76
manajemen pada Dewan Kesenian Jawa Tengah masih jauh dari potensi yang dimiliki. Artinya, kinerja manajemen DKJT seharusnya dapat dipacu
lebih optimal lagi dengan memperbaiki sistim dan mekanisme organisasi yang ada sekarang ini. Dalam konteks aktualisasi potensinya, DKJT dapat
memanfaatkan peran dari stakeholders, antara lain Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui dinasinstansi terkait antara lain Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Komite Pendidikan, Dewan Kesenian KabupatenKota se Jawa Tengah, Seniman dan pekerja seni, Sanggar seni,
Galeri, Institusi kesenian, Media massa, Jurnalis seni, Kritikus,Pengamat seni. Penyandang dana, Sponsor, Kontributor kegiatan seni, Publik seni;
pelajar, mahasiswa, dosen, masyarakat, Jaringan lembaga dan institusi lokal, dan nasional.
Evaluasi kinerja manajemen dengan pendekatan SWOT yang mencakup aspek-aspek peluang – ancaman tersebut dapat dilihat dari
matriks berikut:
Matriks Analisis SWOT Untuk Organisasi Kesenian
Internal
Eksternal
STRENGTHS
1.Dukungan Seniman 2.Dukungan Pemda
3.Diversivikasi Budaya local 4.Jaringan dengan DKD
5.Fasilitas Anggaran APBD
WEAKNESSES
1.Persepsi seniman beragam 2 Lokasi agak terpencil
3 Dana terbatas 4 SDM manajerial kurang
5 Banyak pilihan acara seni hiburan yang lebih
menarik
OPPORTUNITIES Strategi SO
Memperluas jaringan kerjasama secara ekspansif
Strategi WO
Bikin program kerja sesuai kemampuan anggaranSDM
THREATS Strategi ST
Kerjasama Program Kerja dengan DKD secara intensif
Strategi WT
Intensifikasi program kerja secara minimalis dan
pragmatis
77
Praksis analisis SWOT dalam evaluasi kinerja Dewan Kesenian Jawa Tengah dapat dilihat pula dengan memperbandingkan efektivitas
kinerja faktor-faktor internal – eksternal pada analisis penilaian kinerja organisasi DKJT.
4.5.4.2 Parameter Kinerja Manajemen; Evaluasi Sistemik.
Yang dimaksud dengan pendekatan sistemik adalah pengelolaan manajemen yang melibatkan seluruh komponen sub sistem dalam
rangka mencapai tujuan yang ditetapkan secara keseluruhan, dengan menggunakan tolok ukur parameter sebagai berikut :
4.5.4.2.1 Parameter ketepatan tepat waktu, tepat sasaran, tepat
anggaran merupakan pedoman pelaksanaan anggaran bagi penerima anggaran dari APBD Jateng, berdasarkan Perda Jateng No. 8 tahun 2004.
Dewan Kesenian Jawa Tengah adalah salah satu organisasi penerima anggaran bantuan APBD Jateng. Dengan demikian kriteria sangat relevan
sebagai salah satu parameter evaluasi. Analisis nilai diberikan berdasarkan data laporan tertulis
penyelenggara pelaksana kegiatan. Laporan yang ada dibaca secara selektif, kemudian dicocokkan dengan data perencanaan yang tercantum
pada proposal, untuk dibuatkan score penilaian. Angka tertinggi untuk keseluruhan score adalah 100, dengan nilai
masing-masing parameter antara 15 dan 20. Nilai 20 diberikan pada
78
parameter yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi, dengan standar deviasi 5 untuk tiap-tiap score. Angka deviasi ini dibuat sekadar untuk
mempermudah penjumlahan
4.5.4.2.2 Parameter transparansi ;
Adalah tolok ukur berdasarkan kejelasan dan akurasi pertanggungan jawab keuangan yang terbuka dapat
diakses siapapun yang memerlukan. Metode evaluasinya adalah dengan membaca secara selektif laporan keuangan berdasarkan bukti-bukti
pemasukan dan pengeluaran, kemudian mencocokkannya dengan proposal. Angka penilaian tertinggi diberikan apabila jumlah dan
penggunaan anggaran sesuai dengan proposal yang diajukan, dan nilai semakin kurang apabila semakin banyak ditemukan deviasi antara rencana
dan pelaksanaan anggaran.
4.5.4.2.3 Parameter apresiasi
; Merupakan tolok ukur keberhasilan
sebuah kegiatan dengan melihat pada 1 kualitas kegiatan, 2 lama kegiatan, 3 kualitas pelaksanaan, 4 jumlah dana, 5 jumlah publik
dan pejabat yang hadir dalam kegiatan tersebut serta 6 liputan media massa sebagai salah satu bukti adanya respon masyarakat. Dalam
konteks ini kegiatan yang mendapat score tertinggi adalah Festival Dunia Bambu, yang memenuhi semua kriteria parameter tersebut sebagaimana
data-data yang terlampir.