Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
151
22. ANALISIS FINANSIAL SAPI SONOK DI KECAMATAN WARU
KABUPATEN PAMEKASAN
Fathorrahman
1
, Aminah H.M. Ariyani
2
, Taufik R.D.A. Nugroho
3
Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan E-mail:
moninthofagmail.com ABSTRAK
Sapi sonok merupakan dua sapi betina yang berkualitas khas Madura yang dipasangkan dan diikutkan dalam kontes. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik responden dan aspek finansial peternak. Lokasi
dipilih secara sengaja di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan karena merupakan pusat kesenian sapi sonok dan mengambil 40 responden peternak sapi sonok dengan menggunakan metode snow ball sampling
dengan analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah usaha ternak sapi sonok layak dikembangkan karena menguntungkan bagi peternak.
Kata-kata kunci: Sapi Sonok dan Analisis Finansial. PENDAHULUAN
Sapi Madura sebagai sapi potong tipe kecil memiliki variasi berat badan sekitar 300 kg dan pemeliharaan yang baik dengan pemenuhan kebutuhan pakan yang b
aik mampu mencapai berat badan ≥ 500 kg, ditemukan pada sapi Madura yang menang kontes. Pengaruh nilai sosiobudaya masyarakat Madura
terhadap ternak sapi Madura memiliki nilai tersendiri terutama terhadap tradisi sapi betina pajangan yang dikenal dengan sapi sonok dan lomba sapi jantan yang dikenal sebagai kerapan. Sapi yang dilombakan
merupakan sapi pilihan yang memiliki tampilan performa yang sangat baik. Selain itu peranan pemeliharaan sapi Madura seperti sapi potong lainnya yaitu sebagai sumber penghasil daging, tenaga kerja dan kebutuhan
ekonomi Hariyono, 2010:12.
Peranan sosiobudaya masyarakat Madura terhadap keberadaan sapi Madura di samping sebagai tenaga kerja, kebutuhan ekonomi yang mampu mendukung perbaikan mutu genetik ternak adalah aspek
budaya pemeliharaan secara khusus pada sapi yang terpilih diperlombakan, pajangan dan memberikan kebanggaan tersendiri serta memiliki nilai ekonomis tinggi harga jual tinggi. Sapi betina dipelihara secara
baik yang disiapkan untuk dilombakan sebagai sapi pajangan yang dikenal sebagai sapi sonok. Sedangkan sapi jantan digunakan untuk pacuan sebagai sapi kerapan Wijono dkk, 2004:46.
Upaya masyarakat Madura untuk menjaga nilai sosiobudaya dan perbaikan mutu genetik sapi kerapan dan sapi sonok terus dilakukan sampai sekarang. Meski dari kacamata ekonomi memelihara sapi
kerapan tidak layak dikembangkan karena rugi berdasarkan penelitian Fuad Hasan 2012 bahwa: a secara ekonomi, memelihara sapi kerapan tidak menguntungkan, b motivasi pengkerap memelihara sapi kerapan
adalah hobi dan status sosial, c dampak sosial kerapan sapi yaitu: meningkatkan harga diri dan status sosial pengkerap, bagi masyarakat Madura adalah terpeliharanya tradisi kerapan sapi yang merupakan warisan
leluhur dan munculnya tindak kriminal pertikaian bahkan sampai terjadi
carok dan tindak perjudian, d dampak ekonomi dapat membuka peluang kerja, memberi peluang usaha pakan sapi, telur ayam kampung,
makanan, kerajinan, perhotelan dan travel agent dan memberikan pendapatan daerah, e dampak lainnya:
terjadinya tindak kekerasan atau penyiksaan terhadap hewan sapi kerap. Namun faktor sosiobudaya telah mampu mengalihkan pandangan masyarakat terhadap nilai ekonomi sapi kerapan, tingginya harga pada sapi
kerapan dipengaruhi oleh prestasinya dalam lomba, harga tinggi hanya pada sapi kerapan yang menang lomba. Pelestarian dan perhatian khusus terhadap sapi kerapan telah menyebar di Madura di Kabupaten
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
152
Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan, begitu juga dengan sapi sonok hanya saja sapi kerapan lebih dikenal dari pada sapi sonok.
Sapi Sonok sendiri merupakan sapi Madura yang mempunyai kualitas bagus dan berjenis kelamin betina yang dilombakandikonteskan adalah keindahan sapi saat berjalan dan berpakaian
Salah satu tujuan diadakannya kontes sapi sonok yaitu untuk memperkenalkan budaya Madura pada masyarakat luas terutama masyarakat di luar Pulau Madura. Seni budaya sapi sonok menjadi kebanggaan
masyarakat pulau Madura khususnya Kabupaten Pamekasan karena pusat sapi sonok berada di Kabupaten Pamekasan bagian utara yang sudah terkenal luas sehingga harus tetap dilestarikan.
Pelestarian sapi sonok di Kabupaten Pamekasan tersebar di berbagai kecamatan, seperti: Kecamatan Proppo, Palengaan, Pakong, Waru, Batumarmar dan Pasean. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah sapi sonok
di Kabupaten Pamekasan adalah 774 ekor. Sapi sonok pada dasarnya termasuk pada populasi sapi potong namun sapi sonok merupakan sapi betina yang dibedakan karena kualitas yang lebih unggul sehingga
diikutkan pada kontes sapi sonok, perinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Populasi sapi potong dan populasi sapi sonok di Kabupaten Pamekasan tahun 2011
No. Kecamatan sapi potong ekor
sapi sonok ekor 1.
Pamekasan 3.525
- 2.
Tlanakan 10.652
- 3.
Pademawu 7.703
- 4.
Galis 2.147
- 5.
Larangan 7.821
- 6.
Proppo 13.606
2 7.
Palengaan 8.427
2 8.
Pakong 6. 839
116 9.
Pegantenan 13.703
- 10.
Waru 13.841
226 11.
Batumarmar 11.068
134 12.
Kadur 10.871
- 13.
Pasean 17.471
294 Jumlah
127.674 774
Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan 2011 Menurut ketua pembina paguyuban sapi sonok daerah Pamekasan bagian Utara Kecamatan Waru,
Pasean, Batumarmar dan Pakong Rudi Haryanto, sapi sonok adalah sepasang sapi betina dua ekor sapi betina yang disatukan dengan adanya
pangonong atau kayu perangkai sapi yang mempunyai kualitas unggul dan diikutkan dalam kontes sonok. Sedangkan kata sonok berasal dari kata
soro nyonok suruh masuk dalam artian masuk gapura kontes sapi sonok.
Dari latar belakang tersebut, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik masyarakat dan kelayakan usaha ternak sapi sonok di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan.
METODOLOGI
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive yaitu di Kecamatan Waru Kabupaten
Pamekasan. Kecamatan Waru dipilih karena merupakan pusat kesenian sapi sonok di Kabupaten Pamekasan Bagian utara. Penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan Strategi dasar teknik bola salju
snow ball sampling ini dimulai dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci key informan dan melakukan interview terhadap mereka secara bertahap atau berproses. Bermula dari informan
kunci yang memberi penjelasan, arahan dan saran untuk menentukan siapa sebaiknya yang akan menjadi informan utama.
Metode pengumpulan data menggunakan data primer meliputi pengamatan, wawancara dan metode angket data sekunder yang diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari data-
data tertulis yang berbentuk catatan atau laporan data dokumentasi yang diperoleh dari instansi berupa artikel, literatur atau hasil penelitian yang sudah ada, seperti buku-buku, artikel, makalah dan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti yang memiliki relevansi dengan masalah
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
153
yang diteliti. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari instansi terkait di lokasi penelitian seperti monografi Kecamatan Waru, Kecamatan Waru dalam angka serta Kabupaten Pamekasan dalam Angka.
Sedangkan untus analisis data menggunakan analisis kuantitatif. Analisis finansial dapat dilihat terhadap pelaku atau pemilik sapi sonok. Untuk mengetahui analisis
finansial usaha ternak sapi sonok adalah dengan menghitung penerimaan, total biaya, keuntungan finansial dan kelayakan usaha dalam memelihara sapi sonok.
Analisis Penerimaan
Menurut Soekartawi 1995:54, penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut:
TR= Y.Py Dimana,
TR : Total penerimaan
Y : Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani
Py : Harga Y
Analisis Biaya
Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap
variable cost. a. Biaya tetap fixed cost didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang diperoleh.
b. Biaya tidak tetap variable cost didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.
c. Biaya total total cost merupakan penjumlahan dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC. Analisis Keuntungan
Analisis keuntungan merupakan analisis untuk mengetahui selisih antara penerimaan dengan biaya total, untuk mengetahui keuntungan dengan rumus:
π = TR –TC keterangan:
π : keuntungan dalam satuan rupiah
TR : total penerimaan yang diperoleh dari penjualan sapi dalam satuan rupiah
TC : total biaya yang dikeluarkan mulai pengadaan bibit, pemeliharaan, pakan, tenaga kerja, kandang,
keikutsertaan dalam kontes dan transportasi dalam satuan rupiah.
Analisis Kelayakan Usaha Analisis
Return Cost Ratio RC RC singkatan dari
Return Cost Ratio, merupakan alat analisis untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha dalam satu masa terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Suatu usaha dikatakan layak
bila RC lebih besar dari 1 RC1. Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai RC maka tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi. Apabila RC=1 artinya tidak untung dan tidak rugi.
Return On Investment ROI
Perhitungan terhadap
Return On Investment dilakukan untuk mengetahui besarnya perbandingan
antara keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan besar investasitotal biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh perusahaan Rangkuti, 2001.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Masyarakat Peternak Sapi Sonok di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
154
1. Karakteristik responden berdasarkan usia Faktor usia sangat mempengaruhi kinerja peternak dalam usahaternak sapi, karena usaha ternak
sapi sonok berbeda dengan ternak sapi lokal biasa, dimana faktor usia berkaitan dengan pengalaman usaha ternak, berikut adalah usia dari 40 responden peternak sapi sonok:
Tabel 2. Karakteristik responden peternak sapi sonok berdasarkan usia di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan 2013
No Kelompok Usia Tahun Jumlah Responden
1 33-37
8 20
2 38-42
6 15
3 43-47
8 20
4 48-52
10 25
5 53-57
6 15
6 58-62
2 5
Total 40
100
Sumber: Data Primer Diolah 2013 Tabel 2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memelihara sapi sonok di Kecamatan
Waru berusia 48-52 tahun dengan jumlah 10 peternak dengan tingkat persentase sebesar 25. Ini menunjukkan bahwa kesenian sapi sonok banyak diminati oleh kalangan usia tua, hal ini dikarenakan
masyarakat pemuda di Kecamatan Waru lebih banyak yang merantau ke daerah luar Madura dan adanya alih profesi dari pemain lama para pecinta sapi, seperti para peternak sapi kerapan yang pindah haluan pada
ternak sapi sonok. 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan masyarakat peternak sapi, karena pendidikan akan mendorong peternak untuk terus maju dengan kemampuan analisa sederhana terhadap
keberhasilan usaha ternak sapi dan kemampuan menyerap pengetahuan baru yang bermanfaat, berikut tingkat pendidikan peternak sapi sonok di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan:
Tabel 3. Karakteristik responden peternak sapi sonok berdasarkan pendidikan di Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan 2013
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
1 SD
24 60
2 SMP
4 10
3 SMA
9 22,5
4 S1
3 7,5
Total 40
100
Sumber: Data Primer Diolah 2013 Tabel 3. menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan terakhir yang telah ditempuh oleh
responden yang memelihara sapi sonok di Kecamatan Waru adalah Sekolah Dasar dengan jumlah sebesar 24 responden dengan tingkat persentase sebesar 60, ini menunjukkan bahwa responden peternak sapi sonok
di Kecamatan Waru dalam aspek tingkat pendidikan responden masih rendah, hal ini menyebabkan program pemerintah seperti kawin buatan pada sapi masih belum dipahami sepenuhnya oleh responden peternak sapi
sonok dengan jumlah perbandingan sebesar 1:6 untuk kawin alami sedangkan menurut pembina paguyuban sapi sonok Pantura perbandingan untuk semua sapi di daerah Pantura sekitar 1:4 untuk kawin alami, hal ini
dikarenakan karena populasi sapi sonok jauh lebih sedikit dari pada sapi madura biasa. 3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan atau mata pencaharian merupakan cara untuk mengukur kehidupan ekonomi suatu masyarakat yang dijadikan sumber penghasilan masyarakat tersebut, pekerjaan dari 40 responden
peternak sapi sonok adalah sebagai berikut:
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
155
Tabel 4. Karakteristik responden peternak sapi sonok berdasarkan pekerjaan di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan 2013
No Pekerjaan Jumlah Responden
1 Petani
27 67,5
2 Pedagang
6 15
3 Wiraswasta
2 5
4 Sopir
2 5
5 PNS
3 7,5
Total 40
100
Sumber: Data Primer Diolah 2013 Tabel 4. menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan masyarakat yang memelihara sapi sonok di
Kecamatan Waru adalah petani dengan jumlah sebesar 27 responden dengan tingkat persentase sebesar 67,5, hal ini menunjukkan bahwa partisipasi petani terhadap kesenian sapi sonok cukup tinggi, hampir
semua petani di Kecamatan Waru juga beternak sapi karena beternak merupakan investasi atau simpanan petani, dalam persedian makanan sapi, petani lebih mudah karena tidak perlu membeli pakan hijauan. Petani
dapat mengambil manfaat dari rumput yang ada di lahannya, hal ini yang memberikan semangat pada petani untuk ternak sapi, dengan ternak sapi sonok maka secara ekonomi pendapatan petani lebih
meningkat dari pada ternak sapi biasa, sehingga petani banyak yang memelihara sapi sonok. 4. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga mempengaruhi terhadap keberlangsungan ternak sapi sonok di Kecamatan Waru, berikut jumlah anggota keluarga responden peternak sapi sonok:
Tabel 5. Karakteristik responden peternak sapi sonok berdasarkan jumlah anggota keluarga di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan 2013
No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Responden
1 3
2 5
2 4
10 25
3 5
15 37,5
4 6
8 20
5 7
3 7,5
6 8
2 5
Total 40
100
Sumber: Data Primer Diolah 2013 Tabel 5. menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah anggota keluarga masyarakat yang
memelihara sapi sonok di Kecamatan Waru adalah 5 anggota keluarga dengan jumlah 15 responden dengan tingkat persentase sebesar 37,5. Jumlah keluarga dapat mempengaruhi dalam aspek perawatan sapi
sonok, misalnya ketika memandikan atau ketika latihan untuk menjinakkan sapi dan melatih dalam melangkah, karena yang paling sulit dalam memelihara sapi sonok adalah ketika melatih sapi dalam
melangkah untuk bisa kompak dan berjalan sejajar, dalam proses ini minimalnya membutuhkan 3 orang dan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
156
5. Karakteristik Responden Berdasarkan lokasidesa Tabel 6. Karakteristik responden peternak sapi sonok berdasarkan lokasidesa di Kecamatan Waru Kabupaten
Pamekasan 2013
No Lokasi Jumlah Responden
1 Desa Waru Barat
18 45
2 Desa Waru Timur
6 15
3 Desa Tlontoares
2 5
4 Desa Bajur
4 10
5 Desa Ragang
2 5
6 Desa Sumber Waru
3 7,5
7 Desa Tampojung Tengah
1 2,5
8 Desa Tampojung Gua
1 2,5
9 Desa Sana Laok
2 5
10 Desa Tegangser laok
1 2,5
Total 40
100
Sumber: Data Primer Diolah 2013 Tabel 6. menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memelihara sapi sonok di Kecamatan
Waru berlokasi di Desa Waru Barat dengan jumlah 18 responden dengan tingkat persentase sebesar 45. Desa Waru Barat juga menjadi pusat paguyuban di Kecamatan Waru, termasuk juga ketua paguyuban
pantura dan pembina paguyuban pantura juga bertempat tinggal di Desa Waru Barat. 6. Karateristik responden berdasarkan pengalaman ternak sapi sonok
Tabel 7. Karakteristik responden peternak sapi sonok berdasarkan pengalaman ternak di Kecamatan Waru
Kabupaten Pamekasan 2013
No Pengalaman ternak tahun Jumlah Responden
1 6-8
8 20
2 9-11
14 35
3 12-14
10 25
4 15-17
4 10
5 18-20
1 2,5
6 21-23
3 7,5
Total 40
100 Sumber: Data Primer Diolah 2013
Tabel 7. menunjukkan bahwa dari 40 responden peternak sapi sonok telah memelihara sonok lebih dari lima tahun, untuk pengalaman beternak dari 40 responden yang paling banyak adalah antara 9-11
tahun, hal ini menunjukkan bahwa peternak sapi sonok di Kecamatan Waru sebagian besar sudah berpengalaman.
7. Karakteristik responden berdasarkan jumlah kepemilikan indukan sapi sonok Tabel 8. Karakteristik responden peternak sapi sonok berdasarkan jumlah kepemilikan indukan sapi sonok di
Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan 2013
No jumlah kepemilikan sapi Jumlah Responden
1 sepasang 2 ekor
39 97,5
2 3 pasang 6 ekor
1 2,5
Total 40
100
Sumber: Data Primer Diolah 2013 Tabel 8. menunjukkan bahwa dari 40 responden peternak sapi sonok hanya satu responden yang
memiliki tiga pasang indukan sapi sonok sisanya memiliki sepasang indukan sapi sonok. Analisis Finansial Usaha Ternak Sapi Sono
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
157
Dalam aspek finansial usaha ternak sapi sonok dapat dikembangkan karena memberikan keuntungan pada peternak sapi sonok. Aspek finansial dalam ternak sapi sonok melihat pada total penerimaan, total
biaya, keuntungan dan analisis kelayakan usaha dengan menggunakan RC, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 9. Analisis Finansial Usaha Ternak Sapi Sonok
Analisis pertahun
Perbulan Penerimaan
penjualan sapi 31.728.416
2.644.035 Uang pembinaan
945.000 78.750
Hadiah 157.500
13.125 Total penerimaan
32.830.916 2.735.910
Biaya Biaya tetap
648.244 54.020
Biaya variabel 19.467.180
1.622.265 Total biaya
20.115.424 1.676.285
Keuntungan 12.715.492
1.059.624 RC
1,63 1,63
ROI 63,2
63,2 Sumber: Data Primer Diolah 2013
Return On Investment ROI merupakan kemampuan suatu usaha untuk memperoleh keuntungan.
Perhitungan terhadap ROI dilakukan untuk mengetahui besarnya perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan besar investasitotal biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh perusahaan
Rangkuti, 2001.
Return On Investment ROI = Keuntungan
π Total biaya TC
� =
Rp. 12.715.492 Rp. 20.115.424
x 100
= 63,2
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, nilai Return On Investment ROI adalah sebesar 63,2. Nilai ini menunjukkan bahwa Rp 1.000 yang ditanamkan sebagai modal investasi usaha ternak sapi sonok dapat
memberikan keuntungan sebesar Rp.632. Hal ini berarti berdasarkan kriteria ROI, usaha ini menguntungkan. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang Sapi Sonok; analisis finansial di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peternak sapi sonok di Kecamatan Waru sebagian besar berusia 48-52 tahun dengan tingkat pendidikan SD, sebagian besar pekerjaannya adalah sebagai petani dengan jumlah anggota keluarga berkisar
antara 3-8 orang. Sedangkan lokasi ternak sapi sonok berpusat di Desa Waru Barat, dengan tingkat pengalaman 6-23 tahun.
2. Aspek finansial ternak sapi sonok di Kecamatan Waru dapat memberi keuntungan kepada peternak, dengan rata-rata penerimaan sebesar Rp 32.830.916 tahun atau Rp 2.735.910 bulan dan biaya
sebesar Rp 20.115.424 tahun atau Rp 1.676.285 bulan, keuntungannya sebesar Rp 12.715.492 tahun atau Rp 1.059.624 bulan, nilai RC adalah 1,63 RC1 sedangkan ROI sebesar 63,2 sehingga dapat
disimpulkan bahwa usaha ternak sapi sonok layak dikembangkan.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
158
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:
- Hariyono, dkk. 2010.
Potensi Ekonomi Budidaya Ternak di Kawasan Madura Pasca Suramadu. J. Ternak Tropika Vol. 11, No. 2: 11-22, 2010.
- Hasan, Fuad. 2012.
Dampak Sosial Ekonomi Pergeseran Nilai Budaya Karapan Sapi. SEPA: Vol. 8 No. 2 Pebruari 2012 : 75-82
- Soekartawi. 1995.
Analisis Usaha Tani. Jakarta. UI-Pres. Sumber prosiding seminar:
- Wijono, Didi Budi, dkk.2004.
Potensi dan Keragaman Sumber Daya Genetik Sapi Madura. Lokakarya Seminar nasional.
Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional
Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX
159
23. ANALISIS KEUNTUNGAN AGRIBISNIS JAGAL SAPI