Pola Hubungan dalam Sistem Manajemen

21 Pola hubungan selanjutnya terdapat pada proses dialektika manusia dalam kebudayaan, dimana proses interrerlasi dan interdependensi antar sub sistem merupakan sebuah dinamika sosial yang akan melahirkan sistem-sistem baru yang lain. Dari interaksi kebudayaan yang terdiri dari tujuh unsur itu salah satu diantaranya adalah kesenian, akan lahir berbagai pola hubungan dan sub sistem kebudayaan yang memiliki berbagai bentuk dan disiplin baru. Koentjaraningrat, 2004:19 Salah satu ciri dari sistem kebudayaan adalah adanya pembagian kerja didalamnya, yang bisa dilakukan menurut keahlian atau spesifikasi masing- masing anggota yang terlibat dalam sistem. Pembagian kerja menurut skill atau keahlian menuntut bukan hanya pengetahuan tentang skill itu sendiri, melainkan juga memerlukan suatu penata-usahaan atau manajemen agar terjadi keseimbangan, pengendalian dan pengembangan yang adil dan bermanfaat bagi kelangsungan sistem kebudayaan tersebut. Dari ke tiga pola relasi organisasi yang dikemukakan hubungannya dengan kenyataan yang berlangsung di masyarakat, peran manajemen sangat dibutuhkan dalam rangka merencanakan, mengatur, memimpin dan mengendalikan kelangsungan dari sistem-sistem oranisasi tersebut.

2.4 Pola Hubungan dalam Manajemen Organisasi Dewan Kesenian Jawa

Tengah Sudah menjadi sifat manusia untuk hidup berorganisasi atau berkumpul dengan komunitas atau kelompoknya masing-masing, demikian pula dengan 22 seniman. Sebagai makhluk individu, seniman memiliki privacy berupa kebebasan berekspresi atau berkarya, tidak boleh terjadi intervenesi antara satu orang dengan orang lain. Namun, sebagai makhluk sosial, seniman membutuhkan kehadiran orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan sosialnya, seperti kebutuhan untuk makan, berpakaian, memperoleh keamanan. Meskipun demikian tidak semua seniman bersedia menyesuaikan organisasi masing-masing dengan sistem manajemen yang sama, hingga sesama organisasi seniman bentuk dan peraturannya seringkali berbeda. Meskipun terjadi perbedaan, berdasarkan tujuan dan bentuk organisasinya organisasi seni lembaga kesenian memiliki dua karakter yang spesifik, yaitu sebagai organisasi seniman yang aktivitasnya lebih dominan pada kegiatan penciptaan karya seni sanggar tari, kelompok teater, perkumpulan pelukis, dan organisasi kesenian yang aktivitasnya lebih cenderung pada penciptaan infrastruktur dan jaringan kesenian, seperti yayasan kesenian, lembaga pendidikan seni, atau dewan kesenian. Sebagai organisasi profesi ataupun jaringan organisasi, masalah yang dihadapi organisasi kesenian relatif sama. Pertama, kebutuhan perencanaan organisasi , misalnya darimana sumber dana untuk memenuhi anggaran rutin dan anggaran pengembangan organisasi antara lain biaya kantor, biaya operasional, biaya pengembangan, dll. Ke dua, masalah pengorganisasian program kerja, mencakup kebutuhan sumberdaya manusia, sosialisasi ide, gagasan dan pemasaran karya seni yang makin luas dan kompleks mulai dari kegiatan pameran, pementasan, diskusi, hingga penyediaan infra dan supra stuktur