BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis pada siswa telah banyak dilakukan. Hal ini terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para
ahli bahasa maupun para mahasiswa. Penelitian tersebut belum semuanya sempurna. Oleh karena itu, penelitian tersebut memerlukan penelitian lanjutan
demi melengkapi dan menyempurnakan penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian yang terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian ini yaitu
penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis yang dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian. Penelitian tersebut dilakukan oleh Pralistyawati 2001
dan Sriyati 2005. Pralistyawati 2001 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Penggunaan Ejaan dalam Mengarang Narasi dengan Teknik Latihan Berjenjang pada Siswa SMPN 1 Ungaran
” menjelaskan bahwa teknik latihan berjenjang dapat dijadikan sebagai upaya meningkatkan penggunaan ejaan dalam mengarang
narasi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan mengarang siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata peningkatan
penggunaan ejaan siswa setelah mengikuti pembelajaran mengarang narasi dengan teknik latihan berjenjang. Teknik ini cukup dapat meningkatkan hasil
kerja siswa terutama mengenai penggunaan ejaan dalam mengarang. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih
positif.
10
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Pralistyawati dengan yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitiannya, yaitu penelitian
tindakan kelas. Perbedaannya terletak pada masalah yang dikaji, subjek penelitian, dan metode yang digunakan. Jika dilihat dari variabel penelitian yang ditampilkan
peneliti yaitu peningkatan penggunaan ejaan juga berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena dalam hal menyunting karangan subbabnya
berisi tentang penggunaan ejaan yang baik dan benar sehingga penelitian yang dilakukan oleh Pralistyawati dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.
Sriyati 2005 dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Menyunting Karangan dengan Teknik Koreksi Langsung pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Tawang Sari
” menjelaskan bahwa teknik koreksi langsung dapat meningkatkan keterampilan menyunting karangan. Hasil peningkatannya dapat
diketahui setelah membandingkan hasil tes prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil tes prasiklus menunjukkan skor rata-rata hanya 52,91 sehingga diperlukan siklus
I. Hasil yang diperoleh dari siklus I meningkat menjadi 66,05, namun hasil ini masih kurang sehingga diperlukan peningkatan pada siklus II dan hasilnya
meningkat sebesar 70,11. Secara klasikal, jumlah peningkatan hasil rata-rata kelas menunjukkan bahwa teknik koreksi langsung dapat meningkatkan keterampilan
menyunting karangan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat lebih aktif dan lebih semangat
dalam mengikuti pembelajaran. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sriyati terletak pada masalah
yang sedang dikaji dan tindakan yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah
tersebut. Masalah yang diteliti oleh Sriyati adalah apakah teknik koreksi langsung mampu meningkatkan keterampilan menyunting karangan siswa kelas VII F
SMPN 1 Tawang Sari? Masalah yang diteliti oleh peneliti adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dapat
meningkatkan kemampuan menyunting karangan. Tindakan yang dilakukan Sriyati adalah dengan menggunakan teknik koreksi langsung, sedangkan tindakan
yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share.
Adapun persamaan dari skripsi ini dengan skripsi yang ditulis oleh Sriyati hanya terletak pada variabel penelitian yang diangkat yaitu menyunting karangan
karena menurut observasi yang dilakukan di SMPMTs, siswa masih kurang dapat menyunting karangan dengan baik.
Berdasarkan kajian pustaka tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan menulis sudah banyak dilakukan namun
dengan topik yang berbeda. Hal ini menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian tentang keterampilan menulis khususnya kemampuan menyunting
karangan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair- share pada siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Tulis.
Kedudukan penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah sebagai pelengkap dan penambah referensi. Penelitian tentang menyunting karangan
masih sedikit dilakukan sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang sama, namun dengan metode pembelajaran yang berbeda.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis tidak sebatas menulis karangan dengan metode ceramah yang membuat siswa kurang
aktif dan kurang tertarik, namun dengan adanya proses pembelajaran yang berbeda yakni mencoba menerapkan model pembelajaran yang kooperatif dapat
meningkatkan kemampuan menyunting karangan. Model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan minat siswa untuk belajar lebih giat khususnya
dalam kemampuan menyunting karangan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi perintis dan pelengkap untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa di
sekolah.
2.2 Landasan Teori