Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
2
2. SIMULASI KEJADIAN DISKRET PADA PERANCANGAN MANAJEMEN
LOGISTIK DI UNIT LAYANAN LOGISTIK PERTANIAN: STUDI KASUS DI KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
DISCRETE EVENT SIMULATION FOR DESIGNING OF LOGISTICS MANAGEMENT IN AGRICULTURAL LOGISTICS SERVICES UNIT: A
CASE STUDY OF KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUN
Kusnandar
1
, Tomy Perdana
2 1
Pusat Penelitian Perkembangan Iptek, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jalan Gatot Subroto no 10 Jakarta
2
Laboratorium Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas PadjadjaranJalan Raya Jatinangor Sumedang Email:
1
kussrai0779yahoo.co.id,
2
tomyp1973yahoo.com
ABSTRAK Salah satu tantangan dalam manajemen logistik pertanian adalah karakteristik produk yang mudah rusak
akibat proses biologis yang terus berlangsung setelah produk dipanen. Sementara itu di sisi lain, dinamika pasar terus berkembang dengan tuntutan kualitas tinggi dan pasokan yang kontinyu. Salah satu unit layanan
logistik pertanian di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kontinuitas pasokan yang dihasilkan oleh petani anggotanya, dengan tujuan utama pasarnya adalah pasar
terstruktur. Terdapat enam komoditi yang diusahakan denganproses penanganan pasca panen yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model simulasi manajemen logistik dari unit layanan
logistik pertanian dengan tujuan memenuhi permintaan pasar, serta syarat waktu proses pengolahan dari setelah panen sampai pengriman tidak lebih dari 6 jam. Kajian mengambil studi kasus di unit layanan logistik
pertanian di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah simulasi kejadian diskrit yang merupakansimulasi dengan perubahan status dari model simulasi terjadi pada titik-titik
waktu yang diskret yang dipicu oleh kejadian. Kata Kunci: manajemen logistik pertanian; n jenis komoditi; batas waktu penanganan;simulasi kejadian
diskret. ABSTRACT
Perishable characteristics due to biological process is one of the challenge in logistics management of the agricultural products. Meanwhile, the dynamics ofthe marketcontinues to growwiththe demands
ofhighqualityandcontinuoussupply. A Logistics services unit located at Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung seeks to increase the quality and continuity of product produced by farmer members, with the main
market is structured market. Sixcommoditiesthat havedifferencesin post-harvest handling are cultivated. The aim
of this
research is
to build
a simulation
model of
logistics management
of agriculturallogisticsservicesunitsin order to meetthe market demand, with the termsofthe processingtime,
from harvest to shipments, is no more than 6 hours. A logistics services unit at Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung was taken as case study. Discreteevent simulation,one of thesimulation methode which
has characterics ofthechange instatus of the simulation modeloccurs attime pointsthatare causedby discreteevents,was used an approach for building the model.
Keywords: agricultural logistics Management; commodities; processing time, discrete event simmulation
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
3
3.
EMPLOYING AGENT-BASED SIMULATION APPROACH TO UNDERSTAND THE BEHAVIOR OF DOMESTIC BEEF-CATTLE
PRODUCTION
1
Andre R Daud
,
2
Utomo S Putro
,
2
Dhanan S Utomo
1
Fak. Peternakan Univ. Padjadjaran,
2
Sekolah BisnisManajemenInstitutTeknologi Bandung ardaudunpad.ac.id
, utomosbm-itb.ac.id, dhanansbm-itb.ac.id
ABSTRAK Kajianinibertujuanuntukmendapatkangambaranmengenaiperilakuproduksidagingsapimelaluipendekatansimula
sipadadinamikapopulasisapipotongsecaraumum.Mode berbasis agen agent based model digunakan sebagai representasi dari dinamika populasi tersebut .Penggunaan model ini didasarkan atas kemampuannya
dalam mengakomodasi karakteristik produksi sapi potong yang dirasakan cukup kompleks.Berdasarkan hasil simulasi ,berbasis agen dapat menggambarkan dengan baik perilaku system produksi sapi potong serta
konsekuensinya pada produksi daging sapi saat ini .tulisan ini juga memaparkan beberapa implikasi dari penggunaan model dan simulasi berbasis agen bagi kajian
– kajian selanjutnya. Kata kunci: sapipotong, dinamikapopulasi, modelberbasisagen, simulasi.
ABSTRACT The purpose of this paper is mainly to understand the behavior of domestic beef production through
estimating the dynamics of domestic cattle population. Agent based model ABM approach and its simulation is employed in this study. The main reason to use this approach is on its capability to accommodate the
complexity given existing characteristics in cattle and beef production system. Based on the findings, agent- based model approach performs well in explaining the emergent behavior for agricultural production system,
especially cattle production system. Several important implications have also been drawn from this study. Therefore, this study has generated several new insights that will be advantages for further studies.
Keyword: beef cattle, population dynamics, agent based model, simulation. Introduction
The trend of rising import rate on beef and cattle is evident in Indonesia. Facts have shown that to fulfill the domestic demand of beef, Indonesia has to rely on international supply. The quantity of import, both for
cattle and beef, is high if compared to other countries in Asia. Meat and Livestock Australia MLA had issued a report on their cattle and beef export to Indonesia in 2011. In that period and previous year, Indonesia
had imported cattle as sixty to seventy thousand heads. This level of import had been accompanied by the import of beef and beef product. MLA also recorded that in the current year, Indonesia is capable to import
as seventy thousand tons of beef a year, and around twenty thousand tons of edible offal to satisfy its
domestic demand. Many published data show that the rate of Indonesia‟s import of cattle and beef can be as high as six to nine percent a year in the future.
Incapability of domestic beef production is often considered as the major reason for the increasing level of importation. Thus, the current livestock policies are mainly aimed to expand the capacity to produce beef
domestically. In this context, it is important to understand the implication of current cattle population for
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
4
beef production. As a biological process, the level and the behavior of beef production are largely determined by the characteristics of given production system. Based on this logic, any instrument that able to describe
the output from current population is required to determine some appropriate livestock policies. Principally, the size and structure of cattle population is the basic information that is required to determine the level or
the behavior of particular beef production. Once they are known, one can generate any estimation and prediction about the capacity of beef production in given certain period.
However, in the present time, there are limited numbers of work that address the cattle population aspect as the determinants of beef production behavior. This may be driven by the availability of population data,
especially in many developed countries. If the data is readily available, production behavior does not have to be estimated, on the contrary, it is counted. The problem is aroused when for any reason there is lack of
data, like mostly in the developing countries. The poor infrastructure for agricultural data collection results on the very low availability of important data. In this case, to determine the level or the behavior of beef
production, one has to rely on the estimation from given cattle population and the characteristics of production system.
Therefore, the purpose of this paper is mainly to estimate the behavior of beef production from given structure of cattle population and production system. Specifically, there are two objectives that this paper
needs to achieve; that is to: i assess the dynamics of cattle population given hypothetical population structure; and ii estimate the behavior of beef production from given structure of cattle population. Agent
based model ABM approach then is exercised to generate such behavior on the beef production. The main reason to use the approach is on the model capability to accommodate the complexity given by the
characteristic along the beef production. This approach is expected to generate some new insights that is able to contribute in determining the behavior of domestic beef production.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
5
4
.
IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KINERJA KOPERASI UNIT DESA KUD DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DETERMINANT-FACTORS IDENTIFICATION OF RURAL COOPERATIVES KUD AT YOGYAKARTA PROVINCE
Any Suryantini
1 1
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fak. Pertanian, UGM, Jl. Flora, Kampus Bulaksumur, Yogyakarta
Email : suryantiniyahoo.com
ABSTRAK Koperasi Unit Desa KUD didirikan dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan anggotanya. KUD
adalah lembaga ekonomi pedesaan yang dikembangkan untuk memfasilitasi kegiatan produksi dan konsumsi masyarakat pedesaan. Adanya Inpres No. 18 Tahun 1998 merupakan penegasan oleh Pemerintah bahwa
KUD bukanlah satu-satunya koperasi di pedesaan; implikasinya adalah pembinaan dan pengembangan koperasi di pedesaan tidak semata-mata untuk KUD dan terjadi persaingan bisnis antara KUD dengan
koperasi lainnya yg beroperasi di pedesaan. Sejak saat itu terjadi penurunan kinerja KUD. Kinerja koperasi ditentukan oleh faktor internal, antara lain jiwa kewirausahaan pengurus dan anggotanya serta faktor
eksternal yaitu perkembangan perekonomian yang mengikuti arus globalisasi. Kemampuan mengembangkan usaha dan mensejahterakan anggotanya menentukan eksistensi koperasi dalam perekonomian di Indonesia.
Tulisan ini membahas tentang 1 perubahan kinerja KUD di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY 2 identifikasi faktor-faktor yang menentukan kinerja KUD di Provinsi DIY; Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analisis dengan alat analisis Structural Equation Model SEM. Hasil analisis menunjukkan kinerja KUD di DIY relatif stabil; 2 Faktor internal adalah penentu kinerja KUD yang dominan disusun oleh
komponen keanggotaan, anggota, frekuensi keikutsertaan dalam rapat, perputaran kas dan piutang serta pengetahuan tentang pemilihan pengurus.
Kata-kata kunci: KUD, Kinerja, Manajemen, Anggota ABSTRACT
Main goal of establishing Rural Cooperatives KUD isincreasing the welfare of its members. KUD is a rural economic institutions thatis facilitating the production and consumption of rural communities. Issuance of
Presidential Decree No. 181998 is an affirmation by the Government that the KUD is not theonly rural cooperatives; it implies that promotion and supporting of cooperatives in rural areas are not solely for KUD
and there is competition between KUD with other cooperatives that operate in rural areas. Since then a decline in the performance of cooperatives is happened.
KUD‟s performance is determined by internal and external factors. This paper discusses 1 changes in performance of KUD in Yogyakarta Province DIY 2
identification of the determinant factors of cooperative‟s performance in the Province of Yogyakarta; research
method used is descriptive analysis with analysis tool of Structural Equation Model SEM. The results show the performance of cooperatives in DIY relatively stable, 2 Internal factor is the determinant factor of the
KUD‟s performance which is contributed by membership, frequency of participation in meetings, cash and accounts receivable turnover as well as knowledge of the committee selection.
Key words :Rural Cooperatives KUD, Performance, Management,
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
6
PENDAHULUAN Dalam UU RI No. 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa Koperasi, selain sebagai gerakan ekonomi rakyat
maupun sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Peran koperasi mengalami pasang surut dalam perkembangan perekonomian nasional.
Negara berkembang seperti Indonesia kurang siap menghadapi era globalisasi. Dari sudut pandang ekonomi, globalisasi pada dasarnya adalah peningkatan interaksi dan integrasi di dalam perekonomian baik di dalam
maupun antar negara, yang meliputi aspek-aspek perdagangan, investasi, perpindahan faktor-faktor produksi dalam bentuk migrasi tenaga kerja dan penanaman modal asing, keuangan dan perbankan internasional
serta arus devisa Toha, 2002. Era globalisasi saat ini berdampak peningkatan pengaruh sistim ekonomi global terhadap sistim ekonomi
nasional, namun demikian koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia harus terus dikembangkan dalam rangka memenuhi cita-cita luhurnya. Guna tetap menjaga eksistensi dan mengembangkan koperasi,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui 1 faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung maupun 2 faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja koperasi. Hasil penelitian ini menjadi
penting untuk merumuskan strategi koperasi dalam bersaing dengan usaha yang serupa namun dengan bentuk usaha lainnya.
Dalam perkembangan perekonomian nasional dewasa ini sangat dipengaruhi oleh perekonomian internasional yang saat ini sudah memasuki era globalisasi. Globalisasi menggambarkan proses percepatan
interaksi yang luas dalam bidang politik, teknologi, ekonomi, sosial dan budaya. Globalisasi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan multi lapis dan multi dimensi proses dan fenomena hidup yang
sebagian besar didorong oleh Barat dan khususnya kapitalisme beserta nilai-nilai hidupnya dan pelaksanaannya Makinda dalam Latief, 2000.
KOPERASI DALAM PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN Koperasi termasuk Koperasi Unit Desa KUD adalah salah satu sokoguru perekonomian Indonesia yang
terus-menerus harus diberdayakan agar kinerjanya semakin baik, sehingga mampu memberikan manfaat bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Hasil kajian KUD di Provinsi Bali menyatakan 1
Kinerja KUD di Provinsi Bali dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh faktor peran serta anggota, sumber daya manusia SDM dan aktivitas secara signifikan, sedangkan faktor
manajemen, likuiditas, solvabilitas tidak berpengaruh signifikan. Faktor peran serta anggota dipengaruhi oleh lamanya pengguna jasa KUD para anggota,frekuensi mengikuti rapat-rapat KUD secara signifikan, dan tidak
dipengaruhi signifikan oleh pelunasan simpanan wajib dan pokok, pengetahuan tentang kegiatan koperasi pemilihan pengurus; Faktor SDM dipengaruhi oleh jumlah karyawan dan frekuensi pelatihan secara
signifikan dan tidak dipengaruhi signifikan oleh tingkat pendidikan; Faktor aktivitas dipengaruhi oleh rasio perputaran persediaan, rasio perputaran modal kerja, dan rasio perputaran ratarata piutang; Sedangkan
faktor tidak berpengaruh terhadap faktor internal yakni: faktor manajemen yang dipengaruhi oleh perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan; Faktor likuiditas dipengaruhi oleh rasio cepat dan
tidak dipengaruhi oleh rasio lancar dan rasio kas; Faktor solvabilitas dipengaruhi oleh rasio hutang, rasio hutang terhadap equitas, dan rasio hutang jangka panjang terhadap equitas. Faktor eksternal ditentukan
oleh suku bunga dan inflasi, dan tidak dipengaruhi oleh frekuensi pembinaan. 2 Pengaruh langsung, tidak langsung dan total dari Indikator konstruk terhadap Kinerja Koperasi Unit Desa di Provinsi DIY, yaitu: i
Faktor internal mempunyai pengaruh langsung sebesar 0,42 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,00. Jadi faktor internal secara total berpengaruh terhadap kinerja KUD sebesar 0,42, ii Faktor eksternal mempunyai
pengaruh langsung sebesar 0,69 dan pengaruh tidak langsung 0,00. Jadi faktor eksternal secara total berpengaruh terhadap kinerja KUD sebesar 0,69. Antara Guntur, 2007
“The relationship between members‟ trust and participation in the governance of cooperatives: the role of organizational commitment”
adalah naskah jurnal menjelaskanperilaku partisipatif petani sebagai anggota koperasi pertanian dalam tata kelola koperasi.Diperkenalkan dua konsep dari literatur perilaku organisasi: kepercayaan
trust dan komitmen commitment organisasi. Penelitian ini menguji efek mediator variabel komitmen dalam hubungan antara
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
7
kepercayaan petani terhadap koperasi dan perilaku partisipatifnya dalam tata kelola koperasi. Dengan 259 sampel anggota koperasi pertanian di Perancis, hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen afektif memiliki
peran mediasi dalam hubungan antara kepercayaan dan partisipasi dalam tata kelola koperasi, terlepas dari sifat kognitif atau afektif kepercayaan.Barraud-Didiera, et al, 2012.
PERKEMBANGAN KUD DI KABUPATEN SLEMAN DAN BANTUL KUD di Provinsi DIY tersebar di lima kabupaten dan kotamadya, namun tidak semuanya berkembang baik
dan menjalankan kegiatan operasional secara aktif. Secara umum, perkembangan KUD di Kabupaten Sleman dan Bantul relatif lebih baik daripada KUD di kabupaten lainnya. Dengan alasan tersebut maka dipilih masing-
masing satu KUD di kedua kabupaten tersebut yang paling menonjol kinerjanya dibanding lainnya. KUD terpilih di Kabupaten Sleman adalah KUD Godean , sedangkan di Kabupaten Bantul adalah KUD Tani
Makmur. Berikut adalah Karakteristik anggota dan kinerja KUD tersebut pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Tabel 1. Perkembangan Keorganisasian KUD di Kabupaten Sleman dan Bantul
Keorganisasian KUD
Tahun 2010
2011 2012
Jumlah Pengurus Sleman
5 5
5 Bantul
5 5
5 Jumlah Pengawas
Sleman 3
3 3
Bantul 1
1 2
Jumlah Karyawan Sleman
32 33
33 Bantul
28 28
28 Jumlah Anggota
Sleman 5835
5847 5864
Bantul 16844
16844 16844
Jumlah Rapatthn Sleman
36 36
30 Bantul
42 42
42 Sumber: analisis data primer
KUD merupakan lembaga ekonomi terdiri dari beberapa unsur, yaitu pengawas, pengurus, karyawan dan anggota. Berdasarkan Tabel 1, terlihat tidak ada perkembangan yang signifikan tentang
jumlah pengawas, pengurus, dan karyawan baik KUD di Kabupaten Sleman maupun Bantul selama 3 tahun terakhir. Jumlah anggota KUD di Kabupaten Sleman mengalami peningkatan secara bertahap sementara
jumlah anggota KUD di Kabupaten Bantul tidak berubah sejak tahun 2010 sampai 2012. Aktifitas KUD dapat tercermin dari perkembangan pengelola dan anggotanya. Stabilnya jumlah pengelola dan
anggota sebagai indikasi awal bahwa kegiatan KUD relatif stabil dan kurang ada pengembangan. Hal ini didukung dengan rerata frekuensi rapat adalah sekali seminggu.
Tabel 2. Karakteristik Pemangku Kepentingan Stakeholders KUD
Karakteristik Stakehoders
BANTUL SLEMAN
orang Orang
Jenis Kelamin
Laki-laki 23
46,00 44
88,00 Perempuan
27 54,00
6 12,00
Umur
0-14 tahun 15-64 tahun
46 92,00
29 58,00
64 tahun 4
8,00 21
42,00
Pendidikan
Tidak lulus SD 0,00
0,00 Tamat SD
7 14,00
5 10,00
Tamat SMP 13
26,00 13
26,00 Tamat SMA
17 34,00
19 38,00
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
8
Perguruan Tinggi 13
26,00 13
26,00
Pekerjaan
Petani 12
24,00 11
22,00 PNS
1 2,00
19 38,00
Perangkat Desa 4
8,00 4
8,00 Swasta
33 66,00
16 32,00
Total 50
100 50
100 Sumber: analisis data primer
Secara demografis, pengawas, pengurus, karyawan dan anggota KUD dapat dibedakan berdasar umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Pemangku kepentingan KUD semuanya tergolong usia produktif
sementara di Kabupaten Sleman didominasi oleh laki-laki sedangkan di Kabupaten Bantul relatif sebanding antara laki-laki dan perempuan. Pendidikan pemangku kepentingan KUD sebagian besar adalah sekolah
menengah atas. Jenis pekerjaan pemangku kepentingan KUD di Kabupaten Bantul sebagian besar adalah swasta sementara di Kabupaten Sleman relatif bervariasi.
Tabel 3. Komponen penyusun Sisa Hasil Usaha SHU KUD
Komponen SHU KUD
Tahun 2010
2011 2012
Partisipasi Anggota Sleman 259,177,895 231,955,266 250,153,618
Bantul 267,408,499 269,207,472 269,207,472
Partisipasi BukanAnggota Sleman 100,791,404 11,424,623
123,209,990 Bantul
217,152,425 212,821,182 206,294,252 Beban Usaha
Sleman 260,539,126 267,459,153 267,772,814 Bantul
393,767,687 392,193,744 402,407,788 Pendapatan Beban Lain-
lain Sleman 88,320,511
118,054,343 92,007,700 Bantul
150,977 240,545
5,456,903 Total SHU
Sleman 94,580,962 94,363,349
94,017,705 Bantul
40,455,890 41,596,239
22,730,063 Sumber: analisis data primer
Kegiatan operasional KUD idealnya ditujukan untuk melayani anggotanya, dengan demikian kesesuaian unit usaha dengan kebutuhan anggota dapat ditunjukkan dengan tingginya partisipasi anggota pada berbagai
unit usaha KUD. Pada tabel di atas terlihat bahwa partisipasi anggota KUD di Kabupaten Sleman jauh lebih tinggi daripada partisipasi bukan anggota, sementara KUD di Kabupaten Bantul cenderung berimbang antara
partisipasi anggota dan bukan anggota pada berbagai unit usaha KUD. Apabila dilihat dari beban usahanya, KUD di Kabupaten Bantul memiliki beban usaha yang lebih tinggi dari
pada KUD di Kabupaten Sleman, namun ternyata total SHU dicapai lebih tinggi KUD di Kabupaten Sleman. Hal itu menyatakan KUD di Kabupaten Sleman lebih efisien proses operasionalnya.
FAKTOR PENENTU KINERJA KUD
Secara teoritis, kinerja usaha akan ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Pada kasus kinerja KUD, faktor internal terdiri dari kelompok pertanyaan manajemen, partisipasi anggota, likuiditas,
aktivitas usaha dan sumberdaya manusia SDM. Menurut persepsi pemangku kepentingan KUD, setiap kelompok pertanyaan yang menyusun faktor internal KUD tergolong baik, meskipun beberapa hal seperti
pengetahuan pemilihan pengurus dan rasio perputaran pihutang tergolong cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi pemangku kepentingan terhadap faktor internal KUD adalah baik.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
9
Tabel 4. Persepsi Pemangku Kepentingan Stakeholder terhadap FaktorPenentu Kinerja KUD Variabel
Komponen Penyusun nilai
makna Rerata Makna
INTERNAL X2
Manajemen X1 Perencanaan X1.1
4.06 Baik
Pengorganisasian X1.2 4.14
Baik Pelaksanaan X1.3
3.98 Baik
4.06 Baik
Partisipasi Anggota
X2 Melunasi Simpanan Wajib Pokok X1.4 3.56
Baik frek. Mengikuti rapat-rapat koperasi
X1.5 3.68
Baik pengetahuan ttg pemilihan pengurus
X1.6 3.26
Cukup lamanya menjadi anggota koperasi
X1.7 3.49
Baik 3.5
Baik Likuiditas X3
Rasio Lancar LR X1.8 3.97
Baik Rasio Cepat RC X1.9
3.86 Baik
Rasio Kas RK X1.10 3.93
Baik 3.92
Baik Aktivitas usaha X5
Rasio Perputaran
Persediaan PP
X1.11 3.12
Baik Rasio Perputaran Modal Kerja PMK
X1.12 3.91
Baik Rasio Perputaran rata-rata Piutang
X1.13 3.22
Cukup 3.42
Baik SDM X6
Jumlah Karyawan X1.14 4.03
Baik Tingkat Pendidikan X1.15
3.86 Baik
Frekuensi Pelatihan X1.16 3.68
Baik 3.86
Baik
EKSTERNAL X1 Tingkat Inflasi X2.1
3.69 Baik
Frekuensi Pembinaan X2.2 3.85
Baik 3.77
Baik
KINERJA KUD Y
Kemajuan KUD Y1.1 3.72
Baik Pelayanan Koperasi Y1.2
3.86 Baik
Assets Y1.3 3.75
Baik 3.78
Baik Sumber: analisis data primer
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui layak sahih atau tidaknya instrument penelitian kumpulan
pertanyaankuesioner. Semua elemen pertanyaan adalah sahih dinyatakan dengan nilai-nilai CorrectedItem
- Total Correlation lebih besar dari nilai r tabel dengan tingkat kesalahan 0,05 yaitu sebesar 0,195. Hal ini
bermakna semua instrumen penelitian observed layak digunakan sebagai indikator dari konstruk laten
variabel. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan utk mengetahui ketepatan dari suatu data, Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS dapat disajikan pengujian reliabilitas pada Tabel berikut ini.
Tabel 5. Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Alpha
Keterangan
X1 Internal 0,810
Reliabel
X2 Eksternal 0,662
Reliabel
Y1 Kinerja KUD 0,605
Reliabel Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Koefisien alpha cronbach alpha bernilai lebih besar dari 0,60 yang bermakna variabel-variabel
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
10
penelitian konstruk yaitu variabel internal, eksternal dan kinerja adalah reliabel, atau ketepatannya tinggi sebagai variabel konstruk pada suatu penelitian.
Uji Ukuran Sampel, Normalitas, Goodness of Fit Ukuran sampel
Analisis Structural Equation ModelSEMmembutuhkan sampel dengan ukuran besar, minimum 100 unit atau lima observasi untuk setiap estimasi parameter. Pada penelitian digunakan 20 parameter sehingga digunakan
100 sampel. Uji Normalitas Data
Uji normalitas univariat dan multivariat data program AMOS 18.0 menggunakan kriteria
Critical Ratio CR yang dibandingkan dengan nilai Z kritis sebesar ± 2.58 pada tingkat kesalahan
0.01. Jika nilai CR nilai Z kritisnya maka data tidak normal dan sebaliknya jika nilai CR Z kritisnya data dikatakan normal. Secara uji
univariat beberapa data tidak berdistribusi normal. Secara multivariat data juga tidak berdistribusi normal karena 6,634 2,58. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena berdasarkan dalil limit pusat
central limit theorem jumlah sampel yang besar akan mengikuti distribusi normalmeskipun populasi dari mana sampel
diperoleh tidak berdistribusi normal Widarjono 2010.Sampel yang digunakan dalam kasus ini berjumlah 100.
Uji Goodness of Fit Confirmatory Factor Analysis adalah pengujian unidimensionalitas dari dimensi-dimensi yang menjelaskan
faktor laten yang dimasukkan dalam model. Hasil pengujian menunjukkan bahwa indeks-indeks pengujian
yaitu: RMSEA sebesar 0,073 0,073≤0,08, CMIσDF sebesar 1,521 1,521≤2,00, TLI sebesar 0,797 0,797≥0,95, CFI sebesar 0,833 0,833≥0,95, yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan antara matriks
kovarians sampel dan matriks kovarians populasi yang diestimasi. Oleh karena itu model dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat faktor internal dan faktor eksternal.
Tabel 6. Hasil Uji Goodness of Fit
Indeks Goodness of Fit Cut of Value
Hasil Model Keterangan
X2 Chi Square CMIN Diharap kecil 261,587
Derajat bebas RMSEA
≤ 0,08 0,073
Baik CMINDF
≤ 2,00 1,521
Baik TLI
≥ 0,95 0,797
Kurang CFI
≥ 0,95 0,833
Kurang Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Catatan : RMSEA = The root mean square erros of apoximation CMIN = The minimum simple discrepancy function
TLI = Tucker lewis index CFI = comperative fit index
Atas dasar model teoiritis yang dibangun, sebuah diagram jalur dapat dihasilkan seperti yang dinyatakan dalam gambar berikut ini.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
11
Gambar 1. Faktor-faktor Penentu Kinerja KUD Evaluasi atas Regression Weight untuk Uji Kausalitas
Evaluasi atas Regression Weight untuk kausalitas menggunakan nilai CR. Hasil pengujian seperti disajikan pada tabel menunjukkan bahwa semua koefisien regresi secara signifikan tidak sama dengan nol, karena itu
hipotesis nol bahwa regression weight adalah sama dengan nol ditolak, dan menerima hipotesis alternatif bahwa masing-masing indikator memiliki hubungan kausalitas dengan kinerja.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
12
Tabel 7. Estimasi Parameter Regression Weights untuk Variabel Internal terhadap Kinerja KUD
Hubungan antar komponen unstandardized
estimate standardized
estimate C.R.
P Variabel Internal terhadap Kinerja KUD
1,141 ,990
3,507
Komponen Variabel Internal
Perencanaan X1.1 1,000
,473 Pengorganisasian X1.2
,613 ,372
2,955 ,003 Pelaksanaan X1.3
,585 ,370
2,973 ,003 Melunasi Simpanan Wajib Pokok X1.4
,752 ,315
2,634 ,008 frek. Mengikuti rapat-rapat koperasi
X1.5 1,556
,631 4,165
pengetahuan ttg pemilihan pengurus X1.6
1,508 ,554
3,855 lamanya menjadi anggota koperasi X1.7 1,643
,636 4,182
Rasio Lancar LR X1.8 ,390
,233 2,045 ,041
Rasio Cepat RC X1.9 1,419
,627 4,109
Rasio Kas RK X1.10 ,542
,288 2,851 ,004
Rasio Perputaran Persediaan PP X1.11 ,517
,288 2,454 ,014
Rasio Perputaran Modal Kerja PMK X1.12
,883 ,654
4,231 Rasio
Perputaran rata-rata
Piutang X1.13
1,433 ,466
3,500 Jumlah Karyawan X1.14
,804 ,500
3,662 Tingkat Pendidikan X1.15
,932 ,475
3,548 Frekuensi Pelatihan X1.16
1,472 ,518
3,901 Sumber: analisis data primer
Dari tabel diatas dapat dilihat pengaruh faktor internal sangat dominan terhadap kinerja KUD, hal tersebut terlihat pada standardized
estimates yang mencapai 0,990. Nilai probability p yang sangat kecil menyatakan bahwa faktor internal berpengaruh nyata terhadap kinerja KUD. Diantara faktor internal, yang besar kontribusinya adalah jangka
waktu lama menjadi anggota, frekuensi keikutsertaan dalam rapat, perputaran kas dan piutang serta pengetahuan tentang pemilihan pengurus.
Tabel 8. Estimasi Parameter Regression Weights untuk Variabel Eksternal terhadap Kinerja KUD
Hubungan antar komponen unstandardized
estimate standardized
estimate C.R.
P Variabel Ekternal terhadap Kinerja KUD ,173
,824 ,410
Komponen Variabel Eksternal
Frekuensi Pembinaan X2.2 1,000
,561 Tingkat Inflasi X2.1
1,876 ,801
2,576 ,010
Sumber: analisis data prime
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
13
Tabel di atas menyatakan bahwa variabel eksternal disusun oleh komponen tingkat inflasi dan frekuensi pembinaan KUD, namun karena nilai probabilitas p 0,410 yang lebih besar dari 0,05 yaitu tingkat kesalahan
yang dapat ditolerir maka variabel eksternal dinyatakan tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja KUD. KESIMPULAN
Telah ditetapkan bahwa koperasi adalah soko guru perekonomi Indonesia. Diharapkan koperasi mampu sebagai penyokong utama perekonomian di Indonesia dan mensejahterakan anggotanya. KUD sebagai
lembaga koperasi wajib ditumbuh-kembangkan utamanya di wilayah pedesaan. Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa KUD di Kabupaten Bantul dan Sleman mengalami perkembangan yang lambat
diindikasikan dengan perkembangan jumlah, partisipasi dan nilai SHU yang relatif stabil selama jangka waktu 2010-2012.
Faktor penentu utama kinerja KUD adalah faktor internal. Hal-hal yang memberikan kontribusi tinggi pada faktor internal untuk menjelaskan kinerja KUD adalah jangka waktu lama menjadi anggota, frekuensi
keikutsertaan dalam rapat, perputaran kas dan piutang serta pengetahuan tentang pemilihan pengurus. Sosialisasi pengelola KUD tentang berbagai layanan unit usaha KUD terhadap anggota maupun masyarakat
setempat sangat penting dilakukan agar partisipasi anggota meningkat dan ketertarikan masyarakat menjadi anggota juga meningkat. Rapat Anggota Tahunan RAT yang mengundang seluruh anggota KUD akan
meningkatkan pemahaman anggota terhadap kegiatan operasional, kapabilitas dan kinerja KUD. Pemahaman yang lebih baik akan meningkatkan partisipasi anggota dalam pencapaian kinerja KUD yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Sumber buku:
Antara, Made Anderson Guntur Komenaung. Kinerja Koperasi Unit Desa di Provinsi Bali: Pendekatan Structural Equation Model. SOCA, 7 3.
Ferdinand, Augusty. 2000. „Structural Equation Modeling Dalam Penelitian manajemen‟. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Latief, Dochak. 2000.Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Global. Surakarta:Muhammadiyah University Press
Thoha, Mahmud. 2002. Globalisasi Krisis Ekonomi dan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan. Jakarta: Penerbit Pustaka Quantum.
Sumber Jurnal: Barraud-Didiera, Valérie, Marie-Christine Henninger dan Assâad El Akremi, 2012.The Relationship Between
Members‟. Trust and Participation in the Governance of Cooperatives: The Role of Organizational Commitment, International Food and Agribusiness Management Review, 15 1.
Mahri, A Jajang W. 2006. Pelayanan dan Manfaat Koperasi, serta Pengaruhnya terhadap Partisipasi Anggota Suatu Kasus pada Koperasi Produsen Tahu Tempe Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Universitas Pendidikan
Indonesia UPI, 6 6, Oktober.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
14
5. PENTINGNYA PENDEKATAN SISTEM DALAM MENGANALISIS ALIH