kedua dan ketiga diikuti oleh 34 siswa. Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa, mengecek kesiapan siswa sebelum pembelajaran, kemudian guru memberi apersepsi dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari pada siklus II. Pada tahap inti pembelajaran berlangsung dengan siswa mengerjakan LKS secara berkelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Setelah berdiskusi kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain menanggapi, setelah itu guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya. Pada pertemuan pertama yang bertepatan dengan hari ulang tahun yogyakarta dimana seluruh siswa maupun guru dan peniliti memakai kebaya sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung sangat singkat dengan waktu pembelajaran yaitu hanya 1 jam sehingga pembelajaran berlangsung cepat. Pada pertemuan kedua siswa melakukan kegiatan snowball throwing secara berkelompok yang bertujuan untuk menimbulkan motivasi siswa dengan cara bersaing secara positif. Setelah melakukan snowball throwing guru memberikan tanggapan mengenai kegiatan yang telah dilakukan dan memberi materi sebagai bentuk klarifikasi terhadap model pembelajaran snowball throwing yang telah dilakukan. Pada pertemuan ketiga yaitu akhir siklus pertama siswa mengerjakan soal post-test dengan bentuk soal pilihan ganda dan essay. Soal post-tes pada siklus kedua berbeda dengan siklus pertama dimana pada siklus pertama materi yang diajarkan adalah tentang pengertian, perbedaan sistem hormon dan sistem saraf, struktur, jenis-jenis kelenjar endokrin, fungsi masing-masing kelenjar endokrin, letak kelenjar endokrin, cara kerja hormon dan proses regulasi sistem hormon sedangkan pada siklus kedua materi yang disampaikan peneliti adalah tentang kelainan dan atau penyakit-penyakit yang terjadi pada kelenjar endokrin beserta hormon yang dihasilkan dari masing-masing kelenjar tersebut. Sama seperti pada siklus I post-test pada siklus II juga bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran yang akan dikonversi menjadi hasil belajar. c. Observasi Observing Selama pelaksanaan pembelajaran, diskusi kelompok, bermain snowball throwing dan selama mengerjakan soal, peneliti sekaligus melakukan observasi. Selain itu, pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan bantuan observer. Tugas yang dilakukan oleh observer adalah memantau apakah peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran atau tidak dan mengamati aktivitas siswa. Hasil observasi ditulis di lembar observasi siswa. Sama seperti pada siklus I, siklus II juga terdapat 3 kali pertemuan namun lembar observasi hanya dilakukan sekali tetapi pada 2 kali pertemuan. Hasil observasi terdapat di Lampiran 25. Observasi ini dilakukan sebagai bahan refleksi dalam pelaksanaan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dapat ditinjau kelebihan selama pengamatan pada siklus pertama adalah siswa memperhatikan peneliti selama menyampaikan materi, mencatat apa yang disampaikan peneliti dan siswa aktif dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti maupun aktif bertanya pada peneliti. Sedangkan kekurangan selama peneliti melakukan observasi baik dari pihak siswa maupun dari pihak peneliti adalah dari pihak siswa masih ada beberapa siswa yang tidak fokus dan tidak aktif pada saat guru menyampaikan materi. Sedangkan dari pihak peneliti, nada bicara peneliti masih terlalu cepat. d. Refleksi Reflecting Kesulitan siswa pada siklus II sudah berkurang, siswa lebih terlihat antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Dalam diskusi kelompok kecil siswa dapat saling berbagi pengetahuan. Berdasarkan hasil test siswa pada siklus kedua peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa sudah menyapai target 70 karena pada siklus 2 yang tuntas mencapai KKM sebesar 85,29. Dimana dilihat dari nilai rata-rata post-test pada siklus kedua adalah 79, ada peningkatan sebesar 11,77 dan sudah mencapai target yang ditentukan, yaitu sebesar 70. Adapun kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam mengerjakan soal essay terutama soal analisis dan penerapan. Sedangkan hasil lembar kuisioner menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi terhadap materi sistem hormon manusia yang menggunakan model pembelajaran tipe snowball throwing. Meningkatnya motivasi dan hasil belajar siswa karena adanya ketertarikan dan rasa senang siswa terhadap pembelajaran dengan model snowball throwing. Selain itu siswa juga merasa percaya diri dan berusaha untuk menjawab soal snowball throwing dengan benar agar mendapat point sebanyak-banyaknya, sehingga kelompok diskusinya menang. Kemudian meningkatnya motivasi siswa juga karena adanya kompetisi dalam kelompok saat melakukan pembelajaran dengan menggunakan snowball throwing. Penelitian yang dilakukan di akhir di siklus kedua karena sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 70 siswa mencapai KKM dengan nilai rata-rata kelas adalah 79, selain hasil motivasi siswa juga sudah melebihi target yang ditentukan. Penelitian yang dilakukan sudah berhasil karena telah memenuhi target yang diharapkan. Sedangkan untuk hasil kuisioner dan observasi pada siklus II terlihat bahwa rata-rata siswa termotivasi saat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan hasil motivasi untuk kategori sangat tinggi dan tinggi dapat dilihat persentase motivasi sebesar 94 dengan termotivasi kategori tinggi. Siswa sangat termotivasi dengan pembelajaran yang dilakukan sehingga motivasinya meningkat menjadi sangat tinggi.

C. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING PADA MATA PEMBELAJARAN IPA MATERI PROSES DAUR AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 2 34

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada materi sistem reproduksi manusia.

2 21 232

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 1 Prambanan Sleman pada materi sistem imun.

0 1 280

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi ekosistem.

1 6 289

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STRUKTUR BUMI Haryani.

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TALAMAU Listia Ariska

0 1 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

0 22 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI

0 0 17