Definition of Relevant System CATWOE Modeling Relevant System

Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 280 Pangan Kab. Tasikmalaya di tahun 2010 menjadi pendorong tambahan lainnya. Semangat petani untuk mensertifikasi produk, meskipun dihadapkan dengan kerumitan administrasi dan pencatatan, menjadi awal keberhasilan Gapoktan Simpatik untuk melakukan sejumlah aktivitas ekspor ke sejumlah Negara . Namun demikian, karena sejumlah alasan seperti kepemilikan lahan yang sempit, menginginkan proses yang instan dan tidak serumit organik, menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetik, serta perbedaan harga gabah yang tidak terlalu jauh, pada tahun 2011 beberapa petani di wilayah selatan yaitu Kecamatan Sukaraja, mulai mengubah kebiasaan budidaya atau bertani organik kepada bertani konvensional. Hal ini menyebabkan berkurangnya lahan pertanian yang tersertifikasi organik dan menurunkan produksi padi organik yang dapat memenuhi pasar ekspor. Adanya program pemerintah yang tidak didasarkan pada sudut pandang budidaya organik juga telah secara kontraproduktif menurunkan minat petani untuk berusaha tani organik. Dalam keadaan ini nampak bahwa tidak terjadi keselarasan antara peran yang seharusnya dijalankan oleh seluruh pelaku dengan nilai dan norma yang sebelumnya sudah disepakati atau sebelumnya “dipaksa” untuk secara bersama-sama mengupayakan tercapainya tujuan pembudidayaan organik ini.

3.2.3.3. Dimensi Politik

Sejumlah pelaku memiliki power untuk mengubah atau menentukan perubahan, sebagaimana diuraikan berikut:  PT. Bloom Agro dapat menentukan harga beras organik secara tidak langsung sampai pada tingkat petani. Dengan menetapkan harga setiap tahun sekali dalam kondisi fluktuasi harga beras sepanjang tahun relatif tinggi, PT. Bloom Agro memiliki power untuk menyesuaikan harga gabah, melalui revisi harga setiap tahun. Di sisi lain, ketiadaan transparansi terlihat karena Gapoktan tidak mendapatkan informasi harga beras yang dijual PT. Bloom Agro kepada importir.  Pemilik lahan yang kurangtidak perduli terhadap proses produksi organik memiliki power untuk menentukan teknis budidaya, secara organik atau tidak.  Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Tasikmalaya memiliki power untuk menentukan regulasi dan kebijakan yang harus dijalankan oleh gapoktan hingga berpengaruh sampai tingkat petani. Koordinasi antar level pemerintah juga harus ditingkatkan, sehingga satu sama lain saling mendukung dan tidak saling mengsubordinasi.  Konsumen di negara-negara tujuan ekspor memiliki power untuk mengubah perilaku budidaya dengan mensyaratkan sertifikasi beras organik berdasarkan standar mereka.

3.2.4. Definition of Relevant System CATWOE

3.2.4.1. Formulasi Transformasi T

T: meningkatkan luas lahan bersertifikasi di tahun sertifikasi IMO berikutnya, dengan menjunjung asas transparansi dan keadilan.

3.2.4.2 CATWOE berdasarkan Transformasi

a C: Customer penerima manfaat: petani b A: Actor pelaku yang melakukan transformasi: Gapoktan Simpatik ICS, petani. c T: Transformation perubahan: meningkatkan luas lahan bersertifikasi, dengan menjunjung asas transparansi dan keadilan. d W: Weltanschauung-perspektif bermakna: budidaya padi organik sesuai standar dan lulus uji sertifikasi organik. e O: Owner pihak yang mungkin menghentikan Transformasi: Gapoktan Simpatik ICS, petani. f E: Environment kendala lingkungan: budaya dan sikap petani menjadi kendala yang mengakibatkan sejumlah petani tidak lagi budidaya padi secara organik. Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 281

3.2.4.3 Root Definition

Luas lahan bersertifikat di tahun sertifikasi IMO meningkat untuk memenuhi permintaan dari importir jejaring PT. Bloom Agro. Sertifikasi lahan untuk tujuan ekspor harus menjamin dipenuhinya asas transparansi dan keadilan. Berbagai sikap dan budaya petani yang dapat menjadi kendala budidaya organik dikontrol dengan aktivitas yang dilaksanakan oleh ICS.

3.2.5. Modeling Relevant System

3.2.5.1. Formulasi “5 E”

Evaluasi terhadap rencana implementasi atas aktivitas manusia untuk mewujudkan transformasi dikontrol dengan pendekatan anali sis logis yang dikenal dengan “5E”. Dengan demikian rencana aktivitas dapat sepenuhnya mencapai transformasi yang diinginkan. Tabel 2. Formulasi “5E” No Aspek Formulasi 1 Efficacy transparansi dan kolaborasi dalam seluruh proses agribisnis padi organik 2 Efficiency sumber daya yang digunakan sesuai dengan prinsip organik budidaya SRI 3 Effectiveness persiapan sertifikasi dilaksanakan optimal untuk menjamin tercapainya persyaratan sertifikasi 4 Ethicality proses sertifikasi organik tidak mengurangi hak petani untuk menentukan usaha taninya sendiri 5 Elegance seluruh proses sertifikasi dilakukan dengan mempertimbangkan asas keberlanjutan untuk mewujudkan transformasi

3.2.5.2 Human Activity System

Dalam kajian ini Human activity system HAS menunjukkan keterkaitan aktivitas pelaku rantai pasok beras organik yang diperlukan untuk mewujudkan transformasi, yaitu mempertahankan dan meningkatkan lahan bersertifikasi di tahun sertifikasi IMO selanjutnya, dengan menjunjung asas transparansi dan keadilan. 1. Transparansi Harga pada Seluruh Pelaku Pengusahaan Padi Organik 3. Kontrol Aktivitas Proses Produksi Padi Organik 2. Reassessment dan Evaluasi Penerapan Fair Trade 5. Sharing dan Diseminasi Informasi terkait Padi Organik 4. Mendesak Keterpaduan Regulasi Pemerintah pada Seluruh Level Monitor dan Sesuaikan dengan “5E” Gambar 3. Human Activity System Padi Organik Tasikmalaya Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 282

3.2.6. Perbandingan Model dengan Dunia Nyata