Analisis Norma-norma Struktural dan Kultural Lagu Zapin Ciptaan Zul Alinur

199 kesalahan yang sebenarnya tidak sengaja dilakukan. Hal yang demikian sangat lazim dilakukan dalam konteks kebudayaan Melayu. Ini adalah ekspresi dari rendah hatinya seseorang dalam berkomunikasi verbal kepada para komunikannya pendengarnya. Demikian kira-kira tafsiran makna yang terkandung di dalam lagu Zapin Rantau ini. Sama seperti lagu-lagu zapin Zul Alinur lainnya syarat dengan makna-makna budaya.

5.10 Analisis Norma-norma Struktural dan Kultural Lagu Zapin Ciptaan Zul Alinur

Dari contoh-contoh lagu zapin ciptaan Zul Alinur di atas tergambar dengan jelas bagaimana struktur teks yang diciptakan oleh Zul Alinur serta latar belakang budaya yang digunakannnya dalam menciptakan teks. Berikut ini adalah kajian penulis terhadap teks lagu-lagu zapin yang diciptakan oleh Zul Alinur. 1 Lagu-lagu zapin ciptaan Zul Alinur menggunakan norma atau aturan teks yang terdapat dalam lagu-lagu Melayu pada umumnya. Di antaranya adalah yang menonjol penggunaan unsur pantun seperti rima, baris, bait, dan lain-lain. Teks sebahagian besar tidak berbentuk pantun, hanya terdapat satu lagu Zapin di Hati yang menggunakan konsep pantun, yaitu terdiri dari sampiran dan isi. 2 Teks lagu-lagu zapin ciptaan Zul Alinur cenderung menggunakan kosakata bahasa Melayu, yang khas berciri kebudayaan Melayu, seperti kata: rentak, irama, lagu, dendangan, senandung, puan, tuan, dan lain- Universitas Sumatera Utara 200 lain. Kata-kata pilihan atau diksi ini memiliki makna-makna budaya yang kuat bersuasana Melayu Sumatera Timur. 3 Selain itu Zul Alinur selalu menggunakan kata-kata yang dipendekkan seperti tak kependekan dari tidak; ku kependekan dari kata aku; hai kependekan dari kata aduhai; dan lain-lain. 4 Teks lagu-lagu zapin ciptaan Zul Alinur juga selalu menggunakan kata- kata seru interyeksi untuk mengiringi suasana, seperti: hai, tuan oi, puan oi, yadana, oi, yadai, intan oi, dan lain-lainnya. Ini juga ciri umum dari garapan teks dalam lagu-lagu Melayu. 5 Kosakata dari bahasa Arab khusus digunakan untuk menggambarkan zapin itu saja, seperti kata: salam, taksim, tahtum, zapin, yadana, dan lainnya. Secara umum, tidak ada satu pun lagu zapin ciptaan Zul Alinur yang penuh menggunakan bahasa Arab. 6 Secara kultural atau budaya, Zul Alinur menciptakan teks lagu-lagu zapinnya dengan cara mengolah kembali khasanah musik tradisi Melayu dan Minangkabau. Misalnya ada teks-teks yang diolahnya dari tardisi hadrah Melayu. Begitu juga dengan pantun-pantun Melayu- Minangkabau. 7 Disadari atau tidak karena ia awal kali menapakkan diri sebagai seniman musik di Sanggar Tigo Sapilin dan berguru kepada Hajizar etnomusikolog Minangkabau, maka konsep-konsep dan filsafat Minangkabau juga muncul dalam karya-karya lagu zapinnya. Yang Universitas Sumatera Utara 201 paling jelas adalah penggunaan alat musik dol untuk iringan lagu zapinnya dan yang paling terasa ada pada lagu Zapin Perantau yang mengekspresikan budaya rantau dari Ranah Minangkabau. 8 Selain itu, karya-karya lagu zapin Zul Alinur ini di sana-sini muncul juga beberapa identitas musik dan teks yang diolahnya kembali yang berasal dari ide dan praktik musik hasil karya pencipta lain seperti karya Rizaldi Siagian dan Tengku Syafick Sinar, atau mungkin pencipta-pencipta lain. 9 Zul Alinur juga kreatif dalam mengolah berbagai genre seni Melayu dalam karya-karya seni zapin beliau. Yang paling terasa adalah mengambil unsur seni hadrah, nasyid, dan lagu-lagu Melayu di dalam zapinnya. Ia mengolah kembali unsur-unsur musik Melayu atau Minangkabau ini dalam karyanya. Secara kultural dan musikal inilah ciri khas garapan lagu-lagu zapin Zul Alinur. 10 Dalam wacana budaya yang paling umum, Zul Alinur dalam menciptakan lagu-lagu zapinnya menggunakan unsur budaya Melayu, Minangkabau, Indonesia, Dunia Islam, dan dunia. Walau mengolah demikian rupa, tetap unsur budaya Melayu yang paling menonjol. Dalam kerangka kerja dan karya yang sedemikian rupa ini, dapat dikatakan bahwa Zul Alinur terus menerus belajar, membaca situasi, mengembangkan diri dalam seni, dan terus mengasah kemampuannya sebagai pencipta lagu dan pemain musik, dengan berdasarkan kepada arahan-arahan budaya yang berdasar kepada ajaran-ajaran agama Islam. Intinya adalah mengolah dan mengelola Universitas Sumatera Utara 202 kebudayaan etnik, nasional, dan dunia secara bersamaan, dalam konteks tauhid kepada Sang Pencipta, Allah Subhana Wata’ala.

BAB VI TRANSKRIPSI DAN ANALISIS STRUKTUR