Parameter Keberlanjutan Kontinyuitas ; Merupakan Parameter Manfaat Publik ; Adalah keberhasilan organisasi

80

4.5.5 Prestasi Program Manajemen Seni Dewan Kesenian Jawa Tengah

Lebih dahulu harus dibedakan mengenai definisi prestasi kegiatan manajemen dengan prestasi keseniankegiatan kreatif. Menurut Sayuti 2003:26 prestasi kegiatan kreatif memiliki cakupan kegiatan penciptaan dan sosialisasi karya seni, sesuai dengan wilayah kegiatan kreativitas yaitu kegiatan penciptaan, sosialisasi dan dokumentasi karya seni. Sedangkan menurut LPPM Prasetya Mulya, mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi kegiatan organisasi. Dalam konteks program kerja manajemen seni terdapat ciri yang spesifik, yaitu output kegiatan yang berbentuk kegiatan atau peristiwa kesenian, sehingga manajemen seni dapat didefinisikan sebagai “ kegiatan manajemen organisasi yang mencakup wilayah perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi program-program kesenian. Praksis manajemen kesenian pada Dewan Kesenian Jawa Tengah dapat diamati secara konkret, diukur dan ditimbang aktivitasnya melalui tiga parameter kegiatan berikut : 1 Meyakinkan pemerintah dan masyarakat perlunya pelembagaan organisasi kesenian sebagai mitra kerja pemerintah dalam bidang pembinaan dan pengembangan kesenian, dengan mendorong Pemerintah Kota Kabupaten se Jawa Tengah untuk membentuk Dewan Kesenian Daerah di tingkat Kota Kabupaten masing-masing serta mencantumkan nomenklaturnya pada pos anggaran APBD KotaKabupaten tersebut. 81 2 Meyakinkan dan membantu realisasi gagasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendirikan gedung Pusat Kesenian Jawa Tengah yang telah diresmikan tahun 2004 di Semarang. 3 Menyelenggarakan kerjasama kegiatan dengan berbagai lembaga kesenian dari dalam dan luar negeri, misalnya Seminar Nasional Perkembangan Sastra Lokal, Bandungan, Ambarawa, Oktober 1998, Seminar Nasional Perkembangan Tradisi Lisan, hotel Dibyapuri, Semarang, 2002, Pergelaran Seni Tradisional dari berbagai kotakabupaten dalam Jateng Expo, 1993 – 2003, Pergelaran Musik Dua Bangsa dengan seniman Spanyol RRI Semg, 2003 dan seniman Belanda, Auditorium Undip, Pebruari 2006, dan Festival Dunia Bambu, Semarang, Agustus 2005.

4.5.6 Apresiasi Publik pada Dewan Kesenian Jawa Tengah

Sejak pertama kali inisiatif pembentukan Dewan Kesenian Jawa Tengah dilontarkan pada tahun 1993 sampai usia DKJT yang ke 13 sekarang ini, persepsi publik kesenian terhadap Dewan Kesenian Jawa Tengah cukup beragam. Pada intinya, persepsi itu memiliki dua arus pemikiran, yaitu yang menolak dan menerima kehadiran DKJT. Pada tahap pembentukannya, terdapat anggapan bahwa lembaga kesenian ini tidak relevan dengan kebutuhan seniman untuk berekspresi, karena dikhawatirkan lembaga semacam ini akan berorientasi pada sistem birokrasi daripada kepentingan seniman. Pendapat ini dikemukakan antara lain oleh Darmanto Jt, Soetanto dan Arief Budiman.