Pada gambar di atas, terlihat bahwa guru membagikan karangan untuk disunting oleh siswa sebagai tes siklus I. Selain karangan, guru juga membagikan
lembar kerja yang berisi soal tiap aspek dalam menyunting karangan.
Gambar 5. Siswa Bekerja Sama Secara Berpasanganpairing Siklus I
Pada gambar 5 di atas, terlihat bahwa siswa sedang berdiskusi berpasangan dengan teman sebangku dalam menyunting karangan sesuai dengan yang
dimaksudkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.
4.1.2.3 Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menyunting Karangan
Minat siswa terhadap pembelajaran dapat diketahui melalui minat dan
tanggapan siswa.
Di dalam angket minat siswa, ada sepuluh pernyataan mengenai pembelajaran menyunting karangan. Siswa b
ertugas memberikan ceck list √ pada kolom skor sesuai dengan minatnya. Pernyataan-pernyataan tersebut
meliputi: 1 siswa merasa senang mengikuti pelajaran ini; 2 siswa merasa rugi bila tidak mengikuti pelajaran ini; 3 siswa merasa pelajaran ini bermanfaat; 4
siswa berusaha menyerahkan tugas tepat waktu; 5 siswa berusaha memahami pelajaran ini; 6 siswa bertanya kepada guru bila ada yang tidak jelas; 7 siswa
mengerjakan soal-soal latihan di rumah; 8 siswa mendiskusikan materi pelajaran dengan teman; 9 siswa berusaha memiliki buku pelajaran ini; dan 10 siswa
berusaha mencari bahan di perpustakaan. Hasil penilaian minat siswa ini menjadi tolok ukur untuk mengetahui
seberapa besar minat siswa terhadap pembelajaran menyunting karangan. Nilai rata-rata diperoleh dari akumulasi kesepuluh pernyataan yang ada di dalam lembar
angket.
Tabel 10. Minat Siswa terhadap Pembelajaran Menyunting Karangan
No. Aspek
Pengamatan Skor
Jumlah Jumlah
Skor Nilai
Rata- rata
Ket. 1
2 3
4 1
1 F
1 2
5 32
40 148
92,50 Sangat
Baik 2,5
5 12,5
80 100
2 2
F 2
3 6
29 40
142 88,75
Sangat Baik
5, 7,5
15 72,5
100 3
3 F
1 9
30 40
148 92,50
Sangat Baik
2,5 -
22,5 75
100 4
4 F
2 21
17 40
135 84,38
Baik -
5 52,5
42,5 100
5 5
F 6
9 25
40 139
86,88 Sangat
Baik -
15 22,5
62,5 100
6 6
F 8
5 10
17 40
116 72,50
Cukup 20
12,5 25
42,5 100
7 7
F 9
9 14
8 40
101 63,13
Cukup 22,5
22,5 35
20 100
8 8
F 3
8 10
19 40
125 78,13
Baik 7,5
20 25
47,5 100
9 9
F 4
7 5
24 40
129 80,63
Baik 10,00
17,50 12,50
60,00 100
10 10
F 11
9 13
7 40
96 60,00
Cukup 27,50
22,50 32,50
17,50 100
Berdasarkan tabel di atas, aspek pertama adalah pernyataan mengenai perasaan senang siswa mengikuti pembelajaran menyunting karangan. Dapat
diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa sangat senang mengikuti pembelajaran menyunting karangan, yaitu sebesar 80 siswa. Sebesar 12,5
siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dan 7,5 merasa kurang begitu senang terhadap pembelajaran menyunting karangan, namun sebagian besar siswa
merasa bahwa pembelajaran menyunting karangan sangat sulit. Aspek kedua, yaitu pernyataan tentang perasaan rugi siswa bila tidak
mengikuti pembelajaran menyunting karangan. Sebesar 72,5 siswa menyatakan bahwa mereka merasa rugi bila tidak mengikuti pembelajaran ini. Sisanya, 27,5
siswa menyatakan bahwa mereka merasa biasa-biasa saja bila tidak mengikuti pembelajaran ini. Dari hasil persentase tersebut, sebagian besar siswa senang
terhadap pembelajaran menyunting karangan dan akan merasa rugi bila tidak mengikutinya.
Aspek ketiga adalah pernyataan bahwa pembelajaran menyunting karangan sangat bermanfaat. Sebesar 75 siswa menyatakan bahwa pembelajaran
ini sangat bermanfaat bagi mereka, sedangkan 25 siswa menganggap biasa saja. Aspek keempat, yakni pernyataan bahwa siswa menyerahkan tugas tepat
waktu. Sebesar 42,5 siswa berusaha menyerahkan tugas tepat pada waktunya. Sebesar 52,5 siswa kurang tepat waktu dalam menyerahkan tugas. Sebesar 5
siswa masih kurang begitu memperhatikan waktu penyerahan tugas. Dari data tersebut, lebih dari 50 siswa masih merasa kekurangan waktu dalam
mengerjakan tugas sehingga kurang tepat waktu dalam menyerahkan tugas. Hal
tersebut disebabkan karena siswa merasa kesulitan dalam mencari dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam bacaan.
Aspek kelima adalah penyataan bahwa siswa berusaha memahami pembelajaran menyunting karangan. Sebesar 62,5 siswa menyatakan bahwa
mereka berusaha untuk bisa memahami pembelajaran, sedangkan 37,5 bersikap biasa-biasa saja dan cenderung acuh tak acuh.
Aspek keenam, yaitu pernyataan bahwa siswa akan bertanya kepada guru bila ada yang tidak jelas. Sebesar 42,5 siswa mau bertanya kepada guru bila
merasa kurang jelas dengan apa yang disampaikan oleh guru. Ada 25 siswa yang kurang begitu aktif bertanya dan sisanya, yaitu 32,5 siswa lebih memilih
untuk diam walaupun mereka merasa ada yang belum jelas. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa masih enggan bertanya kepada guru
apabila merasa ada yang belum jelas. Aspek ketujuh adalah pernyataan bahwa siswa mengerjakan soal-soal
latihan di rumah. Sebesar 20 siswa mengerjakan soal-soal latihan di rumah, sedangkan 35 siswa mengerjakan soal-soal latihan, namun jarang-jarang.
Sebesar 45 siswa tidak mengerjakan soal-soal latihan di rumah. Dari data tersebut menyatakan bahwa hanya sedikit siswa yang rajin mengerjakan soal-soal
latihan di rumah, sedangkan sebagian besar siswa malas-malasan untuk mengerjakan soal-soal latihan di rumah. Hal ini disebabkan karena siswa masih
belum begitu memahami tentang ejaan dan tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf.
Aspek kedelapan adalah pernyataan bahwa siswa mendiskusikan materi pembelajaran bersama teman. Sebanyak 47,5 siswa berdiskusi dengan teman
untuk saling membantu dalam memahami pembelajaran menyunting. Sisanya, yaitu52,5 siswa enggan dan malas-malasan untuk berdiskusi bersama teman.
Dari data tersebut, kerja sama dan kemauan untuk berdiskusi dengan teman harus lebih ditingkatkan.
Aspek kesembilan, yaitu pernyataan tentang kemauan siswa untuk memiliki buku pelajaran menyunting karangan. Sebesar 60 siswa berusaha
untuk bisa memiliki buku pelajaran ini karena mereka merasa bahwa mereka perlu untuk lebih mendalami tentang pembelajaran menyunting karangan, sedangkan
sebesar 40 siswa enggan berusaha memiliki buku pelajaran ini. Aspek kesepuluh adalah pernyataan bahwa siswa berusaha mencari bahan
di perpustakaan. Hanya sedikit siswa yang mau berusaha mencari bahan di perpustakaan, yaitu sebesar 17,5 saja. Sebagian besar, yaitu 82,5 siswa enggan
untuk mencari bahan di perpustakaan. Selain diketahui minat siswa, dapat diketahui pula tanggapan siswa
terhadap pembelajaran menyunting karangan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share melalui wawancara.
Tanggapan umum sebagian besar siswa terhadap pembelajaran menyunting karangan adalah siswa merasa senang dengan pembelajaran ini,
namun masih kurang memahami dan masih merasa bingung tentang ejaan dan tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, dan kepaduan paragraf.
Pada siklus I, wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran menyunting karangan berakhir. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk
mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran menyunting karangan yang baru saja berlangsung.
Dalam wawancara ini, ada lima pertanyaan yang diajukan, antara lain 1 bagaimana perasaan siswa terhadap pembelajaran menyunting karangan yang baru
saja berlangsung, 2 bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran menyunting karangan dengan metode think-pair-share, 3 apa sajakah kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh siswa ketika menyunting karangan, 4 bagaimana cara siswa untuk mengatasi kesulitan dalam menyunting karangan, dan 5
bagaimana saran siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menyunting karangan yang akan datang.
Terjadi kendala dalam pelaksanaan wawancara ini karena siswa merasa malu untuk berbicara langsung dalam mengungkapkan pendapat mereka. Siswa
tidak mau direkam dalam mengungkapkan pendapat, mereka hanya mau mengungkapkan pendapat mereka secara tertulis.
Berdasarkan analisis data, dapat dijelaskan bahwa siswa merasa senang mengikuti pembelajaran menyunting karangan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share. Perasaan senang diungkapkan oleh sebagian besar siswa. Mereka menyatakan bahwa dengan adanya pembelajaran
menyunting karangan, mereka mendapatkan pengetahuan baru yaitu bagaimana tata tulis yang benar sesuai dengan EYD.
Diungkapkan kesulitan-kesulitan dalam menyunting karangan antara lain: kesulitan siswa dalam mencari dan menggunakan huruf kapital, kesalahan
penggunaan tanda baca, menghilangkan kata yang membuat kalimat menjadi tidak efektif dan kepaduan paragraf, selain itu kebingungan siswa dalam memahami
aspek-aspek menyunting karangan. Berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think-
pair-share, sebagian besar siswa merasa senang karena dengan bekerja sama secara berpasangan dengan teman, siswa dapat berdiskusi dalam mengerjakan
soal-soal tes menyunting karangan, namun ada juga siswa yang masih merasa bingung dan belum begitu memahami manfaat yang dapat diambil dari
pembelajaran ini. Adapun cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyunting
karangan mayoritas dengan bertanya kepada guru, namun ada yang berusaha memahami tentang aspek-aspek dalam menyunting karangan.
Sedangkan saran yang diberikan siswa sangat beraneka ragam. Ada saran yang bersifat kritik membangun dan ada pula saran yang asal-asalan. Adapun
paparan dari saran yang diungkapkan dari hasil wawancara adalah 1 pembelajaran menyunting karangan sudah cukup menyenangkan, namun masih
perlu ditingkatkan lagi, 2 kurangnya waktu dalam mengerjakan sehingga hasil suntingan kurang maksimal, 3 jumlah soal yang terlalu banyak dalam lembar
kerja disertai banyaknya kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam karangan yang membuat siswa merasa pusing ketika mengerjakan, dan 4 supaya guru dalam
menjelaskan lebih banyak contoh yang diberikan.
Dari hasil wawancara, tampak bahwa dalam pembelajaran menyunting karangan dalam siklus I ini masih banyak kekurangan sehingga diperlukan
pembaharuan dan pemecahan masalah dalam siklus II mendatang. Diharapkan dalam siklus berikutnya mampu mengubah perilaku siswa untuk dapat menjadi
lebih baik.
Setelah dilakukan pembelajaran menyunting karangan pada siklus I ini ternyata hasil dari menyunting siswa masih belum mencapai KKM yang
ditentukan. Jika dilihat dari nilai rata-rata 61 masih jauh dari harapan. Hal tersebut disebabkan ada aspek tertentu dalam rubrik penilaian kurang diperhatikan oleh
siswa, padahal bobot skor yang ada sangat tinggi. Hal ini menyebabkan hasil akhir dari menyunting karangan siswa sangat sedikit.
Siswa belum mencapai ketuntasan belajar disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang ejaan yang baik dan benar, dangkalnya pengetahuan tentang
cara menulis yang baik sehingga dampaknya pada hasil yang diperoleh siswa kurang memuaskan.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I