PERANAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI TERHADAP

Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 210

30. PERANAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI TERHADAP

PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PERTANIAN DALAM BIDANG AGRIBISNIS Brian Guntur 1 , Yesi Hendriani Supartoyo 2 1 Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Jalan Raya Darmaga Kampus IPB Darmaga Bogor 16680 E-mail: brianguntur.persada911gmail.com dan E-mail: yesisupartoyomail.com ABSTRAK Di era modern seperti sekarang ini, banyak sekali perkembangan baik dari sisi teknologi, budaya serta pendidikan. Perkembangan tersebut tentunya bisa menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa dalam berbagai bidang. Kemajuan tidak mungkin tercapai bila hal yang terkait dengan distribusi informasi dan sebaran tenaga pendidik tidak tersebar secara merata. Oleh karena itu, dengan perkembangan yang pesat maka seharusnya tidak ada lagi ketimpangan informasi. Sumbangsih pemikiran dari dunia pendidikan telah melahirkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat dunia saat ini. Berhubungan dengan hal itu, kehadiran teknologi telah meningkatkan kualitas dan keampuhan pendidikan itu sendiri. Imbas globalisasi yang merasuki segala lini kehidupan bangsa di seluruh dunia telah melahirkan berbagai pandangan berperspektif baru. Pendidikan di masa depan akan lebih dioptimalkan oleh jaringan informasi yang memungkinkan interaksi dan kolaborasi. Orientasi produktivitas kerja tentunya tidak hanya berfokus pada sisi teknologi saja akan tetapi, jika hal tersebut dikembangkan kearah pertanian maka pertanian Indonesia akan disi oleh orang-orang terbaik khususnya tenaga pendidik yang mau disebar di seluruh Indonesia agar distribusi informasi dan kualitas khususnya di bidang pertanian agribisnis akan meningkat. Hal ini di karenakan, seluruh petani di Indonesia di bantu tidak hanya dari sisi pengetahuan dan teknologi tetapi juga di bantu dengan adanya sebaran insan terdidik yang notabene adalah untuk bisa membantu pemerintah dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka, tulisan ini menjadi stimulus untuk bisa meningkatkan dan mendistribusikan tenaga pendidik pertanian secara merata ke seluruh wilayah Indonesia karena tenaga pendidik dalam sistem agribisnis merupakan supporting dalam keberhasilan suatu komoditas pertanian. Kata-kata kunci: Agribisnis, Informasi, Pertanian, Sistem, Tenaga Pendidik ABSTRACT In the modern era, a lot of progress both in terms of technology, culture and education. The development of course can be a measure of a nations progress in various fields. Progress can not be achieved if it is related to the distribution of information and the distribution of teachers is not spread evenly. Therefore, with the rapid development then there should be no more discrepancies. That ideas from the world of education has given rise to modernization in all areas of the world. Associated with it, the advent of technology has improved the quality and effectiveness of education itself. The impact of globalization permeate all aspects of life in nations around the world has given rise to various views of the new perspective. Education in the future will be optimized by information network that allows interaction and collaboration. Labor productivity orientation course focuses not only on the technology alone but, if it is developed towards the Indonesian agricultural farm will be filled by the best educators in particular that would spread throughout Indonesia so that the distribution of information and quality particularly in agriculture agribusiness will increase. This is because, all the farmers in Indonesia not only in terms of knowledge and technology but also help with the distribution which is actually a well-educated man to be able to assist the government in terms of the Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 211 intellectual life of the nation. Thus, this paper can be a stimulus to increase agricultural educators and distribute evenly to all parts of Indonesia as educators in the agribusiness system is supporting the success of an agricultural commodity. Key words : Agribusiness, Information, Agriculture, Systems, Educator PENDAHULUAN Di era modern seperti sekarang ini, banyak sekali perkembangan baik dari sisi teknologi, budaya serta pendidikan. Perkembangan tersebut tentunya bisa menjadi tolok ukur kemajuan suatu bangsa dalam berbagai bidang. Kemajuan tidak mungkin tercapai bila hal yang terkait dengan distribusi informasi dan sebaran tenaga pendidik tidak tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Apalagi untuk distribusi informasi ini perkembangannya sangat revolusioner. Oleh karena itu dengan perkembangan yang pesat maka seharusnya tidak ada lagi ketimpangan informasi diseluruh wilayah Indonesia. Terkait revolusi informasi telah mengubah sistem komunikasi dunia dewasa ini, sebaran jaringan informasi yang tersimpan dalam internet membuktikan bahwa kini dunia kian sempit, tidak ada lagi batas-batas geografis yang menghalangi kita untuk berinteraksi dengan dunia global. Akses ke dunia global pun menjadi sangat mudah, efisien, dan fleksibel. Kemudahan itu merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan integrasi di berbagai bidang di antaranya pendidikan dan teknologi. Sumbangsih pemikiran darii dunia pendidikan telah melahirkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat dunia saat ini. Berhubungan dengan hal itu, kehadiran teknologi telah meningkatkan kualitas dan keampuhan pendidikan itu sendiri. sebagaimana empat pilar pendidikan yang di cetuskan oleh UNESCO antara lain learning to know, learning to do, learning to be, and learning together. Imbas globalisasi yang merasuki segala lini kehidupan bangsa di seluruh dunia telah melahirkan berbagai pandangan berperspektif baru. Sebagai contoh, apabila pada masa sebelum ini atau era perang dingin, perspektif dunia adalah pemihakan blok yaitu blok barat atau blok timur, maka perspektif dunia pada era globalisasi adalah integrasi; dan sistem dunia pun dilambangkan dengan World Wide Web WWW, yang mudah dijumpai di dalam penulisan alamat situs internet. Arus globalisasi telah memunculkan perspektif baru pendidikan. Strategi pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional kini berubah ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Pendidikan di masa depan akan lebih dioptimalkan oleh jaringan informasi yang memungkinkan interaksi dan kolaborasi. Pemanfaatan jaringan informasi sudah terbukti keutamaan serta benefitnya bagi masyarakat. Dengan demikian, masuknya pengaruh globalisasi telah mengubah pendidikan kita sehingga lebih bersifat jejaring, terbuka dan interaktif, beragam, multidisiplin, serta berorientasi produktivitas kerja just on time dan kompetitif Wiryana, 2001 Orientasi produktivitas kerja tentunya tidak hanya berfokus pada sisi teknologi saja akan tetapi, jika hal tersebut dikembangkan kearah pertanian maka pertanian Indonesia akan disi oleh orang-orang terbaik yang mau disebar di seluruh Indonesia agar distribusi informasi dan kualitas khususnya di bidang pertanian khususnya agribisnis akan meningkat. Hal ini di karenakan, seluruh petani di Indonesia di bantu tidak hanya dari sisi pengetahuan dan teknologi tetapi juga di bantu dengan adanya sebaran insan terdidik untuk bisa membantu pemerintah dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa sama seperti amanah UUD 45. Mencerdaskan kehidupan bangsa ini merupakan pembangungan di bidang pendidikan khususnya pendidikan di agribisnis atau pertanian secara luas. Pembangunan Pendidikan Nasional Indonesia mendapat roh baru dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selaras dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional maka Visi pembangunan pendidikan nasional adalah “Terwujudnya Manusia Indonesia Yang Cerdas, Produktif dan Berakhlak Mulia“. Beberapa indikator yang menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pembangunan pendidikan nasional : a. Sistem pendidikan yang efektif dan efisien. b. Pendidikan Nasional yang merata dan bermutu. c. Peran serta masyarakat dalam pendidikan, dan lain-lain. Permasalahan klasik di dunia pendidikan khususnya di agribisnis dan sampai saat ini belum ada langkah-langkah strategis dari pemerintah untuk mengatasinya adalah: Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 212 a. Kurangnya Pemerataan kesempatan pendidikan pertanian di Indonesia Sebagian besar masyarakat merasa hanya memperoleh kesempatan pendidikan masih terbatas apalagi di tingkat sekolah dasar. b. Rendahnya tingkat relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja dalam hal ini pengembangan pendidikan pertanian Hal ini dapat dilihat dari jumlah angka pengangguran yang semakin meningkat di Indonesia, yang kenyataanya tidak hanya dipengaruhi oleh terbatasnya lapangan kerja dan makin sempitnya lahan pertanian. Namun adanya perbedaan yang cukup besar antara hasil pendidikan dan kebutuhan kerja. c. Rendahnya mutu pendidikan Untuk indikator rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari tingkat prestasi siswa. Seharusnya tidak hanya pada SMA saja tetapi pada SMK pertanian pun seharusnya ditingkatkan. Guru dan Kualitas Pendidikan Pertanian Pada saat masyarakat mulai menggugat kualitas pendidikan yang dijalankan di Indonesia maka akan banyak hal terkait yang harus dibenahi. Masalah sarana dan prasarana pendidikan, sistem pendidikan, kurikulum, kualitas tenaga pengajar, dan lainnya, Secara umum guru merupakan faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil pendidikan. Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional, faktor kesejahteraannya, dan lainnya. Khusus guru, di Indonesia untuk tahun 2005 saja terdapat kekurangan tenaga guru sebesar 218.838. Tabel 1. Kekurangan Guru Tahun 2004 – 2005 Tingkat 2004 2005 Kebutuhan Kebutuhan Pensiun Kebutuhan Pensiun TK 893 187 1.080 260 1.340 SD 63.144 20.399 83.543 23.918 107.461 SMP 57.537 4.707 62.244 6.270 68.514 SMU 26.120 1.498 27.618 1.685 29.303 SMK 9.972 1.073 11.045 1.175 12.220 TOTAL 157.666 27.864 185.530 33.308 218.838 Sumber : Direktorat Tenaga Kependidikan, 2004 Dengan jumlah kekurangan guru yang cukup besar maka kita juga tidak dapat berharap akan terciptanya kualitas pendidikan, diperparah kurangnya tenaga pendidik pertanian. Disamping itu masalah distribusi guru juga tidak merata, baik dari sisi daerah maupun dari sisi sekolah. Dalam banyak kasus, ada SD yang hanya memiliki tiga hingga empat orang guru sehingga mereka harus mengajar secara paralel dan simultan. Belum lagi hal yang berkaitan dengan prasyarat akademis, baik itu menyangkut pendidikan minimal maupun kesesuaian latar belakang bidang studi dengan pelajaran yang harus diberikan. Semisal, masih cukup banyak guru SMASMK yang belum berkualifikasi pendidikan sarjana atau strata satu. Seperti yang dipersayaratkan dalam UU Guru dan Dosen. Tabel 2. Guru Menurut Ijazah Tertinggi Tahun 20022003 No Pendidikan Jumlah Guru Ijazah Tertinggi dalam D1 D2 D3 S1 S2S3 1 TK 137.069 90.57 5.55 - 3.88 - 2 SLB 8.304 47.58 - 5.62 46.35 0.45 3 SD 1.234.927 49.33 40.14 2.17 8.30 0.05 4 SMP 466.748 11.23 21.33 25.10 42.03 0.31 5 SMA 230.114 1.10 1.89 23.92 72.75 0.33 6 SMK 147.559 3.54 1.79 30.18 64.16 0.33 7 PT 236.286 - - - 56.54 43.46 Sumber : Balitbang, 2004 Dari distribusi data diatas dapat diketahui bahwa angka guru yang belum memenuhi kualifikasi akademisnya cukup besar. Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 213 a. Untuk tingkat SMA, yang memenuhi kualifikasi S1 sebesar 72,75 persen sedang sisanya yang mencapai angka 27 persen belum mencapai kualifikasi. b. Demikian pula untuk strata satu S1 hampir sebagian besar dosennya hanya mempunyai kualifikasi sarjana, dimana kualifikasi tersebut seharusnya adalah master atau doktor. Disamping kualifikasi akademis yang mendasar, guru juga sangat jarang diikutkan dalam pelatihan- pelatihan untuk dapat meningkatkan kemampuannya. Padahal seorang guru, secara garis besar harus mempunyai kemampuan untuk : 1. penguasaan materibahan pelajaran 2. perencanaan program proses belajar-mengajar 3. kemampuan dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar 4. kemampuan penggunaan media dan sumber pelajaran 5. kemampuan evaluasi dan penilaian 6. kemampuan program penyuluhan dan bimbingan Undang-Undang UU Guru dan Dosen Sejak awal pembahasan UU Guru dan Dosen, pertanyaan yang banyak muncul di masyarakat luas adalah : “ Untuk siapa UU Guru dan Dosen tersebut ? “ hal ini mengemuka karena ada kekhawatiran UU tersebut tidak dapat memayungi seluruh guru. Dengan kata lain ditakutkan adanya proses diskriminasi antara guru PNS dan guru swasta. Khusus posisi guru swasta selama ini memang seolah-olah tidak dipayungi oleh UU yang ada meskipun secara eksplisit sudah tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Sisdiknas. Dari sudut UU kepegawaian jelas tidak mengkhususkan untuk guru, karena yang diatur adalah pegawai pemerintah PNS sedangkan dari sudut UU Ketenagakerjaan juga akan sangat sulit karena penyelenggara pendidikan adalah yayasan. Sehingga guru tidak dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja atau buruh. Bisa dikatakan sebelum UU Guru dan Dosen disahkan, guru-guru tidak mempunyai payung hukum yang jelas yang memang mengatur segala sesuatu secara khusus yang menyangkut guru, seperti halnya dengan UU Tenaga Kerja dan UU Kepegawaian. UU Guru dan Dosen mendapatkan sambutan yang hangat, terutama dari kalangan pendidik. UU ini dianggap bisa menjadi payung hukum untuk guru dan dosen tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan swasta. Meskipun di beberapa bagian masih sangat hangat diperbincangkan dan menjadi perdebatan yang sangat seru. UU Guru dan Dosen secara gamblang dan jelas mengatur secara detail aspek- aspek yang selama ini belum diatur secara rinci. Semisal, kedudukan, fungsi dan tujuan dari guru, hak dan kewajiban guru, kompetensi dan lainnya. Yang perlu digaris bawahi dan mendapat sambutan positif dari masyarakat terhadap UU Guru dan Dosen adalah hal-hal yang menyangkut : a. Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi b. Hak dan kewajiban c. Pembinaan dan pengembangan d. Penghargaan e. Perlindungan f. Organisasi profesi dan kode etik Enam indikator diatas belum diatur secara rinci, sehingga sangat sulit untuk mengharapkan profesionalitas guru-guru di Indonesia. Ada beberapa hal dalam UU Guru dan Dosen yang sampai saat ini masih hangat dibicarakan, hal-hal tersebut adalah : a. Standardisasi. - Standardisasi penyelenggaraan pendidikan Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan yayasan-yayasan yang tidak jelas keberadaannya. Dalam pelaksanaanya banyak lembaga pendidikan yang belum memenuhi standar mutu pelayanan pendidikan dan standar mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini disebabkan yayasan-yayasan tersebut terkesan memaksakan diri untuk mendirikan lembaga pendidikan, sehingga banyak lembaga pendidikan yang tidak layak, karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari memadai, guru yang tidak kompeten, organisasi yang tidak dikelola dengan baik dan lainnya. Penyelenggara pendidikan seperti diatas jumlahnya cukup besar di indonesia. Dengan Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 214 lahirnya UU Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan pendidikan di masyarakat baik itu negeri maupun swasta. - Standardisasi kompetensi guru Hal ini akan tercantum pada pasal 8 UU Guru dan Dosen yang menjelaskan tentang Sertifikat Profesi Pendidik. Pasal 8 menyebutkan : ”Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Banyak pihak mengkhawatirkan program sertifikasi ini yang nantinya akan menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan, terutama yang mengarah pada terciptanya lembaga yang menjadi sarang kolusi dan korupsi baru. Yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi pendidikan bangsa. Sedang semangat dari pasal ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pendidik itu sendiri, serta berusaha lebih menghargai profesi pendidik. Dengan sertifikasi diharapkan lebih menghargai profesi guru, dan meningkatkan mutu guru di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai langkah menjadikan guru sebagai tenaga profesional. b. Kesejahteraan atau Tunjangan. 11 item Hak Guru yang tercantum pada pasal 14 UU Guru dan Dosen adalah bentuk penghargaan pemerintah dan masyarakat kepada guru. Untuk indikator penghasilan guru PNS sudah diatur Pasal 15 ayat 1. Guru berhak untuk mendapatkan tunjangan, yaitu : 1. Tunjangan profesi 2. Tunjangan Fungsional 3. Tunjangan Khusus Tiga jenis tunjangan diatas diatur dalam pasal 16,17 dan 18 UU Guru dan Dosen. Tunjangan profesi diberikan kepada guru baik guru PNS ataupun guru swasta yang telah memiliki sertifikat pendidik. Disamping tunjangan diatas, guru juga berhak untuk memperoleh ”maslahat tambahan” yang tercantum dalam pasal 19 UU Guru dan Dosen. Maslahat Tambahan tersebut meliputi : 1. Tunjangan pendidikan 2. Asuransi pendidikan 3. Beasiswa 4. Penghargaan bagi guru 5. Kemudahan bagi putra-putri guru untuk memperoleh pendidikan 6. Pelayanan kesehatan 7. Bentuk kesejahteraan lain c. Organisasi profesi dan dewan kehormatan Dengan lahirnya UU Guru dan Dosen ini diharapkan bisa didirikan organisasi profesi yang dapat mewadahi terutama guru yang dapat menjalankan fungsinya sebagai orgnisasi profesi yang independen dan diharapkan dapat menjadi lembaga yang benar-benar memperjuangkan nasib guru. Demikian pula dengan dewan kehormatan yang tercipta dari organisasi profesi yang independen diharapkan menjadi pengawal pelaksanaan kode etik guru. d. Perlindungan Setiap guru berhak mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan tugasnya. Perlindungan untuk guru meliputi : 1. Perlindungan hukum Perlindungan hukum mencakup perlindungan atas tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil. 2. Perlindungan profesi Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pelecehan terhadap profesi serta pembatasan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. 3. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja Perlindungan ini mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja atau resiko lain. Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 215 UU Guru dan Dosen mungkin masih harus di perdebatkan dalam rangka memperbaikinya di masa yang akan datang. Apalagi ada beberapa hal memang tidak serta merta dapat dilaksanakan. Pemberian tunjangan kepada seluruh guru, akan sangat tergantung anggaran pemerintah. Sehingga pada saat anggaran pendidikan belum mencapai 20 persen dari APBN maka akan sangat sulit dilaksanakan. Demikian pula dengan program sertifikasi dan lainnya, masih memerlukan proses untuk pelaksanaan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Namun diharapkan dengan adanya 2 dua undang-undang yaitu Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Guru dan Dosen diharapkan akan memperbaiki mutu pendidikan nasional secara keseluruhan. Selain itu mutu pendidikan pertanian pun meningkat. Rendahnya teknologi dan produksi pertanian kita tidak terlepas dari peran tenaga pendidik dan distribusinya oleh karena itu diharapkan ada kebijakan dari pemerintah utnuk meningkatkan SDM pertanian di seluruh wilayah Indonesia tidak hanya di Jawa saja tetapi dari Sabang sampai Merauke. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia berimbas pada rendahnya inovasi dalam mengembangkan pertanian di Indonesia khususnya nilai tambah produk pertanian. Oleh karena itu, jika nilai tambah produk pertanian Indonesia rendah maka dipastikan produk-produk pertanian di Indonesia tidak bisa berdaya saing di kancah perdagangan produk pertanian dunia. Dari kondisi pendidikan baik pendidikan formal maupun informal di bidang pertanian maka solusi yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah bukan hanya memberikan beasiswa untuk meningkatkan kualitas pendidik saja, tetapi juga pemerintah berperan dalam menyadarkan pada insan terdidik untuk bisa berkontribusi pada daerah tertinggal khususnya daerah yang minim akan informasi dan teknologi pertanian. Salah satu solusi untuk mengatasi kondisi ini adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Jarak Jauh Pertanian PJJP Menyikapi permasalahan diatas, salah satu langkah solutif yang di tempuh adalah mengupayakan akreditasi para Guru dan pendidik pertanian didaerah melalui Pendidikan Jarak Jauh pertanian PJJP. Program PJJP ini bertujuan untuk memberikan akreditasi sekaligus menjamin para guru dan tenaga pendidik pertanian dengan gelar belum DIII agar tetap belajar tanpa harus harus meninggalkan pekerjaan atau pelayanan mereka di daerah tertinggal, sawah dan sentra pertanian yang ada. Sasaran didik dari program PJJP adalah tenaga pendidik pertanian PNS dan Non-PNS yang secara sosial, ekonomi dan waktunya tidak memungkinkan mengikuti pendidikan lanjutan melalui jalur reguler. “Program PJJP adalah program pendidikan jarak jauh yang memberikan kesempatan strategis kepada para pendidik pertanian di daerah tertinggal untuk mengikuti kuliah tanpa harus meninggalkan tempat pelayanan mereka; Dengan demikian tidak mengganggu akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanannya mereka di sentra-sentra pertanian maupun daerah tertinggal yang butuh tenaga pendidik pertanian. 2. Perangkat dan Langkah Pengembangan PJJP Perangkat PJJP terdiri dari enam unsur seperti lembaga penyelenggara, teknologi informasi dan komunikasi, strategi pembelajaran, materi ajar, tutordosen dan peserta belajar. Langkah- langkah pengembangan PJJP mencakup penetapan modul, pengembangan sistem pembelajaran design, pengembangan konten, struktur dan sumberdaya manusia penyelenggara serta implementasi dan yang terakhir adalah Monitoring dan Evaluasi ME. Dengan adanya langkah dan solusi tersebut diharapkan distribusi Informasi dan pendidikan pertanian di Indonesia bisa meningkat. Selain itu juga pengaruh teknologi terhadap pendidikan pertanian sangat penting. Pengaruh Teknologi Sistem Informasi terhadap Perkembangan dan Implementasi Sistem Pendidikan Pertanian dalam Bidang Agribsinis Kemajuan-kemajuan teknologi informasi dunia sangat mempengaruhi rancangan dan implementasi sistem informasi pendidikan khususnya di bidang pertanian di masa mendatang, yang menjadi pertanyaan besar adalah kesiapan para pendidik menggunakan kemajuan tersebut sesuai dengan kondisi objektif yang ada dalam lingkungan pendidikan pertanian. Dalam akuisisi teknologi informasi diperlukan pertimbangan- pertimbangan yang matang agar segala sesuatu yang dirancang saat ini tidak ketinggalan setelah diimplementasikan. Pemilihan sistem yang mengikuti standar internasional merupakan pertimbangan utama dalam perancangan. Lingkungan organisasi pendidikan yang besar dan melibatkan bagian-bagian yang beragam pasti akan membawa kearah rancangan yang sangat bervariasi, untuk memenuhi kebutuhan Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 216 bagian-bagian organisasi yang sangat tinggi variasinya. Ada dua alternatif untuk menghadapi kemajuan teknologi informasi yang menghasilkan berbagai macam produk. Alternatif pertama dengan menerapkan standar yang harus dipatuhi dalam pembangunan SIMPTAN Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Pertanian. Problema dari alternatif ini adalah sulit menentukan standar mana yang harus diikuti, serta membatasi fleksibilitas pengguna. Namun alternatif ini menguntungkan karena mengurangi masalah-masalah yang bervariasi. Alternatif kedua adalah membebaskan pengguna memilih apapun yang akan digunakannya. Alternatif ini akan menimbulkan masalah keruwetan integrasi yang memerlukan sumber daya yang tidak murah. Cara terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul karena alternatif-alternatif di atas adalah dengan mengikuti standar yang memungkinkan integrasi berbagai sistem mudah dilakukan misalnya standar untuk sistem terbuka open systems. Jaringan komunikasi data yang baik merupakan backbone dari sebuah sistem yang beragam. Jaringan ini harus mampu mendukung berbagai protokol dan melakukan konversi antar protokol. Teknologi Very Small Aperture Terminal VSAT yang diperkirakan sudah mampu membentuk sambungan mesh antar VSAT ke VSAT sebelumnya VSAT mendukung topologi star saja yang dilengkapi dengan konverter protokol merupakan salah satu alternatif lain yang lebih murah adalah dengan menggunakan communication engine yang mampu melakukan fungsi-fungsi ini dan hanya menggunakan jaringan telekomunikasi sebagai media transportasi saja. Alternatif ini memungkinkan penyederhanaan jaringan yang mampu menangani dan mengkonversikan berbagai protokol sekaligus mendukung aplikasi- aplikasi yang memerlukan multipoint link. Dalam perancangan sistem jaringan ini juga perlu dipertimbangkan penggunaan protokol yang fleksibel yang mendukung berbagai perangkat keras maupun perangkat lunak. Pemilihan perangkat International Standard Operation ISO mungkin merupakan alternatif yang aman meskipun sampai saat ini dukungan penjual sistem komputer untuk protokol ISO masih sangat terbatas Indrajit, 2000. Dengan perkembangan teknologi Informasi dan distribusi tenaga pendidik pertanian bukan tidak mungkin pembangunan pertanian khususnya agribsinis pun bisa terwujud. Sebagai contoh Jepang saja sebelum menjadi Negara maju di berbagai bidang, fokus utama pembenahan pembangunan negaranya setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki adalah pencarian tenaga pendidik yang masih tersisa dan mewajibkan mereka untuk menyebar keseluruh wilayah di Jepang untuk bisa memberikan pelayanan pendidikan, dan para guru dan tenaga pendidik tersebut pun dijamin oleh pemerintah dalam hal kehidupan mereka agar mereka tetap sejahtera. Belajar dari sejarah Jepang tersebut maka diharapkan tulisan ini menjadi stimulus bagi pemerintah untuk bisa meningkatkan dan mendistribusikan tenaga pendidik pertanian secara merata diseluruh wilayah Indonesia. Karena tenaga pendidik ini dalam sisitem agribisnis merupakan supporting dalam keberhasilan suatu komoditas pertanian. DAFTAR PUSTAKA Sumber buku: Badan Penelitian dan Pengembangan. 2004. Guru Menurut Ijazah Tertinggi Tahun 20022003 Direktorat Tenaga Kependidikan. 2004. Kekurangan Guru Tahun 2004 – 2005 Indrajit, Richardus Eko. 2000. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo Wiryana. 2001. Open Source Campus Agreement Pengenalan Linux. Jakarta: Gunadarma Penerapan Ilmu Sistem dan Kompleksitas Dalam Pengembangan Agribisnis Nasional Jatinangor, 16 November 2013 ISBN: XXXXXX 217

31. ANALISIS KOMPARASI SALURAN PASAR TRADISIONAL DAN