88
4.6.6 Respon Masyarakat
Secara perlahan stigma DKJT yang berkembang di masyarakat – terutama masyarakat seniman – bahwa DKJT tidak lebih sebagai
kepanjangan tangan birokrasi yang bernada minir, mulai berubah dengan tumbuhnya kepercayaan bahwa DKJT mampu memberikan kontribusi
pada kehidupan kesenian di Jawa Tengah. Temuan ini diperoleh berdasarkan data sebagai berikut :
1 kliping liputan media massa mengenai komentar pembentukan DKJT yang semula bernada sumbang, lama kelamaan berubah bernad positip.
Juga isi liputan media massa mengenai kegiatan pameran dan festival yang diselenggarakan DKJT, serta rangkuman data pendukung berupa berbagai
poster, leaflet dan booklet misalnya lembar Undangan Musik Kelompok Panakawan 6 Desember 2005, dan Festival Dunia Bambu 10 sd 15
Agustus 2005 2 kegiatan yang mendapatkan dukungan berbagai sponsor, menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat dan luasnya relasi atau
jaringan kerjasama. Hal ini berhasil menutup celah-celah kelemahan manajemen organisasinya.
3 dari angket questioner disimpulkan ada apresiasi masyarakat pada pengelolaan manajemen organisasi kesenian DKJT pada tingkat
perencanan, pengorganisasian, maupun tingkat pelaksanaan kegiatan administrasi dan kinerja pengurus
4 belum ada respon yang memadai mengenai pelaksanaan evaluasi kinerja organisasi dan parameter efektivitas kegiatan.
89
4.7 Pembahasan
4.7.1 Sistem Organisasi DKJT 4.7.1.1 Tahap Perencanaan : DKJT sebagai Organisasi Kesenian
Berdasarkan temuan beberapa hasil penelitian di atas, pengelolaan manajemen kesenian pada organisasi Dewan Kesenian Jawa Tengah yang
menjadi dasar kegiatan organisasi mencerminkan adanya pragmatisme meskipun tidak berarti DKJT mengabaikan konsep atau wacana idealisme
berkesenian. Hal ini disebabkan karena Dewan Kesenian Jawa Tengah masih harus berkutat dengan masalah-masalah teknis – strategis pada masa
awal kegiatannya yang harus mampu “bermain” pada aras birokrasi maupun komunitas seniman.
Hasil penting yang dicapai DKJT pada tahap perencanaan organisasi sejauh ini adalah tumbuhnya pergeseran opini publik bahwa
DKJT dapat memberikan kontribusi pada kehidupan kesenian, berdasarkan bukti-bukti kegiatan DKJT dalam berbagai peristiwa kesenian, fasilitator
pemibentukan Dewan-dewan Kesenian Daerah, pembangunan Pusat Kesenian Jawa Tengah, serta kemampuannya membuka akses dan
kerjasama dengan berbagai lembaga seni dan kebudayaan. Sementara stigma yang masih melekat adalah peran DKJT sebagai penyelenggara
kegiatan kesenian, bukan murni sebagai “lembaga kebijakan” pengembangan kesenian.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Dewan Kesenian Jawa Tengah telah menjalankan fungsi pertama manajemen seni yaitu