kritis. Salah satu media yang memenuhi kriteria tersebut adalah media audio- visual.
Tujuan pembelajaran IPA yang dikehendaki dalam KTSP IPA SD akan dapat dicapai dengan pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum IPA sekolah
dasar, pembelajaran yang disarankan dalam KTSP, menerapkan keterampilan proses, mencakup semua komponen hakikat IPA, serta diterapi model pembelajar-
an inovatif yaitu model inkuiri berbantukan media audiovisual. Dengan pem- belajaran IPA yang demikian, maka diharapkan terjadi peningkatan kualitas
pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
2.1.3. Penerapan Model Inkuiri
2.1.3.1.Pengertian Model Inkuiri
Pembelajaran inkuiri dikembangkan oleh Richard Suchman untuk membelajarkan siswanya pada proses penyelidikan dan menjelaskan fenomena
yang tidak biasa Joyce and Weil 1996:193. Inquiry merupakan perluasan dari discovery, artinya inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatan-
nya. Misalnya, merumuskan problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, dan
sebagainya Hamdani 2011:185.
Menurut Joyce dan Weil 1996:187, the essence of the model is to involve students in a genuine problem of inquiry by confronting them with an area of
investigation, helping them identify a conceptual or methodological problem within that area of investigation, and inviting them to design ways of overcoming
that problem. ”Inkuiri adalah sebuah model yang intinya melibatkan siswa ke
dalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyelidikan, membantu mereka mengidentifikasi konseptual atau metode pemecahan masalah
yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa untuk mencari jalan
keluar dari masalah tersebut.
Pengajaran berdasarkan inkuiri inquiry-based teaching adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa student-centered strategy dimana kelompok-kelompok
siswa ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan- pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara
jelas Hamalik 2009:63. Selanjutnya inkuiri menurut Andersen dan Koutnik 1972:4 inquiry, as defined in this document, is a set of activities directed
towards solving an open number of related problems in which the student has as his principal focus a productive enterprise leading to increased understanding
and application. Maksudnya, inkuiri adalah sekumpulan aktivitas yang mengarah- kan pada pemecahan masalah secara terbuka, berpusat pada siswa dengan
kegiatan yang produktif untuk mengembangkan pemahaman dan aplikasi.
2.1.3.2. Kelebihan Model Inkuiri Model inkuiri memiliki beberapa keunggulan menurut Roestiyah 2008:76 yaitu :
1 dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik; 2
mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka; 3 mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
merumuskan hipotesanya sendiri; 4 memberi kepuasan yang bersifat intrinsik; 5 situasi proses belajar menjadi lebih merangsang; 6 dapat mengembangkan
bakat atau kecakapan individu; 7 dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
2.1.3.3. Manfaat dan Tujuan Model Inkuiri Manfaat model inkuiri menurut Schrenker Joyce dan Weil 1996:42
reported that inquiry training resulted in increased understanding of science, greater productivity in critical thinking, and skills for obtaining and analyzing
information. ”Artinya, bahwa pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan
pemahaman terhadap sains, produktif dalam berpikir kritis dan menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi”.
Menurut Joyce dan Weil 1996:194 the general goal of inquiry training is to help sutudents develop the intellectual discipline and skills necessary to raise
questions and search out answers stemming from their curiosity. ”Artinya,
pembelajaran inkuiri bertujuan membantu siswa mengembangkan kedisiplinan intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. 2.1.3.4. Sintaks Model Inkuiri
Sintaks model inkuiri menurut Hamruni 2012:95, yaitu : 1 Orientasi
2 Merumuskan masalah 3 Mengajukan hipotesis
4 Mengumpulkan data 5 Menguji hipotesis
6 Merumuskan kesimpulan
2.1.3.5.Pembelajaran Menggunakan Model Inkuiri Langkah-langkah yang perlu diikuti dalam pembelajaran inkuiri adalah
sebagai berikut Hamruni 2012:95: 1 Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
adalah: 1 menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan; 2 menjelaskan pokok-pokok kegiatan dan langkah-langkah inkuiri serta tujuan
setiap langkah; 3 menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memotivasi siswa
2 Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya: 1 masalah hendaknya
dirumuskan sendiri oleh siswa; 2 masalah yang dikaji mengandung teka-teki yang jawabannya pasti; 3 konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-
konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Proses mencari jawaban sangatlah penting dalam inkuiri, karena melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir Jauhar 2012:67.
3 Mengajukan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya
Perkiraan tetap harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat logis dan rasional.
4 Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data membutuh- kan ketekunan dan kemampuan siswa menggunakan potensi berpikirnya.
Peran guru adalah mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5 Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menemukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam tahap ini adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang dberikan. 6 Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.
Peranan guru dalam pelaksanaan pembelajaran inkuiri adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator.
Agar model ini dapat dilaksanakan dengan baik maka memerlukan kondisi- kondisi sebagai berikut: 1 kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi; 2
kondisi lingkungan yang responsif, 3 kondisi yang mudah untuk memusatkan
perhatian; 4 kondisi yang bebas dari tekanan Roestiyah 2008:79. Jadi, dengan penerapan model inkuiri guru diharuskan memfasilitasi siswa berbagai sumber
belajar sehingga siswa dapat belajar sambil bekerja dan memaknai pengetahuan- nya secara bermakna sehingga pembelajaran multiarah. Dengan kelebihan-
kelebihan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 2.1.3.6. Strategi Pembelajaran yang Mendukung Model Inkuiri
Strategi pembelajaran yang mendukung model inkuiri adalah strategi pembelajaran kooperatif. Dalam bukunya “Educational Psychology Theory and
Practice” Slavin 1994:287 mendefinisikan pengertian pembelajaran kooperatif yaitu cooperative learning refers to instructional methods in which students work
together in small groups to help each other learn. Maksudnya bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran dimana siswa bekerja
bersama dalam kelompok. Menurut Hamruni 2012: 119 strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham
konstruktivistik Jauhar 2012:52. Karakteristik pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut Hamruni
2012:123 : 1 Pembelajaran secara tim.
2 Didasarkan pada manajemen kooperatif yang meliputi empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi
kontrol.
3 Kemauan untuk bekerjasama. 4 Keterampilan bekerjasama.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap Rusman 2012:212, yaitu: 1 penjelasan materi; 2 belajar
kelompok; 3 penilaian; 4 pengakuan tim. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu
strategi pembelajaran yang mana siswa belajar dalam sebuah tim kelompok, saling bekerjasama dan berkoordinasi dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa karena siswa diajari berbagai
keterampilan, misalnya keterampilan berdiskusi, menghargai pendapat teman, saling mendorong untuk berpartisipasi, menambah kepercayaan kemampuan
berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide, dan sebagainya. Strategi pembelajaran koo-
peratif mendukung model inkuiri, karena elaborasi model inkuiri memfasilitasi siswa belajar dalam sebuah tim kelompok.
2.1.3.7. Teori yang Mendukung Pembelajaran dengan Menerapkan Model Inkuiri Model inkuiri didukung oleh teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh
Seymour Papert, dalam teori ini mengungkapkan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalamannya
sendiri Rifa‟i dan Anni 2009:225. Teori belajar konstruktivistik mengakui bahwa siswa akan dapat meng-
interpretasikan informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri pada kebutuhan, latar belakang, dan minatnya
Budiningsih 2008:60. Pembelajaran konstruktivistik yang membangunkan pengetahuan melalui pengalaman, interaksi sosial dan dunia nyata ini sejalan
dengan model inkuiri yang menekankan agar peserta didik dipandang sebagai subyek belajar artinya proses pembelajaran berlangsung alamiah, peserta didik
„bekerja‟ dan mengalami, bukan berupa transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik sehingga hasil pembelajaran lebih bermakna Yamin 2012:24.
Implementasi inkuiri sangat didukung oleh prinsip-prinsip pembelajaran yang bersandar pada teori konstruktivisme Jauhar 2012:79, yaitu:
1 Belajar dengan melakukan Artinya siswa mendapat kesempatan untuk mempelajari cara menemukan
fakta, konsep, dan prinsip melalui pengalamannya secara langsung. Pada pembelajaran inkuiri siswa mendapatkan kesempatan untuk berlatih
mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah. 2 Belajar untuk mengembangkan kemampuan sosial kerjasama
Inkuiri mendukung prinsip ini karena pada dasarnya kegiatan inkuiri dirancang agar siswa belajar dalam kelompok dan guru berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator. 3 Belajar untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
Inkuiri diharapkan dapat memberikan kesempatan dengan lebih leluasa kepada siswa untuk belajar dan bekerja melalui proses inkuiri sebagaimana
seorang ilmuwan atau peneliti bekerja. Dari uraian di atas dapat dilihat kesinambungan antara model inkuiri dengan
teori belajar konstruktivisme. Model inkuiri memfasilitasi siswa untuk menemu-
kan sendiri suatu pengetahuan konsep, begitu juga dengan teori belajar konstruktivisme yang memandang pengetahuan akan lebih bermakna jika siswa
mengkonstruk pengetahuannya sendiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model inkuiri yang berlandaskan pada teori konstruktivisme ini adalah sebuah model
yang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan mengembangkan keterampilannya, sehingga penge-
tahuan yang diperoleh lebih bermakna.
2.1.4. Media Audiovisual