85 Sesuai dengan keberadan etnik Melayu yang memiliki beberapa negara
kawasan, begitu juga dengan kebudayaan musiknya yang beragam dan bervarisai yang mengalami proses transformasi sosial budaya. Kehidupan musikal etnik Melayu Di
pengaruhi oleh kurun waktu yang cukup panjang, seperti uraian beikut ini.
2.6.2 Masa Animisme
Sebelum datangnya pengaruh dari Hindu, islam dan barat, Etnik Melayu sudah meiliki konsep musik tersendiri, baik tangga nada atau ritme. Sebelum datangnya
pengaruh tersebut, dapat di lihat dari kajian sistem musik Melayu yang menggunakan suara dengan sebutan sepertimersik, garau, garau alang, dan pekak, yang merupakan
suatu ide yang mencakup pengertian nada dengan karakteristik tertentu pada masa itu. Sesuai dengan konsep musik tentang ritme, pada masa animisme umumnya di
sebut dengan rentak, mengandung pengertian pola-pola ritme, motif, ritme, durasi, onomatopeik atau tiruan bunyi dan lain-lain. Unsur-unsur rreligi-animisme juga
terkandung dalam kebudayaan nusikal etnik Melayu, yang dapat dilihat dari pengguanaan masyarakatnya, seperti musik pada wayang kulit misalnya, dimainkan
pada saat selesai menuai padi yang telah mendapat hasil padi yang melimpah ruah, sebagai ucapan terima kasih etnik Melayu kepada kuasa-kuasa ghaib.
Upacara-upacara religi lainnya berbau animisme yang menggunakan unsur- unsur musikal dalam aktifitasnya adalah upacara mengambil manisan lebah, musik dan
tari menghadap rebab two-string long neck lute yang digunakan pada teater
Universitas Sumatera Utara
86 makyong, bertujuan untuk menghormati rebab yang di anggap mengandungi kuasa
gaib. Seperti apa yang dikatakan oleh oleh Nasuruddin 1977:162 musik etnik
Melayu awalnya berasal dari musik masyarakat primitif yang memilki religi animisme. David J. Goldworty 1979:42-43 mengklasifikasikan musik ini kepada musik pra-
Islam. Lebih kanjut, menurut Nasaruddin, musik yang berasal dari animisme ini, digunakan untuk teater wayang kulit, makyong seperti yang disebut di atas, menhora,
mendu, bangsawan, dan lainnya.
2.6.3 Masa Hindu
Agama Hindu pertama kali di perkirakan masuk ke Asia Tenggara sejak akhir abad ke-2 Masehi yang dibawakan oleh orang-orang India dan Asia Tenggara.
Menurut Hall 1968:12 hubungan antara orang India dengan orang di Asia Tenggara telah lama terjadi, sejak zaman prasejarah. Daerah Asia Tenggara merupakan bagian
yang penting sebagai route perdagangan antara India dan Cina. Sumber-sumber kesejarahan dari Cina menyebutkan bahwa masyarakat Melayu Sumatera juga
memainkan peranan penting dan menjadi pionir dalam hubungan perdagangan ini Hall 1968:13, 19
Dilihat dari struktur musik etnik Melayu banyak di pengaruhioleh musik Hindu, yang dapat dilihat pada penggunaan tangga nada musik India yang secara
umum seperti raga, dengan menggunakan improvisasi atau varisasi melodi yang disebut dengan patah lagu, gerenek,cengkok, di India yang disebut kampita.
Universitas Sumatera Utara
87 Menurut Sinar 1986:14 , genre musik dari budaya Hindu yang diserap oleh
etnik Melayu adalah musik chalti, yang menggunakan alat musik Harmonium, biola dan tabla. Rentak chalti selalu dibawakan oleh orkes-orkes Melayu dan para seniman
serba bisa seperti P. Ramlee, dan seniman lainnya. Ada juga kesenian hadrah yang memakai konsep Islam, dan pengaruh India terdapat pada pengguanaan teksnya yang
memakai bahasa Hindustani, seperti pada lagu Pari Melayang, Cempa Vella, dan Kutum Marogi yang dideskripsikan oleh Nasaruddin di Perlis.
2.6.4 Masa Islam