Bahan penolong
adalah bahan-bahan
yang diperlukan
dalam memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini
tidak  mengurangi  nilai  tambah  produk  yang  dihasilkan  tersebut,  dan  bahan penolong  ini  tidak  terdapat  pada  produk  akhir.  Bahan  penolong  yang  digunakan
dalam kegiatan memproduksi spring bed yaitu : a. Solar yang berfungsi untuk sumber energi mesin
b. Air untuk mencuci besi pada proses penyepuhan
2.6.2.   Uraian Proses
Proses  produksi  adalah  metode  atau  teknik  untuk  membuat  suatu  barang atau  jasa  bertambah  nilainya  dengan  menggunakan  sumber  tenaga  kerja,  mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses adalah  cara, metode dan teknik bagaimana mengubah sumber dayamaterial, tenaga kerja, mesin, dana dan
metode  yang  ada  dirubah  untuk  memperoleh  hasil,  sedangkan  produksi  adalah kegiatan  untuk  menciptakan  atau  menambah  kegunaan  suatu  barang  atau  jasa.
Proses  produksi  adalah  cara,  metode,  dan  teknik  untuk  menciptakan  atau menambah  kegunaan  suatu  barang  atau  jasa  dengan  menggunakan  sumber  daya
material,  tenaga  kerja,  mesin,  dana  dan  metode  yang  ada.  Jenis-jenis  produksi sangat  banyak,  tergantung  dari  metode,  cara  dan  untuk  menghasilkan  produk.
Namun secara garis besar dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu : 1.  Proses produksi yang terus menerus kontiniu
2.  Proses produksi yang terputus-putus intermittent
Universitas Sumatera Utara
PT. Ocean Centra Furnindo dalam aktivitas produksinya sehari-hari menggunakan jenis-jenis  proses  produksi  yang  terputus-putus  intermittent  dikarenakan
kegiatan  produksi  dari  perusahaan  tersebut  berlangsung  didasarkan  atas banyaknya  pesanan  yang  datang  setiap  harinya  dan  persediaan  untuk  permintaan
yang  datang  setiap  harinya  serta  persediaan  untuk  permintaan  yang  datang sewaktu-waktu.  Tahapan-tahapan  proses  produksi  pembuatan  matras  spring  bed
dapat dijelaskan secara garis besar yaitu : 1.  Rangka matras spring bed
a.  Kawat yang berdiameter 10 mm dibentuk dengan menggunakan mesin b.  pembentuk per spring coil. Per diatur dan disusun rapi membentuk
c.  persegi  panjang  dengan  ukuran  panjang  200  cm  dan  lebar  180  cm  6 kaki.
d.  Kawat diikat pada satu persatu spring coil dengan menggunakan Gun Ar Cl 22.
e.  Sisi pinggir spring coil dilakukan perakitan besi pinggir. f.
Sisi  spring  coil  diikat  dengan  kawat  pada  besi  pinggir  dengan menggunakan peralatan Gun Ar 22.
g.  Tiap-tiap  sudut  spring  coil  dipasang  cotton  sheet,  agar  kain  busa  tidak mudah robek karena tertimpa langsung dengan spring coil.
2.  Pemasangan busa a.  Busa,  kain  dasar  kain  busa  dan  kain  bermotif  dipotong  sesuai  dengan
ukuran  panjang  200  cm  dan  lebar  180  cm  dengan  menggunakan  alat pemotong busa.
Universitas Sumatera Utara
b.  Busa  yang  telah  dipotong  sesuai  ukuran  ditimpa  ke  atas  spring  coil perakitan busa pada rangka.
c.  Busa yang telah dirakit pada rangka selanjutnya dijahit dengan kain dasar kain busa
d.  Proses selanjutnya kain bermotif. 3.  Perakitan matras spring bed.
Perakitan matras spring bed dikerjakan setelah proses penjahitan kain selesai dengan  dilanjutkan  menjahit  lis  pinggiran  matras  dengan  menggunakan
corner  machine.  Pada  proses  ini,  produk  yang  dirakit  telah  menjadi  matras spring bed.
4. Finishing
Matras yang telah jadi diberi label produksi dan dibungkus dengan plastik.
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Concurrent Engineering
3.1.1.  Definisi dan Karakteristik Concurrent Engineering
3
Concurrent  engineering  adalah  sebuah  pendekatan  sistematis  pada integrasi,  desain  serempak  bersamaan  pada  produk  dan  proses  yang
berhubungan,  termasuk  manufaktur  dan  pendukung  lainnya.  Pendekatan dimaksudkan agar perusahaan sejak awal mempertimbangkan semua elemen dari
siklus  hidup  produk  dimulai  dari  desain  konsep  hingga  pembuatan,  termasuk kualitas,  biaya,  jadwal,  dan  kebutuhan  konsumen.  Concurrent  engineering
memberi  arti  bahwa  perancangan  dan  pengembangan  produk,  kesatuan  peralatan dan proses manufaktur, serta proses perbaikan ditangani secara bersama-sama.
Subset dari concurrent engineering meliputi rancangan untuk manufaktur, rancangan untuk assembly, rancangan untuk perawatan, rancangan untuk kualitas,
dan sebagainya. Tujuan utama dari Concurrent Engineering adalah: 1.  Menurunkan lead time pengembangan produk.
2.  Meningkatkan profitabilitas. 3.  Meningkatkan daya saing.
4.  Meningkatkan pengendalian biaya perancangan dan manufaktur. 5.  Integrasi yang baik antar departemen dalam perusahaan.
6.  Meningkatkan citra produk dan perusahaan.
3
Chanan Syan. 1994.Concurrent Engineering Concepts, Implementation and Practice London: Chapman and Hall Inc, 1994, p. 7-9
Universitas Sumatera Utara