Dari hasil wawancara, tampak bahwa dalam pembelajaran menyunting karangan dalam siklus I ini masih banyak kekurangan sehingga diperlukan
pembaharuan dan pemecahan masalah dalam siklus II mendatang. Diharapkan dalam siklus berikutnya mampu mengubah perilaku siswa untuk dapat menjadi
lebih baik.
Setelah dilakukan pembelajaran menyunting karangan pada siklus I ini ternyata hasil dari menyunting siswa masih belum mencapai KKM yang
ditentukan. Jika dilihat dari nilai rata-rata 61 masih jauh dari harapan. Hal tersebut disebabkan ada aspek tertentu dalam rubrik penilaian kurang diperhatikan oleh
siswa, padahal bobot skor yang ada sangat tinggi. Hal ini menyebabkan hasil akhir dari menyunting karangan siswa sangat sedikit.
Siswa belum mencapai ketuntasan belajar disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang ejaan yang baik dan benar, dangkalnya pengetahuan tentang
cara menulis yang baik sehingga dampaknya pada hasil yang diperoleh siswa kurang memuaskan.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Penelitian siklus I menunjukkan hasil yang diperoleh siswa sudah mengalami peningkatan dibandingkan hasil prasiklus. Hal ini disebabkan karena
dalam siklus I ini, guru sudah menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think- pair-share. Berdasarkan hasil tes menyunting karangan secara klasikal
memperoleh rata-rata sebesar 61. Peningkatan yang terjadi sebesar 8,5
dibandingkan prasiklus. Dalam setiap aspek penilaian seperti penggunaan ejaan, diksi, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf mengalami peningkatan, namun
hasil tersebut masih kurang memuaskan. Perbandingan hasil tes menyunting karangan prasiklus dan siklus I dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 11. Data Hasil Tes Menyunting Karangan Siswa IXB
No. Kategori
Prasiklus Siklus I
1 Nilai tertinggi
70 75
2 Nilai terendah
30 45
3 Rata-rata nilai
52,5 61
4 Persentase ketuntasan
5 25
Berdasarkan tabel di atas, diketahui adanya peningkatan hasil tes menyunting karangan pada prasiklus dan siklus I. Persentase ketuntasan secara
klasikal sudah meningkat, yaitu dari 5 menjadi 25. Akan tetapi, tingkat ketuntasan yang mencapai 25 tersebut belum memenuhi kriteria indikator
keberhasilan ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan, yaitu 75 sehingga perlu perbaikan pada siklus berikutnya.
Perilaku siswa pada siklus I yang diketahui melalui observasi dan wawancara juga menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Beberapa perilaku
siswa yang kurang baik harus dikurangi agar siswa mencapai hasil yang lebih baik dalam pembelajaran menyunting karangan.
Dengan angket minat siswa dan wawancara, dapat diketahui bahwa minat siswa terhadap pembelajaran menyunting karangan juga belum menunjukkan hasil
yang memuaskan. Beberapa siswa masih enggan dan kurang bersemangat mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes, perubahan perilaku, dan minat siswa pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II harus dilakukan karena siswa
kelas IXB belum mencapai hasil yang memuaskan dan siswa masih menunjukkan perilaku-perilaku yang kurang baik. Pembelajaran berikutnya juga akan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share karena pembelajaran tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyunting
karangan.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
Siklus I merupakan pemberlakuan tindakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Tindakan siklus II ini
dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang muncul pada siklus I. pelaksanaan pembelajaran menyunting dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Siklus II terdiri atas data tes dan data perubahan perilaku serta minat siswa terhadap
pembelajaran. Data tes diperoleh dari tes menyunting karangan.
4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II
Hasil tes menyunting karangan siklus II ini merupakan data setelah diterapkannya tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
think-pair-share. Tujuan dari siklus II ini, yakni memperbaiki kesalahan dan