Siklus II Pertemuan 2 Perencanaan Tahap Penelitian

- Pertanyaan yang diajukan guru kurang mendalam dan pemberian waktu berpikir yang sebentar, durasi antara pengajuan pertanyaan secara klasikal untuk dijawab secara individu terlalu cepat. Dan guru tidak mengembalikan pertanyaan secara klasikal, sehingga siswa yang ditunjuk terlihat gugup ketika menjawab - Menganalisis jawaban pada satu kelompok saja. - Terlalu memberikan keleluasaan pada siswa sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. Belum mengingatkan siswa pada masalah, sehingga banyak siswa yang melakukan percobaan namun tidak paham apa yang sebenarnya harus diamati. - Belum menganalisis alasan siswa dalam pemilihan jawaban. - Penghargaan hanya pada kelompok yang melakukan percobaan dengan benar dan belum menyebarkan kesempatan berpartisipasi untuk membuat kesimpulan. Guru terlalu banyak memberikan tuntunan. - Siswa belum terbiasa bertanya. - Hanya beberapa siswa yang mengingatkan temannya. - Mayoritas siswa belum mengerti hal-hal penting apa yang seharusnya dicatat. - Siswa kurang berani dalam berpendapat. - Ketuntasan belajar kurang maksimal, yaitu 64,70.

3.2.4. Siklus II Pertemuan 2

3.2.4.1. Perencanaan Adapun perencanaan yang akan dilakukan peneliti meliputi : a Menyusun RPP dan lampirannya serta media yang diperlukan. b Menyiapkan lembar observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa. c Menyiapkan lembar catatan lapangan. d Menentukan perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II2. Berikut adalah uraiannya: 1 Memberikan pertanyaan yang lebih mendalam dan memperhatikan durasi waktu antara waktu pemberian pertanyaan klasikal dan individu, serta dilakukan variasi pemberian pertanyaan. Baik secara posisi maupun penyebaran. 2 Memberikan kesempatan pada semua kelompok untuk mengemukakan alasan hipotesisnya. 3 Membuat kesepakatan aturan sebelum melakukan percobaan dan menyampaikan poin-poin yang harus diamati siswa sebelum melakukan percobaan. 4 Menanyakan alasan pemilihan jawaban kelompok dan meminta kelompok lain untuk mengulanginya. 5 Memotivasi kelompok yang belum benar mapun kelompok yang sudah benar dengan merata dan memberikan penguatan berupa pin untuk kelompok yang berani mengeluarkan pendapat dengan berani. 6 Memberikan pemahaman mengenai pentingnya kerjasama dalam kelompok, dikaitkan dengan kriteria pin kertas berwarna. 7 Membimbing siswa mencatat apa yang seharusnya dicatat. 8 Memberikan kesempatan pada siswa untuk maju secara berkelompok terlebih dahulu. 9 Guru meminta siswa untuk mempelajari bahan pembentuk tanah dan lapisan tanah. 3.2.4.2. Pelaksanaan Penelitian tindakan dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dilampirkan dengan mengambil Kompetensi Dasar 7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Dengan materi materi pokok meliputi faktor penyebab perbedaan bahan pembentuk tanah suatu tempat dengan tempat yang lainnya, urutan bahan pembentuk tanah dari yang paling dasar, bahan utama pembentuk tanah, ciri setiap lapisan tanah. Berikut ini adalah perbaikan yang dilakukan pada siklus II2: a Mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam dan memperhatikan durasi waktu antara waktu pemberian pertanyaan klasikal dan individu. b Menyampaikan kriteria pin dan menjelaskan apa yang harus diamati siswa dengan menuliskan langkah kerja pada papan tulis. c Bertanya secara klasikal apakah siswa sudah paham dengan penjelasan guru. d Menyampaikan pentingnya kerjasama dalam kelompok, yaitu pekerjaan akan menjadi cepat dan mudah. e Meminta siswa mencatat bahan pembentuk dari dua tanah yang berbeda. f Meminta salah satu kelompok untuk maju sebagai contoh dalam membuat kesimpulan. 3.2.4.3. Observasi Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspek- aspek yang diamati meliputi: a Keterampilan guru dalam pembelajaran yang menerapkan model inkuiri berbantukan media audiovisual. b Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menerapkan model inkuiri berbantukan media audiovisual. 3.2.4.4. Refleksi Refeksi yang akan dilakukan peneliti meliputi : a Menentukan ketercapaian pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa, serta hasil belajar siswa. b Merefleksi pelaksanaan kegiatan siklus II2 meliputi kekurangan dan kebaikan yang muncul. Berikut ini adalah daftar kelemahan dan kebaikan dari pelaksanaan pembelajaran siklus II2: 1 Kebaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II2 - Indikator menyampaikan orientasi umum mencapai kategori tinggi. - Indikator memfasilitasi siswa mendiskusikan hipotesis mencapai kategori tinggi. - Indikator mengecek hasil uji hipotesis siswa mencapai kategori tinggi. - Indikator membimbing siswa membuat kesimpulan disertai tayangan audiovisual mencapai kategori tinggi. - Indikator mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan indikator membimbing siswa melakukan pengumpulan mencapai kategori sangat tinggi. - Indikator memperhatikan penyampaian orientasi umum guru mencapai kategori tinggi. - Indikator memperhatikan tayangan audiovisual permasalahan mencapai kategori sangat tinggi. - Siswa sangat kompak ketika menyampaikan hipotesis kelompoknya. - Indikator mengumpulkan informasi dari sumber data mencapai kategori tinggi. - Indikator menentukan jawaban kelompok berdasarkan hipotesis dan informasi yang diperoleh mencapai kategori sangat tinggi. - Ada satu kelompok yang maju dengan sukarela untuk membuat kesimpulan. 2 Kelemahan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II2 - Guru belum menjelaskan pentingnya topik. - Tayangan permasalahan menghadirkan beberapa sumber WNA dan bahasa yang digunakan berupa penerjemahan, sehingga sulit dipahami. - Belum menganalisis perkiraan jawaban kelompok. - Belum menganalisis alasan siswa dalam pemilihan jawaban. - Belum memberikan motivasi pada kelompok yang jawabannya belum benar. Guru hanya bertanya kepada siswa apakah jawaban kelompok sama dengan tayangan. - Hanya beberapa siswa yang bertanya jika mengalami kendala dalam melakukan percobaan. - Kesadaran mencatat kurang. - Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan kurang dan mayoritas siswa kurang berani mengeluarkan pendapatnya. - Ketuntasan belajar kurang optimal, yaitu 70,58.

3.2.5. Siklus III Pertemuan 1

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 02 SEMARANG

1 11 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TALKING STICKBERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 02 KOTA SEMARANG

0 9 206

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GEOMETRI MELALUI PMRI VARIASI TARI BAMBU BERBANTUAN KOMIK PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 SEMARANG

0 36 336

PENERAPAN METODE MIND MAPPING BERBANTUKAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 SEMARANG

0 4 197

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02 KOTA SEMARANG

0 2 348

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

1 5 467

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN WONOSARI 02 SEMARANG

0 18 265

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CTL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02 KOTA SEMARANG

1 7 260

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 KOTA SEMARANG

0 5 221