131
mereka takut dan mengikuti permintaan – permintaan penyiksa
41
. Hingga akhirnya upaya perlindungan kepada individu yang dirampas kebebasannya melahirkan berbagai
instrumen yang tersebut diatas.
2. Deinisi Penyiksaan
Konvensi Anti Penyiksaan pada Pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud “penyiksaan” berarti setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga menimbulkan rasa sakit atau
penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari orang itu atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatan
yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh orang itu atau orang ketiga, atau mengancam atau memaksa orang itu atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan yang didasarkan pada diskriminasi,
apabila rasa sakit dan penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan, atau sepengetahuan pejabat pemerintah. Hal itu tidak meliputi rasa sakit atau penderitaan yang
timbul hanya dari, melekat pada, atau diakibatkan oleh sanksi hukum yang berlaku.
Penyiksaan adalah setiap tindakan yang padanya mengakibatkan penderitaan isik dan mental yang ditujukan secara khusus pada seseorang, selain itu melekat di dalamnya dan
sengaja dilakukan sebagai hukuman bagi pelanggaran hukum
42
. Sedangkan tindakan yang menyakitkan ill treatment diartikan sebagai tindakan lainnya yang kejam, tidak manusiawi
atau merendahkan yang bukan merupakan penyiksaan.
3. Elemen Penyiksaan
Komentar Umum 7 Konvensi Anti Penyiksaan menyebutkan bahwa dalam kaitannya dengan Konvensi Anti Penyiksaan, maka penyiksaan dapat dipahami sebagai penggunaan
metode terhadap seseorang yang dimaksudkan untuk menghancurkan kepribadian korban atau melemahkan kapasitas isik atau mentalnya, bahkan jika mereka tidak mengakibatkan
kesakitan isik atau mental
43
. Namun yang utama dari penyiksaan yang harus dipahami dalam konteks konvensi ini adalah tujuan dari tindakan penyiksaan itu sendiri yang
umumnya merupakan sebuah tindakan yang dilakukan untuk tujuan investigasi kejahatan, sebagai sebuah alat intimidasi, sebagai hukuman personal, sebagai tindakan preventif,
sebagai hukuman atau tujuan lainnya. Tindakan ini secara sengaja dilakukan melalui kesakitan atau penderitaan isik dan mental pada seseorang.
Tiga elemen penting yang diperoleh dari deinisi Konvensi Anti Penyiksaan diatas, yang dapat djadikan dasar untuk melihat bentuk-bentuk penyiksaan dan perbuatan sewenang-
41 Seri Pelatihan Professional No. 3 Hak Asasi Manusia dan Penahanan Pra Sidang p.5
42 Human Rights and Prisons: Manual on Human Rights Training for Prison Oicials, OHCHR, 2005
43 Monitoring Tempat – Tempat Penahanan: Sebuah Panduan Praktis, Jakarta: Elsam, 2007
132
wenang adalah sebagai berikut
44
:
Penderitaan mental yang hebat atau kesakitan atau penderitaan isik; Dengan izin atau persetujuan dari pejabat Negara yang berwenang;
Untuk tujuan tertentu, seperti memperoleh informasi, hukuman atau intimidasi
4. Bentuk-bentuk Penyiksaan