Hak untuk Diperiksa Tanpa Penundaan yang Tidak Beralasan atau dalam Waktu yang Masuk Akal

77 14 ayat 1 menjadi kewajiban negara dan tidak tergantung pada permintaan oleh para pihak. Hukum dan praktik peradilan harus menyediakan kemungkinan untuk adanya kehadiran publik, jika masyarakat menginginkan. Kewajiban ini kemudian menyiratkan bahwa pengadilan harus membuat informasi mengenai waktu dan tempat pemeriksaan selain yang tersedia bagi publik dan menyediakan fasilitas yang memadai untuk kehadiran publik yang ingin mengikuti persidangan, dengan pembatasan yang masuk akal, dengan mempertimbangkan misalnya potensi kepentingan publik dalam kasus tersebut, waktu pemeriksaan lisan dan waktu permintaan publikasi resmi yang telah dibuat. Kegagalan pengadilan untuk membuatmenyediakan ruangan persidangan yang besar bukan merupakan pelanggaran hak atas pemeriksaan yang terbuka, jika dalam kenyataanya tidak ada publik yang tertarik terhalangi untuk menghadiri pemeriksaan lisan. Prinsip keterbukaan berarti bahwa pengadilan yang dilakukan secara rahasia bertentangan dengan Pasal 14 ayat 1 seperti kasus 8 mantan anggota parlemen Zaire dan seorang pengusaha dimana – dari banyak kelemahan pengadilan lainnya- tidak dilakukan secara terbuka dan kemudian dihukum 15 tahun penjara dan untuk pengusaha dihukum 5 tahun. Pasal 14 ayat 1 telah dilanggar dalam kasus dimana pemeriksaan pengadilan dilakukan secara tertutup saat negara pihak gagal untuk menjelaskan secara sah tindakan tersebut sesuai dengan syarat dari Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik. Pasal 14 ayat 1 Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik menyatakan bahwa “setiap keputusan yang diambil dalam perkara pidana maupun perdata harus diucapkan dalam sidang yang terbuka, kecuali bilamana kepentingan anak-anak menentukan sebaliknya, atau apabila persidangan tersebut berkenaan dengan perselisihan perkawinan atau perwalian anak-anak” . Pasal 6 ayat 1 Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa menyatakan bahwa putusan harus diucapkan terbuka. Pasal 8 ayat 5 Konvensi Hak Asasi Manusia Amerika hanya merujuk pada keterbukaan proses pemeriksaan saja, dan Pasal 7 Piagam Afrika tidak membahas hal ini. Pasal 22 ayat 2 dan Pasal 23 ayat 2 Statuta untuk ICTR dan ICTY menyatakan bahwa putusan pengadilan yang “terbuka”. Berdasarkan Pasal 74 ayat 5 Statuta untuk ICC menyatakan bahwa keputusan atau ringkasannya harus dilakukan dalam pengadilan yang terbuka. Dalam pandangan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, obyek sebagaimana dalam Pasal 6 ayat 1 terkait dengan keterbukaan putusan adalah untuk memastikan pengawasan peradilan oleh publik yang bertujuan untuk menjamin hak atas peradilan yang adil dan tidak memihak.

c. Hak untuk Diperiksa Tanpa Penundaan yang Tidak Beralasan atau dalam Waktu yang Masuk Akal

Jaminan atas pengadilan tanpa penundaan cukup jelas dinyatakan dalam KUHAP sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 50. Tersangka berhak segera mendapatkan 78 pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya dapat diajukan kepada penuntut umum dan berhak perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penuntut umum. Dalam proses pengadilan, terdakwa berhak segera diadili oleh pengadilan. Berdasarkan Pasal 14 ayat 3 huruf c Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik, dan Pasal 20 ayat 4 huruf c dan Pasal 21 ayat 4 huruf c Statuta untuk ICTR dan ICTY menyatakan setiap orang yang menghadapi dakwaan pidana harus mendapatkan hak untuk diadili tanpa penundaan yang tidak beralasan. Pasal 7 ayat 1 Piagam Afrika, Pasal 8 ayat 1 Konvensi Amerika dan Pasal 6 ayat 1 Konvensi Eropa menyatakan setiap orang untuk diperiksa dalam waktu yang masuk akal. Bahwa maksud diperiksa tanpa penundaan yang tidak beralasan berdasarkan Komentar Umum No. 13, Komite Hak Asasi Manusia menyatakan bahwa hak untuk diperiksa tanpa penundaan yang tidak beralasan adalah jaminan bahwa terkait tidak hanya pada waktu dimana pengadilan harus dimulai, tetapi juga waktu dimana harus selesai dan putusan yang dibuat, semua tahap harus dilakukan tanpa penundaan yang tidak beralasan. Untuk membuat hak ini efektif suatu hukum acaraprosedur harus ada untuk memastikan bahwa pengadilan akan melaksanakan tanpa penundaan yang tidak beralasan dalam tingkat pertama atau tingkat banding. Pandangan ini kemudian ditekankan dalam yurisprudensi Komite, sesuai dengan Pasal 14 ayat 3 huruf c dan ayat 5 yakni hak untuk melakukan peninjuan kembali atas putusan dan hukuman yang harus dibuat tanpa penundaan. Penting untuk diperhatikan bahwa Komite juga telah membuat kejelasan bahwa situasi ekonomi yang sulit dari Negara-negara bukan merupakan alasan untuk tidak mematuhi Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik, dan ditekankan dalam hal hak yang diatur dalam Kovenan Internasional merupakan standar minimum dimana semua Negara setuju untuk meninjau.

d. Hak untuk Membela Dirinya Sendiri atau Melalui Pengacara yang Dipilih Sendiri