41
Tanpa menguji secara detail yurisprudensi Pengadilan terkait dengan “berdasarkan hukum”, adalah cukup dalam konteks ini untuk menunjukkan bahwa permintaan
penyadapan telephon harus mempunyai dasar dalam hukum domestik, suatu hukum yang tidak hanya harus “dapat diakses” tetapi juga “dapat diduga” seperti “maksud dan
sifat dari tindakan-tindakan yang dapat diterapkan”. Dengan kata lain, Pasal 8 ayat 2 Konvensi Eropa manyatakan “tidak hanya merujuk kembali pada hukum domestik tetapi
juga berhubungan dengan kualitas hukum, mensyaratkan adanya kesesuaian dengan rule of law
. Artinya, secara khusus, “bahwa harus ada suatu tindakan perlindungan hukum dalam hukum domestik atas campur tangan yang sewenang-wenang dari otoritas publik dengan
hak-hak yang djamin oleh “ Pasal 8 ayat 1, karena, khususnya “ketika suatu kekuasaan eksekutif berlangsung secara rahasia, resiko kesewenang-wenangan adalah jelas.”
Meskipun syarat atas dapat diduga tidak berarti bahwa seorang individu harus mampu untuk menduga ketika otoritas mungkin menyadap komunikasinya maka dia dapat
menyesuaikan tingkah lakunya yang sesuai. Akan tetapi hukum harus “cukup jelas dalam hal memberikan warga negara suatu indikasi yang layak seperti kondisi yang bagaimana
dan kondisi yang dimana otoritas publik berdaya untuk menggunakan kerahasiaan ini dan secara potensial campur tangan yang berbahaya terhadap hak untuk menghormati
kehidupan pribadi dan korespondensi. Syarat perlindungan hukum menyiratkan, dalam kata lain, bahwa hukum domestik harus menyediakan kecukupan perlindungan hukum
atas terjadinya pelanggaran, contohnya, dimana hukum mempertimbangkan suatu diskresi kekuasan atas kepentingan otoritas, hukum harus juga “menjelaskan cakupan diskresi
tersebut”.
b. Penggeledahan
13
Larangan penggeledahan sewenang-wenang djamin dalam Pasal 31 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menyatakan bahwa tempat kediaman siapapun tidak
boleh diganggu, yakni menginjak atau memasuki suatu pekarangan tempat kediaman atau memasuki suatu rumah bertentangan dengan kehendak orang yang mendiaminya, hanya
diperbolehkan dalam hal-hal yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Sementara itu, terdapat ketentuan-ketentuan di dalam KUHAP yang berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap penggeledahan yang sewenang-wenang. Berdasarkan
Pasal 33 KUHAP, penggeledahan dilakukan dengan surat jin ketua pengadilan negeri setempat dengan dapat memasuki rumah, yang setiap kali memasuki rumah harus
13 Ketentuan tentang penggeledahan terdapat dalam KUHAP diantaranya mengatur tentang penggeledahan rumah dan
penggeledahan badan. Pengertian penggeledahan badan dan rumah diatur dalam Pasal 1 angka 17 dan 18 KUHAP, yang kemudian djabarkan dalam Pasal-Pasal dibawahnya. Pasal 7 huruf d memberikan kewenangan kepada penyidik
untuk melakukan penggeledahan, dan juga Pasal 32 untuk kepentingan penyelidikan, penyidik dapat melakukan penggeledehan rumah, pakaian, dan badan menurut tata cara yang ditentukan dalam KUHAP.
42
disaksikan oleh 2 orang saksi dalam hal tersangka atau penghuni menyetujuinya atau disaksikan kepala desa atau ketua lingkungan disaksikan dua orang saksi dalam hal
tersangka atau penghuni menolak atau tidak hadir, dan dalam dua hari harus dibuat berita acara penggeledahan tersebut dan turunannya disampaikan kepada penghuni
rumah tersebut. Dalam hal dalam waktu mendesak tidak mungkin didapatkan surat jin dari pengadilan, Pasal 34 menyatakan, penyidik dapat melakukan penggeledahan pada
halaman rumah tersangka bertempat tinggal, berdiam atau ada dan yang ada diatasnya, pada setiap tempat lain tersangka bertempat tinggal, berdiam atau ada, ditempat tindak
pidana dilakukan atau ada bekasnya, ditempat penginapan atau tempat umum lainnya. Pasal 34 ayat 2 menyatakan, dalam penggeledahan tanpa surat jin tersebut, penyidik
tidak diperkenankan memeriksa atau menyita surat, buku dan tulisan lain yang tidak merupakan benda yang berhubungan dengan tindak pidana yang bersangkutan.
Pasal 37 KUHAP menyatakan dalam pada waktu menangkap tersangka, penyelidik hanya berwenang melakukan penggeledahan pakaian termasuk benda, yang dibawa serta apabila
terdapat dugaan keras dengan alasan yang cukup bahwa pada tersangka tersebut terdapat benda yang dapat disita. Penyidik juga berwenang untuk melakukan penggeledahan
pakaian dan badan tersangka.
Hukum HAM internasional tidak menyediakan secara detail aturan tentang keabsahan penggeledahan, tetapi dalam konteks ini jurisprudensi pengadilan Eropa menyediakan
sejumlah panduan. Berdasarkan Komentar Umum, dinyatakan bahwa penggeledahan terhadap rumah seseorang harus dibatasi hanya pada penggeledahan untuk mencari bukti-
bukti yang diperlukan dan tidak diperbolehkan sampai pada tindak pelecehan. Berkaitan dengan penggeledahan pribadi dan tubuh seseorang, harus djamin adanya langkah-
langkah yang efektif terhadap tindak penggeledahan tersebut agar dilakukan dengan cara yang sesuai dengan martabat orang-orang yang digeledah tersebut. Orang-orang
yang menjadi subyek penggeledahan tubuh oleh aparat negara, atau petugas medis yang bertindak atas permintaan negara, hanya dapat diperiksa oleh orang-orang yang memiliki
jenis kelamin yang sama.
Penting untuk dicatat, bahwa dalam berbagai kasus tidak terkait dengan pengeluaran surat jaminan penggeledahan oleh polisi tetapi pemberian surat penggeledahan
untuk suatu pihak privat dalam prosedur kasus perdata. Dalam Kasus Chappel
14
, dimana tidak terkait dengan kasus kriminal tetapi tentang hak cipta, Pengadilan Eropa telah menguji kesesuaian dengan Pasal 8 Konvensi Eropa tentang penggeledahan yang dilakukan
di tempat-tempat usaha pemohon penggugat untuk tujuan mengamankan bukti untuk membela hak cipta penggugat terhadap pelanggaran yang tidak sah. Pemerintah menerima
bahwa ada suatu campur tangan dalam pelaksanaan hak-hak pemohon penggugat untuk
14 Chappell v UK, A. 152 1989 12 EHRR 1
43
melindungi kehidupan pribadi dan rumahnya, dan pemohon setuju bahwa penggeledahan sah berdasarkan Pasal 8 ayat 2 untuk perlindungan “hak-hak orang lain”.
Standar yang digunakan Pengadilan adalah apakah tindakan yang telah dilakukan “ sesuai dengan hukum” dan apakah “diperlukan dalam masyarakat yang demokratis”. Perintah
penggeledahan yang relevan yang kemudian disebut “Perintah Anton Piller”, yang merupakan perintah pengadilan lisan dimaksudkan untuk mengamankan bukti pengadilan;
itu diberikan dalam suatu permohonan ex parte tanpa memberikan pemberitahuan kepada tergugat dan tanpa didengar keterangannya.
Pengadilan kasus ini menyatakan bahwa penggeledahan didasarkan pada hukum Inggris yang memiliki dua syarat penggeledahan: dapat diakses dan dapat dilihat. Sebagaimana
dalam syarat pertama, teks hukum yang relevan dan jurisprudensi semua dipublikasikan dan kemudian dapat diakses, dan seperti yang terakhir, “syarat dan kondisi dasar untuk
pemberian penyelesaian ini adalah, pada waktu yang relevan, diletakkan dalam presisi yang cukup untuk ukuran yang “dapat diduga”.
Ketika menguji apakah tindakan terkait adalah “perlu dalam masyarakat yang demokratis”, Pengadilan menyatakan bahwa perintah disertai “dengan perlindungan
yang memperhitungkan untuk menjaga dampaknya dalam batas yang wajar”, yaitu 1 “diberikan hanya pada jangka pendek”; 2 “pembatasan ditempatkan pada waktu tersebut
dan jumlah orang-orang yang dapat terkenal dampak penggeledahan dari penggugat’. Dan kemudian 3 “setiap materi yang disita hanya dapat digunakan untuk tujuan yang
khusus”.
Pada akhirnya, pengadilan menerima bahwa ada beberapa kelemahan dalam prosedur “ketika perintah dilaksanakan, dalam hal itu, contohnya, hal itu pasti telah menggaggu Mr.
Chappel yang mengalami penggeledahan oleh polisi dan penggugat yang dilakukan pada saat bersamaan.
c. Surat Menyurat Korespondensi