PERLINDUNGAN HAK TAHANAN DAN TERPIDANA Pengantar

135 30 Menit Bagian B Diskusi Kelompok 1. Bagilah peserta menjadi empat kelompok, kemudian bagikan kepada setiap kelompok sebuah klip; 2. Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan kunci sebagai berikut: a. Apa prinsip yang dilanggar dan mengapa prinsip itu penting untuk diperhatikan? b. Bagaimana pengalaman dalam menerapkan prinsip tersebut di lapangan? c. Kesenjangan apa saja yang timbul antara prinsip dan penerapannya dalam praktik di lapangan? 3. Mintalah setiap kelompok untuk menunjuk juru bicara kelompok 60 menit Bagian C Presentasi Kelompok 1. Mintalah juru bicara kelompok untuk memaparkan hasil diskusi kelompok; 2. Mintalah tambahan penjelasan dari kelompok presenter sebelum meminta tanggapan dari kelompok yang lain; 3. Catat beberapa topik yang pentingdilematiskontroversial 90 menit Bagian D Ceramah Narasumber dan Tanya Jawab 1. Undanglah narasumber untuk memaparkan makalahnya; 2. Undanglah peserta untuk berdiskusi dengan narasumber dengan melakukan tanya jawab; 3. Catatlah hasil diskusi terkait dengan topik pentingdilematis kontroversial. 10 menit Bagian E Penutup Fasilitator Penjelasan Ringkas

1. PERLINDUNGAN HAK TAHANAN DAN TERPIDANA Pengantar

Sebagaimana tersebut di atas bahwa hak–hak atas orang yang dibatasi kebebasannya, termasuk dalam kategori ini adalah tahanan dan narapidana, harus djamin oleh Negara. Perampasan kebebasan terbagi dalam beberapa bentuk yang didalamnya mencerminkan tercakupnya keberadaan tahanan dan narapidana 47 . Bentuk-bentuk perampasan kebebasan 47 Monitoring Tempat – Tempat Penahanan: Sebuah Panduan Praktis, Jakarta: Elsam, 2007 136 tersebut adalah sebagai berikut; penangkapan, penahanan Kepolisian, penahanan Kejaksaan, penahanan Pengadilan tingkat pertama Pengadilan Negeri, Penahanan Pengadilan Tinggi tingkat Banding, Penahanan Mahkamah Agung tingkat Kasasi. Pembahasan terhadap perlunya standar untuk perlindungan tersebut mencakup standar perlakuan dan standar kondisi tahanan atau narapidana. Instrumen – instrumen yang memberikan standar dapat dipisahkan ke dalam enam kategori subyek : a instrumen yang menangani kondisi penjara; b instrumen yang melarang penyiksaan dan perlakuan buruk; c instrumen yang melarang penghukuman sewenang-wenang; d instrumen yang mendukung akses kepada pengacara dan proses peradilan; e instrumen yang mendorong substitusi bagi perampasan kemerdekaan; f instrumen yang mempromosikan perlakuan yang sesuai terhadap anak-anak yang melakukan kejahatan Standar pertama yang khusus menyangkut peradilan pidana muncul pada tahunan 1955 dengan judul “Peraturan Standar Minimum Aturan tentang Perlakuan terhadap Narapidana. Peraturan Standar ini memuat perlindungan-perlindungan yang luas dan terperinci atas kondisi isik semua orang dalam penahanan atau pemenjaraan. Deinisi dan Pengertian Dalam beberapa dokumen dan standar internasional terdapat beberapa istilah yang dipergunakan 48 : a. Penyelenggara administration berarti orang dan badan yang bertanggungjawab atas pengoperasian tempat penahanan, bila digunakan dalam standar-standar mengenai kondisi penahanan b. Penahanan administratif administrative detention berarti penahanan seseorang oleh negara tanpa tuduhan pidana terhadap orang tersebut dan tanpa kekeliruan hukum mengenai penahanan tersebut. Istilah ini menyangkut, tetapi tidak terbatas pada, orang-orang dalam penyelidikan yang belum dikenakan tuduhan pidana; orang-orang yang ditahan oleh badan-badan pemerintah yang tidak terlibat dalam penegakkan hukum pidana, seperti petuga-petugas imigrasi atau militer; orang yang ditahan dalam lembaga kesehatan mental; situasi-situasi dimana alasan penahan tidak jelas c. Penangkapan arrest tindakan perampasan kemerdekaan seseorang atas dasar wewenang pemerintah dengan tujuan menahan orang tersebut dan mengenakan tuduhan pelanggaran hukum pidana terhadapnya 48 Seri Pelatihan Profesional No. 3 Hak Asasi Manusia dan Penahanan Pra Sidang 137 d. Orang tahanan detained person adalah setiap orang yang dirampas kebebasannya oleh aparat pemerintah tanpa melalui penghukuman karena melakukan tindak pidana. Berbagai dokumen mendeinisikan tahanan berbeda, namun umumnya dokumen internasional tersebut menyebutkan tahanan untuk orang-orang yang berada pada tahap pra peradilan atau yang berada dalam tahanan administratif bukan orang telah djatuhi hukuman. e. Penahanan detention berarti kondisi ditahannya seseorang dalam penyelidikan karena telah melakukan tindakan kriminal, telah dituduh melakukan tindak pidana, atau selama persidangan; dalam penahanan administratif; atau alasan lain selain konsekuensi hukuman pidana. f. Orang yang dipenjara atau narapidana imprisoned person or prisoner adalah setiap orang yang dirampas kebebasannya oleh aparat pemerintahan sebagai konsekuensi penjatuhan hukuman karena melakukan tindak pidana. g. Institusi institution mengacu pada tempat penahanan menurut Peraturan Standar Minimum Aturan tentang Perlakuan terhadap Narapidana. h. Pengadilan atau aparat lain Judicial or authority berarti pengadilan atau aparat lain menurut hukum, yang status dan masa jabatannya harus memberikan jaminan yang paling kuat mengenai kemampuan, ketidakberpihakan dan independensi. i. Pelaku kejahatan ofender mengacu pada semua orang yang disangka melakukan tindak pidana, dapat dituntut, menunggu persidangan, dalam penahanan administratif atau ditahan untuk alasan lain termasuk pelaksanaan hukuman. j. Tempat penahanan place of detention berarti setiap tempat dimana orang tahanan ditempatkan oleh aparat pemerintahan. Selain deinisi di atas, Protokol Opsional Konvensi Anti Penyiksaan menggambarkan untuk kepentingan monitoring mendeinisikan tempat penahanan menjadi lebih umum yang mencakup penjara; kantor polisi; pusat-pusat bagi orang asing atau pencari suaka, pusat-pusat pembinaan remaja, panti-panti sosial, lembaga perawatan mental, penjara atau sel untuk anggota militer dan tempat lainnya dimana orang dapat dirampas kebebasannya. Prinsip – Prinsip Dasar Prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh para aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya menjamin Hak Asasi Manusia para tahanan tetap terpenuhi antara lain; non disikriminasi, praduga tidak bersalah, pemberitahuan alasan penangkapan dan beberapa prinsip dasar lainnya. 138 Sedangkan dalam menjamin martabat dan Hak Asasi Manusia dari para tahanan, Majelis Umum PBB dalam Resolusi No. 45111 pada 14 Desember 1990 mengadopsi ”Prinsip – Prinsip Dasar Tentang Perlakuan terhadap Tahanan yaitu: 1. Semua tahanan harus diperlakukan dengan hormat karena martabat mereka yang inheren dan karena penghargaan mereka sebagai manusia 2. Tidak boleh terdapat diskriminasi berdasarkan pada ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, keyakinan politik atau pandangan, asal usul kewarganegaraan atau sosial, kekayaan, kelahiran atau status lainnya 3. Meskipun demikian, diperlukan penghormatan terhadap keyakinan religius dan kepercayaan kultural dari suatu kelompok yang diikuti oleh para tahanan, kapanpun kondisi lokal diperlukan 4. Penjara bertanggung jawab atas pemeliharaan para tahanan dan atas perlindungan terhadap masyarakat dari kejahatan harus dilaksanakan untuk memelihara tujuan sosial negara yang lainnya dan tanggung jawabnya yang fundamental dalam memajukan kesejahteraan dan perkembangan seluruh anggota masyarakat 5. Kecuali terhadap batasan-batasan yang dapat ditunjukkan kebenarannya melalui pemenjaraan, seluruh tahanan harus mempertahankan hak asasi dan kebebasan dasar seperti yang diatur dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan dimana negara yang bersangkutan merupakan negara pihak Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik beserta Protokol Opsionalnya. Demikian juga dengan hak-hak lainnya yang diatur dalam kovenan PBB yang lainnya 6. Seluruh tahanan harus memiliki hak untuk mengambil bagian dalam aktivitas kulturalnya dan kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk pengembangan kepribadian manusia seutuhnya 7. Upaya-upaya yang ditujukan untuk penghapusan pengurungan tersendiri sebagai sebuah bentuk hukuman, atau untuk membatasi penggunaannya harus dilakukan dan didukung 8. Kondisi-kondisi harus diciptakan untuk memungkinkan para tahanan untuk melakukan pekerjaan yang dibayar secara layak, yang dapat memudahkan proses integrasi mereka kembali ke pasar tenaga kerja di negara tersebut, dan memungkinkan mereka untuk memperoleh dukungan inansial mereka dan bagi keluarganya 9. Seluruh tahanan harus memiliki akses pada sarana layanan kesehatan yang tersedia di negara tersebut tanpa diskriminasi yang didasarkan pada status hukum mereka 10. Dengan partisipasi dan bantuan dari masyarkat dan lembaga-lemabaga sosial, dan dengan tetap menghormati kepentingan para korban, kondisi yang baik harus diciptakan untuk proses reintegrasi dari bekas tahanan tersebut ke masyarakat pada situasi-situasi yang paling mungkin 11. Prinsip-prinsip tersebut diatas harus diterapkan secara imparsial. Dengan adanya prinsip tersebut diatas, maka diharapkan aparat penegak hukum mampu menerjemahkan prinsip tersebut dalam tugasnya. Prinsip di atas berkaitan dengan Standar Minimum Aturan Untuk Perlakuan bagi Tahanan dan Narapidana 139

2. HAK – HAK TAHANAN DAN NARAPIDANA