Spring Bed 6 feet
Module 2 Module 3
Module 1
Komposisi busa Ketebalan busa
Densitas busa Dimensi post
Dimensi headboard Diameter per
Kekuatan benang jahit kain Dimensi rangka kayu bawah
Dimensi rangka kayu atas Tinggi per
Elastisitas per Dimensi slats
Dimensi rangka kayu samping Dimensi kain
Sumber: Hasil pengolahan data
Gambar 5.19. Product Platform Spring Bed 6 Feet
5.2.2.3. Physical Modelling dan Evaluate Concepts
Physical modelling digunakan untuk memudahkan dalam memahami dan mengevaluasi konsep yang dihasilkan. Pemodelan dapat dibuat dengan
menggunakan model komputer ataupun model nyata prototype. Physical modelling tidak perlu model yang terlalu detail tetapi harus mewakili karakteristik
kunci dari konsep sehingga dapat dievaluasi dengan berbagai pertimbangan. Tiga module yang dihasilkan dari metode Product Architecture DSM menjadi dasar
pada simulasi pembuatan physical modelling produk spring bed 6 feet. Physical modelling produk spring bed 6 feet dapat dilihat pada Gambar 5.20.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil pengolahan data
Gambar 5.20. Physical Modelling Produk Spring Bed 6 feet
Evaluasi konsep berfokus pada kesesuaian konsep terhadap korespondensi identifikasi awal kebutuhan responden dengan hasil konsep yang dibuat untuk
meminimisasi desain dan aktivitas desain dalam rancangan produk spring bed 6 feet. Hasil simulasi physical modelling produk spring bed 6 feet secara
keseluruhan pengelompokan komponen berdasarkan module memberikan standar hubungan fungsional pada komponen dalam satu module. Pengelompokan ini
menjalankan aktivitas desain yang saling terintegrasi dengan penyederhanaan prosedur dalam pembuatan produk spring bed 6 feet.
5.2.2.4. Integrate Concepts
Integrate Concepts dibuat berdasarkan hasil product architecture DSM yang terdiri dari tiga module produk spring bed 6 feet. Konsep rancangan yang
dihasilkan mengelompokkan 3 tim perancangan pada komponen yang berbeda. Tim pertama yaitu pada product module 1 melakukan perancangan pada
Universitas Sumatera Utara
komponen busa. Tim kedua yaitu pada perancangan komponen divan dan sandaran, dan tim ketiga pada perancangan komponen kain quilting dan per.
Penjelasan perancangan komponen produk spring bed 6 feet yaitu 1. Module 1 terdiri dari komposisi busa, ketebalan busa, dan densitas busa.
Ketiga komponen merupakan komponen yang menjadi penentu kelenturan matras dan mempunyai standar komponen yang saling berpengaruh dalam
minimisasi desain pembuatan busa spring bed 6 feet. Tim terdiri dari pekerja departemen perancangan dan departemen produksi busa untuk dapat
menghasilkan rancangan yang sesuai dengan standar dan kemampuan produksi serta memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Module 2 terdiri dari dimensi post, dimensi headboard, dimensi rangka kayu bawah, dimensi rangka kayu atas, dimensi slats, dan dimensi rangka kayu
samping. Keempat komponen tersebut berada pada satu departemen yaitu pembuatan rangka. Rancangan awal pembuatan komponen headboard, slats,
dan post tidak terintegrasi dengan pembuatan komponen rangka kayu bawah, rangka kayu atas, dan rangka kayu samping. Konsep rancangan perbaikan
aktivitas desain product architecture memberikan hasil bahwa antar keenam komponen mempunyai standar komponen yang saling berpengaruh dalam
minimisasi desain perakitan rangka divan. Tim terdiri dari pekerja departemen perancangan, departemen produksi divan, dan departemen produksi sandaran
untuk dapat menghasilkan rancangan yang sesuai dengan standar dan kemampuan produksi serta memenuhi kebutuhan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
3. Module 3 terdiri dari diameter per, tinggi per, elastisitas per, kekuatan benang jahit kain, dan dimensi kain. Rancangan awal komponen tinggi per dan
elastisitas per terdapat pada departemen pembuatan per. Komponen diameter per berada pada departemen pembuatan tembak matras. Komponen kekuatan
benang jahit kain dan dimensi kain terdapat pada departemen jahit corner dan departemen kain quilting. Konsep rancangan perbaikan aktivitas desain
berdasarkan module mengelompokkan komponen diameter per, tinggi per, elastisitas per, kekuatan benang jahit kain, dan dimensi kain pada satu
departemen yang saling berpengaruh dalam minimisasi desain komponen spring bed 6 feet. Tim terdiri dari pekerja departemen perancangan,
departemen produksi per, dan departemen produksi kain quilting untuk dapat menghasilkan rancangan yang sesuai dengan standar dan kemampuan
produksi serta memenuhi kebutuhan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Hasil Kuesioner
Data kebutuhan konsumen terdiri dari 10 variabel penilaian terhadap perancangan produk spring bed 6 feet berdasarkan literatur buku buku Beds And
Bedroom Furniture Taunton Press,1997, Pengantar Perkayuan Soerjanto Basar,1974, dan buku Strategies for Product Design John Wiley Sons, 2008.
Penyebaran kuesioner ditujukan kepada operator bagian produksi PT Ocean Centra Furnindo.
Pengujian validitas terhadap instrument penelitian yaitu data dari hasil penyebaran kuesioner tertutup menggunakan uji korelasi product moment. Data
yang diambil yaitu penilaian tingkat kepentingan dari atribut kebutuhan konsumen produk spring bed yang telah diketahui melalui kuesioner pendahuluan kuesioner
terbuka. Pengujian validitas data terhadap 10 pertanyaan pada kuesioner tertutup tingkat kepentingan menunjukan bahwa seluruh butir pertanyaan valid karena r
hitung r tabel dimana r tabel sebesar 0,279. Hal ini juga menyatakan bahwakuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data telah benar
dan tidak perlu diganti.
20
Hasil perhitungan reliabilitas data kuesioner memperoleh hasil yang reliabel karena nilai koefisiennya yang lebih besar dari nilai batas koefisien
20
Sukaria Sinulingga. Metode Penelitian,Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012, hal : 242.
Universitas Sumatera Utara