Penalaran jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi menuju pada suatu simpulan yang masuk
akal. Artinya,
kalimat-kalimat yang
diucapkan harus
dapat dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat.
Berikut ini contoh penyuntingan keefektifan kalimat. -
Di sini kita ini berbicara tentang SD Negeri yang notabene 100 mengikuti sistem pendidikan dari pemerintah. tidak efektif
- Kita berbicara tentang SD negeri yang notabene 100 mengikuti sistem
pendidikan dari pemerintah. efektif
d. Kepaduan Paragraf
Pada dasarnya karangan yang baik harus memperhatikan keterpaduan paragraf, dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran makna antara
pembaca dan penulis. Oleh sebab itu, sebagai penyunting yang baik harus senantiasa memperhatikan kohesi dan koherensi sebagai pendukung keterpaduan
itu. Kohesi adalah hubungan perkaitan antara preposisi yang dinyatakan secara eksplisif oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat yang
membentuk sebuah paragraf, sedangkan koherensi adalah hubungan perkaitan antara preposisi, tetapi perkaitan tersebut tidak secraa eksplisif. Hal yang paling
dominan dalam perpaduan paragraf adalah penggunaan konjungsi yang tepat.
2.2.3 Tahap Menyunting
Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dalam menyunting naskah. Menurut Rifai 2004:105-106 ada dua tahap dalam menyunting naskah,
yaitu a tahap penyuntingan tulisan untuk kejelasan dan b tahap penyuntingan bahasa demi kesesuaian.
a. Tahap penyuntingan tulisan untuk kejelasan
Pada tahap pertama, penyunting biasanya mengorganisasi tulisannya kembali karena jika dilihat dari segi penyajian kurang efektif. Adakala seorang
penyunting membuang beberapa paragraf untuk memperlancar hubungan gagasan yang ditampilkan. Hal-hal pokok yang berkaitan dengan penyuntingan pada tahap
pertama ini adalah kerangka karangan, penegmbangan karangan, penyusunan paragraf, dan pembentukan kalimat efektif. Penyuntingan isi sering disebut
sebagai tahapan menyunting makro karena pada tahap ini tulisan diolah sedemikian rupa sehingga isinya dapat diterima jelas oleh pembaca.
b. Tahap penyuntingan demi kesesuaian
Pada tahap kedua disebut tahap penyuntingan mikro karena pada dasarnya pada tahap penyuntingan ini difokuskan pada segi bahasa. Hal pokok yang harus
dikuasai oleh penyunting adalah masalah yang berhubungan dengan kaidah bahasa yang mencakup tanda baca, ejaan, dan pilihan kata yang tepat, namun
perbiakan ini bersifat kecil dan mendasar. Penyuntingan yang baik harus dapat menggunakan ejaan yang baik dan benar seperti penggunaan huruf kapital dan
huruf miring, pemakaian kata yang tepat, dan penggunaan unsur serapan yang benar. Selain itu penyunting juga harus jeli dalam penggunaan kalimat efektif
sehingga apabila hasil suntingan sudah jadi, dapat dibaca dengan baik karena tidak ada kata-kata yang boros.
Dari kedua tahapan itu dapat disimpulkan bahwa sebagai seorang penyunting agar dapat menyunting dengan baik harus memperhatikan benar
tentang tahapan menyunting baik segi isi maupun segi bahasa. Maksudnya, dalam penyuntingan karangan agar hasil karangan dapat terbaca dengan baik maka
diperlukan ketelitian dalam menyusun karangan berdasarkan isi maupun bahasa.
2.2.4 Model Pembelajaran Kooperatif