170 Asia. Banyak pertunjukan seni budaya yang di tampilkan dari mulai Musik, tari,
Sastra, film, dan lain-lain. Zul Alinur bersama Ria Agung Nusantara ikut derta dalam helat internasional
ini, dengan menempilkan berbagai pertunjukan tari dan musik khususnya dari etnis Sumatera Utara. Setelah itu Zul Alinur juga pernah ikut untuk mewakili Indonesia
khususnya Pemprov Sumatera Utara dalamMisi kebudayaan ke lima Negara yaitu Jerman Belgia Belanda Luxenburg disini mereka menampilkan berbagai musik dan
tari Etnis Sumatera Utara.
c. Cross Culture Surabaya
Karya Zapin Zul Alinur tidak ditampilkan dalam ivent itu saja. Ivent yang bertajuk Internasional “Cross Culture” Surabaya, menampilkan berbagai artaksi
budaya dari berbagai kota-kota besar di Indonesia dan beberapa Negara antara lain Korea, Jepang, Cina
Metronom bersama sanggar tari Safira yang berasal dari Pemerintahan Kabupaten Serdang Bedagai ikut memeriahkan perhelatan itu dengan membawakan
lagu ciptaan Zul Alinur yang berjudul Zapin Rentak Bertuah. Zapin Rentak bertuah ini pun ikut serta dalam festifal Gema Pariwisata di
lapangan merdeka Medan yang di buat oleh oleh Pemko Medan dan karya Zul Alinur ini keluar menjadi jura pertama.
Universitas Sumatera Utara
171
BAB V KAJIAN TEKS
5.1 Keberadaan Teks dalam Lagu-lagu Melayu Dalam setiap seni pertunjukan lagu dan tari Melayu di Sumatera Utara,
termasuk zapin, terjadi komunikasi di antara seniman dan para penonton, dengan berbagai interpretasi penafsiran terhadap pertunjukan yang terjadi. Kesemua
aktivitas komunikasi dalam peristiwa seni pertunjukan ini berdasarkan kepada pola- pola budaya Melayu, yang hidup selama berabad-abad.
Termasuk ke dalam komunikasi seni pertunjukan itu mencakup: a lirik atau teks lagu-lagu Melayu, yang memiliki ciri-ciri khas dibandingkan komunikasi verbal
dengan bahasa seharian, b inteyeksi atau kata-kata seru untuk memperkuat s3333uasana pertunjukan, seperti: he wa, hajar yong, syor kali ah, sampai pagi dan
sebagainya, serta c kata-kata pengantar dalam setiap pertunjukan. Komunikasi lisan dalam seni pertunjukan Melayu biasanya menggunakan berbagai gaya bahasa
metafora, aliterasi, perulangan, hiperbola, repetisi, dan sebagainya. Komunikasi lisan ini juga menjadi bahagian yang terintegrasi dengan aspek-aspek bukan lisan
seperti nada, irama, rentak, melodi, gerak-gerik, dinamika, mimesis, dan sebagainya. Komunikasi lisan selalu distilisasi untuk menarik perhatian penonton, dan menambah
unsur estetika pertunjukan. Komunikasi lisan ini menggunakan berbagai genre puisi tradisional Melayu.
Teks dalam lagu-lagu Melayu, termasuk dalam seni zapin, biasanya mengekspresikan tema yang akan dikomunikasikan oleh pencipta, seniman, kepada
Universitas Sumatera Utara