menyunting tulisan sendiri dan tulisan teman, dengan indikator yaitu mampu menyunting karangan dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang baik dan
benar, pilihan kata yang tepat, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf. Dengan demikian, menyunting karangan perlu diajarkan pada siswa khususnya
kelas IX SMPMTs tentunya dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai. Untuk dapat menyunting karangan dengan baik perlu memperhatikan
ejaan, pilihan kata diksi, keefektifan kalimat, dan keterpaduan paragraf.
a. Ejaan
Tarigan 1984:2 mengemukakan bahwa ejaan adalah cara atau aturan menulis kata-kata dengan huruf menurut disiplin ilmu bahasa. Ejaan berarti tata
cara penulisan bahasa, meliputi dua hal pokok, yaitu aksara yang berarti kumpulan huruf yang digunakan untuk melambangkan bunyi-bunyi bahasa, dan tanda baca
yang melambangkan unsur-unsur supra-segmental bahasa yang dinyatakan dengan titik, koma, dan tanda tanya.
Ejaan yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan EYD. EYD mengatur pemakaian huruf, pemakaian tanda
baca, penulisan kata, dan penulisan unsur serapan. Menurut pedoman EYD 2009, ada delapan huruf yang digunakan, yaitu
1 huruf abjad, 2 huruf vokal, 3 huruf konsonan, 4 huruf diftong, 5 gabungan huruf konsonan, 6 huruf kapital, 7 huruf miring, dan 8 huruf tebal.
Sedangkan pada penulisan kata dalam EYD mengatur penggunaan kata, antara lain: 1 kata dasar, 2 kata turunan, 3 bentuk ulang, 4 gabungan kata, 5 suku
kata, 6 kata depan di, ke, dan dari, 7 partikel, 8 singkatan dan kronim, 9
angka dan bilangan, 10 kata ganti ku-, kau-, -mu, dan –nya, dan 11 kata si dan
sang. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Penggunaan tanda baca yang
tercantum dalam kaidah ejaan yang disempurnakan antara lain 1 tanda titik, 2 tanda koma, 3 tanda titik koma, 4 tanda titik dua, 5 tanda hubung, 6 tanda
pisah, 7 tanda tanya, 8 tanda seru, 9 tanda elipsis, 10 tanda petik, 11 tanda petik tunggal, 12 tanda kurung, 13 tanda kurung siku, 14 tanda garis miring,
dan 13 tanda penyingkat atau apostrop. Dari paparan di atas, dapat kita ketahui bahwa tanda baca sangat banyak
dan perlu untuk dipelajari lebih mendalam, namun dalam kegiatan menyunting karangan, tanda baca yang paling dominan digunakan bagi penyunting pemula
adalah pengenalan penggunaan tanda baca titik dan koma. Penggunaan tanda titik yang terdapat dalam EYD, antara lain 1 tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, 2 tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar, 3
tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu, 4 tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukkan jangka waktu, 5 tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru, dan tempat terbit, 6 tanda titik dipakai untuk memisahkan
bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah, dan 7 tanda titik dipakai pada penulisan singkatan.
Selanjutnya akan dibahas mengenai penggunaan tanda baca koma yang terdapat dalam EYD, antara lain 1 tanda koma dipakai di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan, 2 tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali, 3 tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya, 4 tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti
kata oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu, 5 tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o,
ya, wah, aduh, dan kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat, 6 tanda koma
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, 7 tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, 8 tanda koma dipakai di antara a nama dan alamat,
b bagian-bagian alamat, c tempat dan tanggal, serta d nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan, 9 tanda koma dipakai untuk
memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka, 10 tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir,
11 tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga, 12 tanda koma dipakai di muka angka decimal atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka, 13 tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi, dan 14 tanda koma dapat
dipakai -untuk menghindari salah bacasalah pengertian – di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ejaan merupakan faktor
penting dalam penyuntingan karangan. Seorang penyunting pemula agar dapat menyunting dengan baik, modal utama yang harus dimiliki adalah mampu
menguasai EYD karena pada dasarnya tulisan yang baik dan benar yaitu tulisan yang sesuai dengan tata bahasa baku yang disempurnakan. Berikut ini contoh
penyuntingan penulisan ejaan. a.
Menyunting penulisan ejaan Dia duduk diantara saya dan Melani = salah
Dia duduk di antara saya dan Melani = benar b.
Menyunting penulisan tanda baca Bagaimana ini Departemen Pendidikan Nasional. salah
Bagaimana ini Departemen Pendidikan Nasional? benar
b. Diksi