33
penilai pelaku, alat, media atau pengukur. Akan halnya organisasi kesenian, menurut Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen Prasetya Mulya
LPPM 2003 aspek terukurnya adalah program atau tujuan yang ditetapkan, sedangkan aspek pengukurnya adalah dengan memperbandingkan seberapa jauh
hasil yang dicapai antara program yang disusun dengan realisasinya. Program yang diukur mencakup sejumlah kegiatan diantaranya aktivitas
kelembagaan, aktivitas kesenian, jaringan kerjasama, pengelolaan keuangan, dan kinerja pengurus, sementara alat pengukurnya berupa penilaian persona pengurus
berdasarkan aspek-aspek tanggung jawab, loyalitas, inisiatif, kerjasama dan kepemimpinan, serta perbandingan kuantitatif antara rencana dan realisasi
program. Sedangkan menurut Sayuti 2005;70 objek penilaian organisasi dan karya
seni mencakup tiga wilayah kegiatan kesenian yaitu wilayah kreativitas, wilayah sumberdaya dan institusi seni. Wilayah kreatif terkait dengan proses dan bentuk
karya seni yakni seberapa jauh organisasi seni dapat membantu seniman berkreasi atau memasarkan karya seni anggota lainnya. Sumberdaya kesenian adalah
kemampuan organisasi menyediakan infra dan suprastruktur berkesenian, sedangkan wilayah insitusi seni mencakup kemampuan membuka ruang publik
atau penciptaan infrastruktur kesenian. Evaluasi dapat diberikan pula pada penyelenggaraanevent kesenian
kegiatan seni , konsistensi sikap, toleransi. dan kerjasama pengurus dan staf yang baik, serta kelebihannya mengembangkan manajemen organisasi dengan
berbagai lembaga atau institusi kesenian lain, diantaranya aktivitas kelembagaan,
34
aktivitas kesenian, jaringan kerjasama, pengelolaan keuangan, dan kinerja pengurus. Alat pengukur yang terdiri dari sejumlah kriteria dilakukan pada 1
kinerja persona pengurus berdasarkan aspek-aspek tanggung jawab, loyalitas, inisiatif, kerjasama dan kepemimpinan, serta 2 kinerja manajaemen berupa
perbandingan kualitatif - kuantitatif antara rencana dan realisasi program dari tahap perencanaan, pengorganisasian dan kegiatan, sampai tahap pengawan atau
evaluasi.
2.7 Analisis Kinerja dan Evaluasi Manajemen Organisasi
Dalam melakukan analisis dan evaluasi kinerja manajemen organisasi dapat ditempuh dua model pendekatan, yaitu pendekatan pertama melalui analisis
SWOT, karena melalui anaisis ini dapat diketahui seberapa jauh kemampuan organisasi dalam menakar kelebihan, kekurangan, ancaman dan peluang yang
dimiliki, hubungannya dengan situasi dan kondisi di luar organisasilembaga. Pendekatan ke dua adalah pendekatan sistemik, berkaitan dengan
pengelolaan sistem manajemen dalam organisasi Dewan Kesenian Jawa Tengah merupakan realitas dari sebuah sistemsub sistem yang adanyata dalam
masyarakat. Oleh karena itu kerangka teoretik didasarkan pada sistem emics, sistem kultur atau berdasarkan kenyataan di lapangan grounded in
sebagaimana diajukan oleh Amirin 1987 dan Rohidi 2001. Konsep dan pendekatan kedua teori tersebut pada intinya merupakan suatu
cara memandang dan menempatkan objek penelitian dalam rangka menganalisis suatu masalah, fenomena, dan atau kasus sebagai suatu satuan dari unsur-unsur
35
yang saling berinteraksi, interdependen dan mempunyai interrelasi satu dengan yang lain secara integral, bulat dan utuh, mencakup : 1 Perencanaan
manajemen 2 Proses manajemen 3 Sistem Pengendalian Manajemen, dan 4 Sistem Evaluasi danatau Parameter Kinerja.
Teknik Analisis yang dilakukan adalah dengan melihat, mengukur dan menilai berbagai aktivitas manajemen yang mencakup wilayah administratif,
wilayah kreatif dan wilayah sumberdaya pendukung sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan. Pada bagian tertentu, metode ini dapat menggunakan
variable terukur dengan pendekatan kuantitatif untuk mengalisis efektifitas program kerja organisasi, umpamanya untuk menghitung nilai score prestasi
kerja yang tidak bisa diformulasikan secara naratif.
2.7.1 Analisis SWOT
Sebagaimana diketahui, analisis organisasi dengan metoda analisis SWOT terdiri dari unsur-unsur strengths kelebihan, kekuatan, weaknesses kelemahan,
opportunities peluang, kesempatan dan threats ancaman tersebut dikenal luas dan dipergunakan oleh organisasi-organisasi modern untuk mengevaluasi kinerja
sumberdaya manusia maupun prestasi organisasi pada setiap akhit tahun. Menurut Rangkuty analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strengths dan peluang
opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weaknesses dan ancaman threats Rangkuti,2005: 18.