14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Hakikat Kualitas Pembelajaran
2.1.1.1. Pengertian Belajar Belajar menurut Sanjaya 2008:89 bukanlah sekedar mengumpulkan
pengetahuan, belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku karena adanya interaksi
individu dengan lingkungannya yang disadari. Belajar menurut Slavin 1994:152 learning is usually defined as a change in an individual caused by experience.
Artinya belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembang-
an pribadi seutuhnya Suprijono 2012:3. Duffy dan Cunningham dalam Pribadi 2011:159 mengemukakan pengertian belajar berdasarkan pandangan konstruk-
tivistik, yaitu belajar adalah proses aktif membangun, daripada sekedar proses memperoleh pengetahuan.
Dari berbagai pengertian belajar di atas, maka peneliti dapatkan beberapa konsep mengenai belajar, yaitu :
1 Belajar adalah proses aktif membangun dalam diri seseorang. 2 Dilakukan secara sadar.
3 Terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.
4 Menyebabkan perubahan perilaku untuk menuju ke perkembangan pribadi yang seutuhnya.
2.1.1.2. Pengertian Pembelajaran Berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 butir 20
2006:74 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hakikatnya pembelajaran
merupakan suatu usaha sadar guru pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya
Kustandi dan Sutjipto 2011:5. Menurut Suprijono 2012:13 pembelajaran ber- arti proses atau upaya guru dalam mengorganisir lingkungan terjadinya pem-
belajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran menurut pandangan konstruktivistik adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student
oriented, guru sebagai mediator, fasilitator, dan sumber belajar Yamin 2012:10. Jadi, dari berbagai pengertian pembelajaran di atas, peneliti dapat simpulkan
bahwa pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan guru secara sengaja dengan cara menciptakan suatu lingkungan belajar yang memungkinkan terjadi-
nya komunikasi peserta didik dengan guru dan didukung sumber belajar yang lain. Lingkungan belajar yang diciptakan ini berpusat pada siswa, artinya disesuaikan
dengan kebutuhan, kemampuan dan minat siswa serta mengutamakan peran aktif siswa dalam membangun pengetahuannya.
2.1.1.3. Kualitas Pembelajaran Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan, yaitu tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang berupa peningkatan
pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pem- belajaran Hamdani 2011:194. Menurut Robbins dalam Daryanto 2010:54
efektivitas juga dapat dilihat dari tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang. Kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas
keterkaitan sistemik dan sinergis dosen, mahasiswa, kurikulum, dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil
belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler Depdiknas 2007:7. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tingkat
pencapaian suatu tujuan tuntutan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model inkuiri berbantukan media audiovisual yang
indikatornya mencakup keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Berikut adalah penjelasan dari ketiga aspek tersebut:
2.1.1.3.1. Keterampilan Guru
Mengajar adalah pekerjaan profesional. Orang yang menyandang pekerjaan tersebut pasti memiliki sejumlah keterampilan dasar yang didapatkan dari proses
latihan pada lembaga pendidikan yang relevan. Yang dimaksud dengan keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap
individu yang berprofesi sebagai guru Sanjaya 2008:155. Menurut hasil peneliti- an Turney dalam Anitah 2010:7.2, terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang
dianggap berperan penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, yaitu :
1 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan
dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran. Komponen keterampil- an membuka pelajaran antara lain:
a Menarik perhatian siswa dengan cara memvariasikan gaya mengajar guru, menggunakan alat bantu mengajar yang menarik, penggunaan pola
interaksi yang bervariasi. b Menimbulkan motivasi dengan cara sikap hangat, menimbulkan rasa
ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, memperhatikan minat siswa.
c Memberi acuan dengan cara mengemukakan tugas dan batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan
masalah yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan. d Membuat kaitan.
Selain keterampilan membuka pelajaran, seorang guru juga harus memiliki keterampilan menutup pelajaran.Keterampilan menutup pelajaran berkaitan
dengan usaha guru mengakhiri pelajaran. Cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran yaitu meninjau kembali, mengevaluasi, memberi
dorongan psikologi dan sosial Marno dan Idris 2010:91. 2 Keterampilan Menjelaskan
Kegiatan menjelaskan adalah pengkajian informasi secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan mempunyai gambaran jelas tentang hubungan antar
informasi.Keterampilan menyajikan penjelasan terdiri dari beberapa komponen,
yaitu kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan dan adanya balikan.
3 Keterampilan Menggunakan Variasi Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dalam
kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni : a Variasi gaya mengajar : variasi suara, pemusatan perhatian, kesenyapan,
mengadakan kontak pandang, gerakan badan dan mimik, dan perubahan dalam posisi guru.
b Variasi pola interaksi dan kegiatan : kegiatan kelompok kecil, klasikal, berpasangan, perorangan.
c Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran. Variasi yang dapat dilakukan adalah variasi dalam penggunaan alat bantu
pembelajaran yang dapat dilihat, didengar dan diraba serta dimanipulasi. Sardiman 2011: 206 menjelaskan bahwa adanya variasi media akan
lebih baik daripada hanya satu macam saja. 4 Keterampilan Memberikan Penguatan
Keterampilan dasar penguatan menurut Sanjaya 2008:163 adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan
atau koreksi. Ada empat cara dalam memberikan penguatan reinforcement menurut Rusman 2012:85 yaitu: 1 penguatan kepada pribadi tertentu, penguat-
an ini harus jelas kepada siapa ditujukan; 2 penguatan kepada kelompok siswa
dengan memberikan penghargaan kepada kelompok yang menyelesaikan tugas dengan baik; 3 pemberian penguatan dengan segera; 4 variasi dalam peng-
gunaan. 5 Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban balikan dari orang lain Marno dan Idris 2010:115.
Komponen-komponen keterampilan bertanya meliputi: 1 pengungkapan per- tanyaan secara jelas dan singkat; 2 fokus pertanyaan; 3 pemindahan giliran; 4
pemberian acuan; 5 penyebaran; 6 pemberian waktu berpikir; 7 dan pemberi- an tuntunan Rusman 2012:83.
6 Keterampilan Mengelola Kelas Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan, memelihara dan
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Teknik mengelola kelas mencakup menunjukkan sikap tanggap, membagi perhatian, memusatkan perhatian
kelompok, memberikan petunjuk yang jelas, menegur, memberi penguatan, memodifikasi tingkah laku, dan pengelolaan kelompok.
7 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil diperlukan untuk lebih
meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Agar guru dapat membimbing diskusi kelompok secara efektif, ada 6 komponen keterampilan yang
perlu dikuasai guru. Keenam komponen tersebut adalah sebagai berikut : a Memusatkan perhatian.
b Memperjelas masalah dan uraian pendapat.
c Menganalisis pandangan. d Meningkatkan urunan.
e Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. f Menutup diskusi.
8 Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4 komponen pokok. Kelompok
komponen keterampilan tersebut adalah sebagai berikut : a Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Meliputi: menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa,
mendengarkan secara simpatik gagasan siswa, membangun hubungan saling mempercayai, menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa
tanpa kecenderungan untuk mendominasi, menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, berusaha mengendalikan
situasi. b Keterampilan mengorganisasikan pembelajaran
Meliputi: memberikan orientasi umum tentang tujuan dan masalah yang akan dipecahkan, memvariasikan kegiatan, membentuk kelompok yang
tepat, mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan belajar serta penggunaan sumber, membagi-bagi perhatian, mengakhiri kegiatan
dengan suatu kulminasi.
c Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar Meliputi: memberikan penguatan yang sesuai, mengembangkan supervisi
proses awal, mengadakan supervisi proses lanjut, dan melakukan super- visi proses pemaduan.
d Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran Meliputi: membantu siswa menerapkan tujuan pelajaran, membuat
rencana kegiatan belajar bersama siswa, bertindak sebagai penasihat bagi siswa apabila diperlukan, membantu siswa melakukan evaluasi diri.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keterampilan guru adalah keterampilan-keterampilan dasar yang harus dimiliki
seorang guru ketika mengajar dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model inkuiri berbantukan media audiovisual yang indikatornya menyampaikan orientasi
umum, menayangkan media audiovisual permasalahan, mengajukan pertanyaan- pertanyaan, memfasilitasi siswa mendiskusikan hipotesis, membimbing siswa
melakukan pengumpulan data, mengecek hasil uji hipotesis siswa, dan membimbing siswa membuat kesimpulan disertai tayangan audiovisual.
Untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang berkualitas, guru harus memiliki dan menerapkan delapan keterampilan mengajar dengan baik.
Keterampilan guru yang dibutuhkan dalam penelitian yang menerapkan model inkuiri berbantukan media audiovisual ini mencakup delapan keterampilan
mengajar guru. Delapan keterampilan mengajar guru tersebut akan tampak pada satu atau lebih dalam tahapan pembelajaran. Berikut uraiannya:
1 Keterampilan membuka pelajaran tampak ketika guru menyampaikan orientasi umum, menayangkan media audiovisual permasalahan, mem-
bimbing siswa melakukan pengumpulan data. Keterampilan menutup pelajaran tampak ketika guru membimbing siswa membuat kesimpulan
disertai tayangan audiovisual. 2 Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil tampak ketika guru
memfasilitasi siswa mendiskusikan hipotesis, mengecek hasil uji hipotesis siswa,membimbing siswa membuat kesimpulan disertai tayangan audiovisual.
3 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan tampak ketika guru memfasilitasi siswa mendiskusikan hipotesis, mengecek hasil uji hipotesis
siswa. 4 Keterampilan menggunakan variasi tampak ketika guru mengecek hasil uji
hipotesis siswa. 5 Keterampilan memberikan penguatan tampak ketika guru mengecek hasil uji
hipotesis siswa. 6 Keterampilan mengelola kelas tampak ketika guru membimbing siswa me-
lakukan pengumpulan data. 7 Keterampilan menjelaskan tampak ketika guru menayangkan media audio-
visual permasalahan, membimbing siswa membuat kesimpulan disertai tayangan audiovisual.
8 Keterampilan bertanya tampak ketika guru mengajukan pertanyaan-pertanya- an.
2.1.1.3.2. Aktivitas Siswa
Menurut Hamalik 2008:170 siswa adalah individu dengan potensi yang tengah berkembang dan memiliki prinsip aktif, oleh karena itu pengajaran sebaik-
nya menyediakan kesempatan belajar siswa sambil bekerja atau melakukan aktivitas sendiri. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di
dalam interaksi belajar mengajar, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku Sardiman 2011:95.
Mehl-Mills-Douglass dalam Hamalik 2008:172 berpendapat mengenai The Principle of Activity, sebagai berikut: One learns only by some activities in the
neural system: seeing, hearing, smelling, feeling, thinking, physical or motor activity. The learner must actively engage in the “learning”, whether it be of
information a skill, an understanding, a habit, an ideal, an attitude, an interest, or the nature of a task.
“Pada intinya prinsip aktivitas adalah bahwa pembelajaran terdiri dari beberapa aktivitas syaraf yaitu: melihat, mendengar, tersenyum,
merasakan, berpikir, kegiatan fisik ataupun aktivitas motorik. Pebelajar secara aktif melakukan aktivitas-aktivitas yang telah disebutkan untuk memperoleh
keterampilan, pemahaman, kebiasaan, teori, sikap, ketertarikan, ataupun ke- mampuan dasar.
Paul D. Diedrich dalam Sardiman 2011:101 membagi kegiatan belajar ke dalam delapan kelompok, yaitu :
1 Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, mem- perhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2 Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3 Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian percakapan, per- cakapan, diskusi, musik, pidato.
4 Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5 Drawing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6 Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percoba-
an, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, me-
mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8 Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup. Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa yang dimaksud aktivitas
siswa adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa baik aktivitas mental, afektif maupun psikomotorik dan bertujuan untuk memperoleh pemahaman, sikap
maupun mengembangkan keterampilannya dalam pembelajaran IPA melalui model inkuiri berbantukan media audiovisual yang indikatornya memperhatikan
penyampaian orientasi umum guru, memperhatikan tayangan audiovisual permasalahan, mendiskusikan hipotesis secara berkelompok, mengumpulkan
informasi dari sumber data, menentukan jawaban kelompok berdasarkan hipotesis dan informasi yang diperoleh, dan membuat kesimpulan berdasarkan tayangan
balikan.
Siswa SD memiliki karakteristik aktif bergerak dan pada fase berkembang, sehingga pembelajaran yang diciptakan harus memfasilitasi siswa belajar sambil
bekerja dan memberikan bimbingan serta arahan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal dan terarah. Aktivitas siswa dalam penelitian ini
difokuskan dan terbatas pada enam aktivitas. Berikut uraiannya: 1 Visual activities, tampak ketika siswa mengumpulkan informasi dari sumber
data. 2 Oral activities tampak ketika siswa memperhatikan penyampaian orientasi
umum guru, memperhatikan tayangan audiovisual permasalahan, mendiskusi- kan hipotesis secara berkelompok, mengumpulkan informasi dari sumber
data, menentukan jawaban kelompok berdasarkan hipotesis dan informasi yang diperoleh, membuat kesimpulan berdasarkan tayangan balikan.
3 Listening activities tampak ketika siswa memperhatikan penyampaian orientasi umum guru, menentukan jawaban kelompok berdasarkan hipotesis
dan informasi yang diperoleh. 4 Writing activities tampak ketika siswa menentukan jawaban kelompok
berdasarkan hipotesis dan informasi yang diperoleh. 5 Mental activities tampak ketika siswa memperhatikan tayangan audiovisual
permasalahan, mengumpulkan informasi dari sumber data, membuat ke- simpulan berdasarkan tayangan balikan.
6 Emotional activities, tampak ketika siswa memperhatikan penyampaian orientasi umum guru, memperhatikan tayangan audiovisual permasalahan,
mendiskusikan hipotesis secara berkelompok, menentukan jawaban kelompok
berdasarkan hipotesis dan informasi yang diperoleh, membuat kesimpulan berdasarkan tayangan balikan.
2.1.1.3.3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan Suprijono 2012:5.
Rifa‟i dan Anni 2009:85 mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek- aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
peserta didik. Menurut Sudjana 2011:49 tipe hasil belajar dikategorikan menjadi tiga bidang yakni :
1 Bidang Kognitif Penguasaan Intelektual Benyamin S.Bloom menyusun kategori bidang kognitif dalam 6 level yang
biasa disebut dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom direvisi pada tahun 2001, hasilnya proses kognitif disusun secara berjenjang meliputi; mengingat,
mengerti, memakai, menganalisis, menilai, dan mencipta Yamin 2012:40. Keenam jenjang ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagan2.1. Hirarkhi Taksonomi Bloom Revisi
http:ww2.odu.edueducroverbauBloomblooms_taxonomy.htm
Kata kerja operasional Taksonomi Bloom menurut Overbaugh dan Schult http:ww2.odu.edueducroverbauBloombloomstaxonomy.htm meliputi :
a Mengingat: mendefinisikan, mengutip, mendaftar, mengingat, meng- hafal, meniru.
b Memahami: mengklasifikasikan, mendeskripsikan, mendiskusikan, men- jelaskan, mengidentifikasi, menempatkan, mengakui, melaporkan, me-
nyeleksi, mentranslasi, menerangkan. c Mengaplikasikan: memilih, mendemonstrasikan, mensimulasikan, meng-
gunakan, mengilustrasikan, meramalkan, mengoperasikan, menyusun, mengkonsepkan, menyelesaikan, memakai, menulis.
d Menganalisis: menilai, membandingkan, membedakan, mengkritisi, menguji, menyelidiki.
e Mengevaluasi: menilai, menyalahkan, mempertahankan, memutuskan, menyeleksi, mendukung, mengevaluasi.
f Mencipta: menghubungkan, membangun, mengkreasikan, membuat rancangan, mengembangkan, merumuskan, mengarang.
2 Bidang Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai.Ada beberapa tingkatan bidang afektif
sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Berikut tingkatan tersebut dari yang sederhana sampai ke tingkatan yang kompleks: 1 receiving penerimaan
rangsangan; 2 responding jawaban; 3 valuing penilaian; 4 organisasi; 5 karakteristik nilai atau internalisasi nilai.
3 Bidang Psikomotorik Tampak dalam bentuk keterampilan skill, kemampuan bertindak individu.
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson dalam Rifa‟i dan Anni, 2009: 89 adalah persepsi perception, kesiapan
set, gerakan terbimbing guided response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality.
Dari berbagai pengertian di atas peneliti dapat disimpulkan bahwa dari kegiatan belajar, siswa akan menghasilkan perubahan perilaku, baik perubahan
secara kognitif, afektif maupun psikomotoriknya, tergantung apa yang dipelajari- nya dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model inkuiri berbantukan media
audiovisual. Dalam penelitian yang menerapkan model inkuiri berbantukan media audiovisual ini, hasil belajar bidang kognitif diukur dengan soal tes pada akhir
pembelajaran. Sementara hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik termuat dalam lembar pengamatan aktivitas siswa yang akan diamati selama proses
pembelajaran berlangsung. Berikut uraiannya: 1 Ranah Kognitif
Tabel 2.1
Indikator Hasil Belajar Kognitif yang Akan Dicapai dalam Penelitian
No Indikator Hasil belajar
Tingkat Kognitif
Siklus pert
1 Menjelaskan pengertian batuan
C2 I 1
2 Menganalisis jenis-jenis batuan berdasarkan proses
terbentuknya C4
3 Menyimpulkan darimana batuan berasal
C5 4
Mengklasifikasikan berbagai gambar batuan berdasarkan jenisnya
C3 5
Menentukan manfaat berbagai batuan C3
6 Menyebutkan kembali contoh teknologi pemanfaatan
batuan C1
No Indikator Hasil Belajar
Tingkat Kognitif
Siklus pert
1 Menetapkan sifat atau ciri berbagai batuan
C4 I 2
2 Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya berbagai
batuan C2
3 Menyimpulkan penyebab perbedaan sifat batuan
karena mineral yang dikandungnya C5
4 Memberikan contoh teknologi pemanfaatan batuan
berdasarkan sifatnya C2
5 Membuat bagan pengelompokan batuan berdasarkan
jenisnya C4
1 Membuktikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan fisika C5
II1 2
Membuktikan proses pembentukan tanah karena pelapukan kimiawi
C5 3
Membuktikan proses pembentukan tanah karena pelapukan biologi
C5 4
Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi perbedaan kecepatan proses pelapukan secara fisika
C2 1
Membedakan bahan pembentuk tanah suatu tempat dengan tempat yang lainnya
C2 II2
2 Mengurutkan bahan pembentuk tanah dari yang
paling dasar C3
3 Membuat bagan urutan bahan pembentuk tanah dari
yang paling dasar C4
4 Menyimpulkan bahan utama pembentuk tanah
C5 5
Mengidentifikasi ciri setiap lapisan tanah C1
1 Mengurutkan kecepatan daya resap air dari berbagai
jenis tanah C3
III1 2
Menghubungkan kecepatan daya resap air dengan tingkat kesuburan tanah
C6 3
Menetapkan sifat jenis-jenis tanah C4
4 Menjelaskan contoh pemanfaatan berbagai jenis tanah
dalam kehidupan sehari-hari C2
1 menganalisis proses terjadinya bumi
C4 III2
2 menjelaskan mengapa bumi berbentuk bola bulat
yang tersusun atas batuan C2
3 melaporkan keadaan masing-masing lapisan bumi
C2 4
menggambar struktur model bumi C4
2 Ranah afektif Misalnya: memperhatikan tayangan audiovisual receiving, aktif menjawab
pertanyaan yang diajukan guru responding, mahir bekerjasama dalam kelompok internalisasi nilai.
3 Ranah psikomotorik Misalnya: mahir mencari informasi dari buku gerakan kompleks, terbiasa
tampil di depan kelas dengan adanya presentasi kelompok penyesuaian.
2.1.2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA Sains