12
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK
2.1 Kajian Pustaka
Kajian mengenai hubungan manajemen dengan organisasi kesenian pernah dilakukan oleh Edi Haryono 2005, dengan judul Menonton Bengkel Teater 70
Tahun Rendra. Kajian tersebut merupakan pengamatan perjalanan Bengkel Teater selama lebih dari tiga puluh tahun sebagai sebuah organisasi kesenian. Adapun
unsur-unsur yang diamati mencakup perjalanan kreatif, manajemen organisasi, dan manajemen pertunjukan.
Hasil kajian tersebut mengungkapkan bahwa keberhasilan Bengkel Teater tidak lepas dari pendekatan manajemen organisasi dalam mengelola aktivitasnya.
Proses dan bentuk kreativitas dapat diapresiasi publik hanya dengan aplikasi manajemen organisasi yang profesional.
Kajian hubungan manajemen dengan kreativitas organisasi juga dilakukan oleh Mella Jaarsma dan Nindityo Adipurnomo 2006 dengan judul 15 Years
Cemeti Art House Exploring Vacuum 1988 - 2003. Laporan ini memuat tulisan dan analisis sejumlah pengamat senirupa mengenai eksistensi Galeri Seni
“Cemeti” Yogyakarta, dalam memperkenalkan senirupa Indonesia kontemporer. Simpulan dari antologi tulisan para pakar menyebutkan peranan organisasi
kesenian sebagai mediator atau galeri amat penting dalam memperkenalkan para perupa dan konsep mereka kepada apresian senirupa dari seluruh penjuru dunia.
13
Hubungan antara seni dan manajemen juga menjadi kajian utama Yayasan Kelola, sebuah yayasan nirlaba yang mengkhususkan diri dalam pelatihan
manajemen kesenian di Indonesia dengan sponsor dari sejumlah lembaga donor. Salah satu rekomendasi yayasan ini termuat dalam Laporan Tahunan Yayasan
Kelola 2004, mengenai kemajuan dan perkembangan organisasi kesenian dan para senimanlembaga seni yang telah mengikuti pelatihan manajemen kesenian
yang mereka selenggarakan. Lebih dari 500 orang yang mewakili 250 organisasi seni dan budaya berasal dari 14 provinsi di Indonesia telah merasakan manfaat
program yang diselenggarakan bersama antara lembaga manajemen PPM dan yayasan Kelola, meliputi enam belas lokakarya bertajuk “Manajemen Organisasi
Budaya”, tiga lokakarya bertajuk “Manajemen Proyek Pertunjukan Seni” telah diselenggarakan di 19 kota sepanjang kurun waktu 1999 – 2002.
Dari berbagai pelatihan manajemen seni dan organisasi budaya oleh Yayasan Kelola, disimpulkan adanya korelasi yang erat antara penerapan prinsip-
prinsip manajemen dengan kemajuan kreativitas sebuah organisasi kesenian. Disertasi Satoto Sudiro 1998 yang berjudul Tokoh dan Penokohan
Dalam Caturlogi Drama “Orkes Madun” karya Arifin C Noer mengungkapkan fungsi manajemen seni pertunjukan dalam menjaga kelangsungan sebuah
organisasi kesenian teater. Unsur lain yang disimpulkan Sudiro sebagai relasi seni dan manajemen adalah profesionalisme pekerja seni dalam bekerja baik
ketika berperan sebagai seniman maupun ketika sebagai organisator kesenian yang membantu para aktor dalam mempersiapkan sebuah pertunjukan, sedangkan
manajemen produksi terkait dengan segala hal yang mencakup bisnis pertunjukan.