peningkatan dengan mencapai peningkatan ketuntasan klasikal sebanyak 80 http:jurnal.fkip.uns.ac.idindex.phppgsdsoloarticleview428214.
Untuk penelitian penggunaan media audiovisual, diambil dari penelitian yang dilakukan oleh Anita Esti Utami, Sukarno, dan Karsono Jurnal Kependidikan
Dasar Vol 3, No 2 tahun 2013 Jurusan PGSD Universitas Sebelas Maret yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan
Mendeskripsikan Daur Hidup Hewan”. Dalam penelitian ini pada kondisi prasiklus, tingkat ketuntasan klasikal kemampuan mendeskripsikan daur hidup
hewan masih rendah yaitu 42,31. Pada siklus I hasil perolehan nilai kemampuan mendeskripsikan daur hidup hewan setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan media audiovisual meningkat menjadi 76,92. Hasil pada siklus II juga menunjukkan adanya peningkatan dibandingkandengan prasiklus dan siklus
I. Tingkat ketuntasan klasikalnya adalah 92,31 http:jurnal.fkip.uns.ac.idindex .php pgsdsoloarticleview65033.
Berdasarkan jurnal-jurnal yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model inkuiri berbantukan media audiovisual dapat dijadikan
sebagai pendukung pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
2.3. Kerangka Berpikir
Kendala dalam proses pembelajaran dihadapi oleh guru kelas V di SDN Mangkang Kulon 02 Kota Semarang. Menurut hasil pengamatan dan wawancara
peneliti, rendahnya kualitas pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa hal,
baik faktor guru maupun faktor sarana dan prasarana yang berdampak pada siswa. Rendahnya kualitas pembelajaran tersebut didukung oleh nilai data kuantitatif
yaitu sebanyak 88,23 dari 34 siswa atau sebanyak 30 siswa memiliki nilai di bawah KKM 64. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti secara
kolaboratif mengambil tindakan dengan menerapkan pembelajaran inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah model inkuiri.
Model inkuiri didukung oleh teori belajar konstruktivisme. Model inkuiri yang menekankan agar peserta didik dipandang sebagai subyek belajar sejalan
dengan pembelajaran konstruktivistik yang membangunkan pengetahuan melalui pengalaman, interaksi sosial dan dunia nyata Yamin 2012:24.
Selain itu tahapan pelaksanaan inkuiri sejalan dengan karakteristik IPA, yaitu adanya metode ilmiah dalam proses pencarian sains. Sehingga pembelajaran IPA
cocok diterapi model inkuiri. Model inkuiri memiliki beberapa keunggulan dan manfaat.
Model inkuiri adalah model yang dapat mengaktifkan siswa untuk mem- bangun pengetahuannya sendiri dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-
permasalahan. Model ini hanya dapat terlaksana dengan baik jika tersedia media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, yaitu media yang dapat menyajikan
permasalahan secara nyata sehingga merangsang siswa berpikir kritis. Salah satu media yang dapat digunakan untuk membelajarkan IPA adalah media audiovisual.
Penggunaan media audiovisual ini didukung oleh teori pembelajaran visual yang
menyebutkan bahwa pesan yang ditampilkan melalui gambar dapat mendorong aktivitas belajar siswa.
Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris maka dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut :
Bagan 2.3 Kerangka Berpikir
Faktor Guru - Kurang memberikan pertanyaan permasalahan menantang
- Kurang memfasilitasi pembelajaran secara berkelompok - Kurang dilatih menganalisis data dari berbagai sumber
belajar - Kurang memanfaatkan media
Faktor Siswa - Rendahnya kemampuan berpikir kritis
- Bersifat individualis - Kurang terampil memperoleh dan mengolah informasi
secara mandiri - Cenderung bosan ketika pembelajaran
- Keterampilan bertanya rendah Faktor KBM
- hasil belajar siswa rendah, hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 88,23 dari 34 siswa atau sebanyak 30 siswa
memiliki nilai di bawah KKM 64. Kondisi
Awal
Melaksanakan pembelajaran
dengan menerapkan
langkah-langkah inkuiri berbantukan media audiovisual, berikut tahapannya:
1. Penyampaian orientasi umum 2. Penayangan media audiovisual untuk menampilkan
permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
4. Membuat hipotesis 5. Mengumpulkan informasi dari sumber data
6.
Menentukan jawaban antara hipotesis dan hasil pengumpulan data
7.
Penayangan media audiovisual sebagai data akurat untuk membuat kesimpulan
Tindakan
- Keterampilan guru dalam mengajar meningkat
- Peran aktif siswa meningkat - Hasil belajar siswa meningkat
Kondisi Akhir
2.4. Hipotesis Tindakan