Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
197
28. MEMBANGUN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PEMBERDAYAAN
KELOMPOK WANITA TANI KWT DI KABUPATEN GARUT
Oleh : Tintin Febrianti
Fakultas Pertanian Universitas Garut Jalan Raya Samarang No.52 A Garut E-mail :
tin2fbgmail.com
ABSTRAK
Keberadaan kelompok wanita tani KWT Barokah di Kelurahan Cimuncang Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut pada awalnya dibentuk sebagai bagian dari program KKN mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Garut di lokasi tersebut. Pembentukan KWT tersebut merupakan respon dari terjadinya kasus gizi buruk yang menimpa beberapa bayi disana, dengan aktifitas riilnya adalah pemanfaatan lahan pekarangan dengan
penanaman beberapa komoditas yang diharapkan sebagai sumber perolehan bahan makanan yang memiliki nilai gizi. Ke depannya KWT tersebut diharapkan dapat menjadi cikal bakal bagi terwujudnya Rumah Pangan
Lestari. Hal tersebut menyiratkan bahwa sebenarnya eksistensi KWT dapat dikembangkan tidak hanya dalam upaya pemanfaatan lahan pekarangan saja melainkan dapat pula menjadi wadah usaha yang lebih bersifat
komersial. Berusaha secara berkelompok dalam kondisi tersebut dipandang akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan berusaha sendiri- sendiri. Sebagai sebuah kelompok yang baru dibentuk, maka KWT
Barokah diharapkan ke depannya mampu menjadi kelompok yang mandiri. Untuk menuju kea rah tersebut, diperlukan upaya- upaya pemberdayaan yang tepat disesuaikan dengan keadaan KWT Barokah itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kondisi eksisting KWT Barokah saat ini baik dari sisi kelembagaannya maupun dari sisi usaha yang dilakukannya. Selain itu dalam penelitian ini pun dirumuskan
mengenai strategi pemberdayaan dalam pengembangan wirausaha KWT Barokah.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa strategi pemberdayaan yang sesuai dilakukan di KWT Barokah adalah dengan pendekatan kolektifitas dan individual. Sedangkan program- program pemberdayaannya sendiri
antara lain meliputi bidang ekonomi dan sosial.
Kata kunci : Kewirausahaan, pemberdayaan, kelompok wanita tani,gizi buruk,pekarangan
Bab 1. Pendahuluan
Kelurahan Cimuncang adalah salah satu wilayah dari 11 kelurahan di Kecamatan Garut Kota, yang terletak di sebelah timur kantor pemerintahan Kabupaten Garut berjarak sekitar 10 km dari pusat
pemerintahan Kabupaten Garut dan sekitar 5 km dari Kantor Camat Garut Kota. Kelurahan Cimuncang termasuk daerah dataran tinggi dengan ketinggian 700 meter dpl, dengan luas areal kurang lebih 410,51 ha,
dengan luas yang terbagi ke dalam wilayah binaan sebanyak 16 Rukun Warga dan 55 Rukun Tetangga. Adapun peruntukan tanah areal pertanian seluas 250 Ha, areal pemukiman seluas 70 Ha, perindustrian
seluas 2 Ha dan sarana pemerintahan seluas 6,51 Ha, jalan 4,9 Ha dan lain- lain seluas 82 Ha. Laporan Tahunan Cimuncang, 2010
Meskipun terletak di pusat kota, namun pertumbuhan ekonomi di kelurahan Cimuncang berlangsung sangat lambat. Nyaris sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai buruh, dari mulai buruh tani, buruh
pabrik kulit, buruh ternak, buruh batu bata dengan pendapatan yang sangat rendah. Dalam kondisi hidup yang pas- pasan masyarakat mengalami kesulitan mengakses berbagai fasilitas kebutuhan hidupnya antara
lain kesehatan.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
198
Pembentukan Kelompok Wanita Tani KWT Barokah sendiri dilatarbelakangi oleh kasus terjadinya gizi buruk di Kelurahan Cimuncang baru- baru ini. Pembentukan KWT ini tidak hanya disambut oleh ibu-
ibunya saja melainkan bapa- bapanya juga turut mendukungnya, terutama dalam kegiatan penanggulangan gizi buruk keluarga dengan pemanfaatan lahan pekarangan dan pengelolaan limbah kotoran sapi sebagai
bahan pembuat kompos. Ke depannya diharapkan dapat berkembang “MτDEL KAWASAσ RUMAH PAσGAσ LESTARI”. Pengembangan model kawasan rumah pangan lestari merupakan salah satu pilar dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan keluarga melalui optimalisasi lahan pekarangan dan penataan kawasannya. Andasah, 2012 yang berpotensi pula dikembangkan aktifitasnya menjadi sebuah usaha yang
menguntungkan jika direncanakan dan dikelola dengan baik dan benar.
Bab 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Agribisnis
Esensi konsep agribisnis adalah kesatuan dan keterkaitan antar subsistemnya, dengan demikian maka agribisnis yang ideal adalah yang memperhatikan keseluruhan subsistemnya bukan sekedar pada
produksi atau pemasaran saja, karena setiap subsistem memberikan andil yang besar bagi pembangunan pertanian di satu sisi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sisi lainnya.
Lebih jauh mengenai konsep agribisnis dikemukakan oleh Davis dan Goldberg 1957 dikutip Saragih 2003:
“Agribusiness is the sum total all operation in the manufacture and distribution of farm, production operation on the farm, and the storage processing and distribution of farm
commodities and items made from them.”
Dalam pengertian seperti itu, agribisnis mempunyai ruang lingkup kegiatan, yaitu 1 Pembuatan dan penyaluran sarana produksi untuk kegiatan budidaya pertanian,
2 Kegiatan budidaya atau produksi dalam usaha tani 3 Penyimpanan, pengelolaan serta distribusi berbagai komoditas pertanian dan produk-produk yang
memakai komoditas pertanian sebagai bahan baku. Desai 1974 dikutip Saragih 2003 mengelompokkan sistem agribisnis menjadi empat bagian
subsistem yaitu: 1 Subsistem pengadaan sarana produksi, 2 Subsistem sarana pertanian, 3 Subsistem pengolahan, dan 4 Subsistem distribusi. Dengan demikian sistem agribisnis merupakan usaha bisnis yang
berada dalam alur yang harmonis mulai dari pengadaan sarana produksi usaha tani sampai produk usaha tani sampai kepada konsumen.
2.2. Pengertian dan Ruang Lingkup Pemberdayaan
Menurut Roesmidi 2006, pemberdayaan berasal dari kata ”daya” , dapat diartikan membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan sebagai
terjemahan dari empowerment menurut Merriam Webster dalam Oxford English Dictionary mengandung dua
pengertian : a. to give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai memberi kecakapan kemampuan atau
memungkinkan untuk b. to give power or authority to, yang berarti memberi kekuasaan
Berdasarkan penelitian kepustakaan tentang pengertian di atas dinyatakan bahwa proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama yang menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan
sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Kedua menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan, atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog Onny S.Priyono dan Pranarka,1996 : 56-57
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
199
Bab 3. Metode Penelitian 3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dikarenakan penelitian ini bertujuan mengetahui suatu situasi sosial yang terjadi pada Kelompok Wanita Tani KWT
Barokah dalam upaya pengembangan agribisnis berbasis pemberdayaan kelompok tersebut. Hubungan berbagai variabel peluang dan tantangan sekaligus situasi sosial secara holistik terkait dengan hal tersebut
belum diketahui secara jelas. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono 2011 bahwa dalam penelitian kualitatif, sebuah gejala fenomena itu bersifat holistik menyeluruh, tidak dapat dipisah- pisahkan,
sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat
place, pelaku actor, dan aktivitas activity yang berinteraksi secara sinergis.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Kelurahan Cimuncang Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut dan difokuskan di Kelompok Wanita Tani KWT Barokah yang berada di lokasi tersebut. Penelitian dilakukan
selama 6 bulan yaitu dari mulai penyusunan proposal sampai penyusunan laporan akhir.
3.3. Instrumen Penelitian
Instrumen utama penelitian pada awalnya adalah ketua tim peneliti atau anggota peneliti. Baru setelah permasalahan penelitian fokus dan lebih jelas, maka peneliti akan menggunakan instrumen lainnya
seperti penggunaan kuisioner.
3.4. Sampel Sumber Data
Sampel sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Penentuan sampel
sumber data pada proposal ini masih bersifat sementara dan akan berkembang kemudian setelah di lapangan disesuaikan dengan kebutuhan dari penelitian ini sendiri. Dengan demikian, jumlah sampel pada
penelitian ini baru dapat diketahui setelah penelitian ini selesai.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi participant, wawancara
mendalam deepth interview, studi dokumentasi dan gabungan ketiganya triangulasi.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman diakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data display, dan verification. Sedangkan menurut Spradley dilakukan secara berurutan, melalui
proses analisis domain, taksonomi, komponensial dan tema budaya.
3.7. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data validitas internal, uji depenabilitas reliabilitas data, uji transferabilitas validitas eksternalgeneralisasi, dan uji komfirmabilitas objektivitas. Namun yang
utama adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas dilakukan dengan : perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, member check dan analisis kasus
negatif.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
200
4.1. Gambaran Usaha KWT Barokah
Aktifitas pemanfaatan lahan pekarangan yang dilakukan oleh KWT dilaksanakan sangat sederhana dengan jumlah polybag yang sedikit sehingga hasil produksinya belum banyak dan juga belum semua
anggota KWT memiliki orientasi komersial menjual hasil panennya. Walaupun demikian, semangat masing- masing anggota kelompok akan menjadi peluang besar pengembangan usaha pemanfaatan lahan
pekarangan yang berbasis pemberdayaan para wanita- wanita tersebut. Beberapa aktifitas yang telah dan sedang dilaksanakan oleh masing- masing anggota KWT Barokah ini dapat dikategorikan menjadi beberapa
subsistem yang dapat dikembangkan ke depannya sebagai sebuah agribisnis pekarangan yang lebih maju. Adapun gambarannya masing- masing aktifitas pada masing- masing subsistemnya adalah sebagai berikut :
4.1.1 Subsistem Penyediaan Sarana Produksi Subsistem ini memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan produksi. Beberapa
sarana produksi input yang diperlukan oleh masing- masing anggota antara lain pupuk dan benih. Berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan observasi langsung di lokasi penelitian, terlihat
bahwa sebagian besar menggunakan pupuk kompos yang berasal dari kotoran ternak yang mereka miliki, antara lain kotoran sapi, ayam, domba. Juga terdapat beberapa anggota yang menggunakan pupuk
campuran organik dengan pupuk anorganik.
Dalam pembuatan kompos belum dilakukan secara ideal, masih banyak anggota KWT yang mengomposkan kotoran ternak hanya menggunakan satu bahan yaitu kotoran ternak saja tanpa campuran
bahan yang lainnya. 4.1.2. Subsistem Budidaya
Nyaris seluruh anggota KWT memiliki pemahaman mengenai cara membudidayakan beberapa tanaman khususnya tanaman hortikultura sehingga secara tehnis mereke sudah menguasai budidaya
tanaman seperti cabe rawit, seledri, okra, cukini, bawang daun dan sebagainya. 4.1.3. Subsistem Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hasil panen sebagian dikonsumsi oleh masing- masing anggota dan sebagian lainnya dijual baik dijual ke warung maupun dijual ke pasar. Ketika dijual ke warung atau ke pasar, anggota hanya menjualnya dalam
bentuk yang masih segar tanpa olahan baik secara primer maupun sekunder. 4.1.4 Subsistem Kelembagaan Pendukung
Dukungan kelembagaan berasal antara lain dari petugas penyuluh lapangan PPL Kecamatan Garut Kota berupa pelatihan- pelatihan beberapa komoditas pertanian yang sesuai dikembangbiakkan dalam
polybag di lahan pekarangan yang dimiliki anggota KWT.
4.2. Strategi Pemberdayaan KWT dalam Pengembangan Kewirausahaan Anggota
Dalam pengembangan kewirausahaan berbasis pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Barokah di Kelurahan Cimuncang Kabupaten Garut ini dilakukan strategi kolektifitas artinya fokus sasaran pemberdayaan
adalah kelompok bukan individual. Pemberdayaan dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan antara lain pelatihan, dinamika kelompok
untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan anggota KWT.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
201
4.3. Pendekatan Pemberdayaan KWT
Pendekatan yang dilakukan dalam pemberdayaan KWT Barokah adalah pendekatan trasformatif yang memandang KWT bukan sebagai objek pembangunan melainkan sebagai subjek pembangunan yang
berpotensi mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik atau lebih menguntungkan. Esensi dari pendekatan trasformatif ini adalah pendampingan secara rutin untuk kemudian menumbuhkan kemandirian
kelompok. Kemandirian KWT dalam melakukan kegiatan- kegiatannya telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak- pihak lainnya untuk turut berpartisipasi dalam pengembangan KWT. Pihak- pihak yang dimaksud
antara lain pihak pemerintah seperti misalnya BP4K Badan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Garut dan juga swasta misalnya PERTAMINA.
DAFTAR PUSTAKA Sumber buku :
- Cramer, Gail L, dan Clarence W. Jensen 1991.
Agriculture Economics And Agribusiness. John Wiley Ang Sons Inc. New York.
- Dja‟far, BS., Abbas dan Daswir. 1982. Analisa Usaha tani dan Pemasaran Kelapa Sawit. Bull BPP.
Medan. -
Downey, WD., dan Steven. P. Ericson. 1992. Managemen Agribisnis. Edisi Kedua. Alih Bahasa :
Rochidayat Ganda. S dan Alfonsus Sirait. Penerbit Erlangga. Jakarta. -
Gibsonj, James, L. Jhon M. Ivanchevich, James H. Donelly. 1988. Organisasi dan Manajemen.
Terjemahan. Djoerban Wahid. Penerbit erlangga. Jakarta. -
Hernanto, Fadholi. 1989. Ilmu Usaha tani. Penerbit Swadaya. Jakarta.
- Homans, J.C. 1991.
The Human Group. Barcourt, Brace and World. I. New York. -
Kartasapoetara,AG, dkk. 1985. Manajemen Pertanian Agribisnis. Bumi Aksara Jakarta
- Mosher, A.T. 1987.
Menggerakan dan Membangun Pertanian. Terjemahan Krisnandhi, A, dan B. Samad. Yasaguna .jakarta.
- Onny S., Priyono dan A.M.M Pranarka. 1996. Pemberdayaan: Konse[, Kebijakan, dan Impelementasi.
Jakarta. CSIS -
Roesmidi dan Riza risyanti. 2006. Pemberdayaan Masyarakat. Jatinangor. Bandung. Alqaptrint -
Said, Gumbira E., dan A. Harizt Intan. 2000. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia Jakarta.
- Saragih, 2003.
Membangun Pertanian Perspektif Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. -
Siagian, Renvile. 1997. Manajemen Agribisnis. Gajah Mada Universitas Press. Yogyakarta.
- Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi. Alfabeta.Bandung
Sumber Jurnal: -
. David., J.W., dan Harrari. 1998. Social Review Of Agribusiness. Jurnal Agribisnis. Pusat Bisnis
Universitas Jember. Sumber disertasi:
- Juraemi. 2003.
Hubungan Antara Keragaan Sistem Agribisnis Dengan Subsistemnya dan Tingkat Pendapatan Petani Kelapa Sawit. Desertasi. Universitas Padjajaran. Bandung
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
202
29. THE ROLES AND CONTRIBUTIONS OF COOPERATIVE IN THE