151
BAB IV BIOGRAFI ZUL ALINUR DAN EKSITENSINYA SEBAGAI SEORANG
PEMUSIK DAN PENCIPTA LAGU
4.1 Latar Belakang
Biografi Zul Alinur yang akan dideskripsikan ini, mencakup aspek-aspek: latar belakang, perjalanan beliau  berkesenian dalam menciptakan lagu-lagu Zapin di
Sumatera Utara yang dilatarbelakangi oleh beberapa faktor baik bakat, lingkungan, pengalaman hidup, pendidikan, religi, dan tentu saja identitasnya sebagai seniman
yang bersuku Melayu dan Minangkabau. Di Bab IV ini  penulis akan mendeskripsikan dan memberikan gambaran tentang bagaimana kehidupan Zul Alinur dalam
berkesenian di Sumatera Utara. Untuk lebih rinci berikut ini di uraikan latar belakang kehidupannya, yang di peroleh dari hasil wawancara penulis dengan beliau pada bulan
Maret 2011.
4.1.1 Latar Belakang Keluarga
Zul Alinur lahir di kota Medan Pada tanggal 31 Juli 1965 . Beliau merupakan anak dari pasangan Bahari Ali Almarhum yang bersuku Melayu Batubara
Universitas Sumatera Utara
152 dan  Rosmiar Almarhumah yang bersuku Minangkabau. Ayah nya berasal dari
Tanjung Tiram yang merantau ke Medan untuk berdagang kain di pajak sentral pada tahun 1940 –an. Sedangkan Ibunya perantau yang berasal dari Bukit Tinggi yang
hijrah ke kota Medan, ibunya merupakan seorang Ibu rumah tangga. Dari garis keturunan tersebut, dapat di lihat bahwa Zul Alinur berdarah Melayu sekaligus
berdarah Minangkabau. Dalam aktifitas  nya sehari-hari, karena lingkuangan masyarakat berada dalam kebudayaan Minangkabau, sehingga beliau kerap di sapa
dengan sebutan mak Boy oleh keluarga, kerabat terdekat, dan rekan seniman lainnya. Kedua Orang tua Zul Alinur Menikah sekitar tahun 1944 dan
dikaruniniahi tujuh orang anak, antara lain: 1.
Rasidin Bahari  laki-laki lahir di Medan 1953 2.
Wiratih Bahari  perempuan lahir di Medan 1955 3.
Yuswaris Bahari  perempuan lahir di Medan 1957 4.
Darwin Bahari  laki-laki lahir di Medan 1959 5.
Zul Alinur laki-laki lahir di Medan 31 Juli 1965 6.
Yusri Bahari  laki-laki lahir di Medan 1967 7.
Yanizar bahari  perempuan lahir di Medan 1970 Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa hanya nama Zul Alinur lah yang
tidak memakai tambahan nama Bahari yang diambil dari nama bapaknya, beliau tidak tahu kenapa hal itu  bisa terjadi  ketika hal itu ingin ditanyakan kepada  Ibunya tetapi
sayang Ibunya belum sempat menjawab Zul Alinur dikarenakan Ibunda telah wafat. Dari ke enam saudara Zul Alinur yang masih hidup, hanya beliaulah yang  berbakat
Universitas Sumatera Utara
153 seni, yang merupakan darah seni yang diwariskan oleh ayahnya yang dulunya sebagai
seorang penari. Zul Alinur menikah pada usia 39 tahun, tepatnya pada tangaal 12  Desember
2004., beliau menikah dengan Nur Ainur yang bersuku Jawa - Minang Kabau, yang pada saat itu menikah berumur 25  tahun.  Pada saat Zul Alinur masih lajang  beliau
suka menggoda gadis lewat pesan singkat sms via ponsel dari situlah dia mulai mengenal Nur Ainur.
Pada saat itu abang lagi duduk-duduk di open stage Taman Budaya Medan. Abang melihat teman  yang  sedang memegang hp telepon seluler  lagi asyik sms-an dengan
seorang gadis dekat rumahnhya yang tak lain tak bukan adalah Nur Ainur. Secara diam-diam abang mencuri nomor telefon  Nur Ainur dari hp  teman abang yang
namanya Mahadir Bahar. Hubungan kami pun terus berlanjut sehingga kami pun buat janji  ketemuan di Taman Budaya Medan. Dari situlah kakak sering datang melihat
abang latihan dan selalu  menemani abang kalau abag lagi ngejob. wawancara penulis dengan Zul Alinur Juni 2010
4.1.2 Latar Belakang Pendidikan