Arena Zapin Lagu KAJIAN TEKS

182 Jadi secara umum tema lau zapin di atas adalah keinginan pengarang dan mengajakkita semua untuk melestarikan zapin. Cintailah ia sebagai bahagian dari budaya dan diri kita. Di dalam zapin terkandung mutiara ajaran-ajaran agama dan budaya yang dapat menjadikan kita sebagai insan yang sempurna, yang selalu menjaga hubungan sosial dengan sesama manusia dan makhluk lainnya. Juga hubungan antara manusia dengan Allah yang menciptakan dirinya. Dengan menghayati nilai-nilai yang terdapat dalam seni zapin, maka dapat memandu manusia mendudukkan dan menempatkan dirinya secara tepat dan bermanfaat kepada alam ini.

5.5 Arena Zapin Lagu

Arena Zapin ini memiliki judul yang terbalik artinya semua lagu Zul Alinur umumnya dimulai dengan kata zapin, namun khusus lagu ini kata zapin ditempatkan di akhir yaitu setelah kata arena. Arti judul lagu ini adalah kawasan, medan, atau tempat zapin. Dilihat dari struktur intrinsiknya, maka zapin ini terdiri dari empat bait. Antara bait dua dengan tiga disisipi oleh kata-kata interyeksi sebagai indeks dari penyebutan zapin lainnya di Nusantara yaitu Yadana atau Yada. Secara umum lagu zapin ini menggunakan rima atau persajakan binari yang tidak murni, artinya sedikit bebas dari ikatan persajakan, walau masih nampak akar normanya. Dalam satu baris umumnya terdiri dari tiga sampai lima jumlah kata, dengan suku kata antara tujuh sampai empat belas suku kata setiap barisnya. Secara umum zapin ini menggunakan bahasa Melayu Indonesia juga. Hanya kata zapin, yada, dan tahtum yang tampak sebagai unsur serapan dari bahasa Arab. Universitas Sumatera Utara 183 Makna yang disampaikan oleh pengarangnya yaitu Zul Alinur juga makna yang berterus terang atau eksplisit. Tidak banyak menggunakan makna-makna konotatif. Selengkapnya Arena Zapin ini teks atau liriknya adalah sebagai berikut. Arena Zapin 1 Sayup terdengar musik mengalun 2 Menghias malam si anak dara 3 Paras cantik sematkan kerudung di kepala 4 Tersenyum lembut memberi salam 5 Irama zapin rentak Melayu 6 Mainan anak lepaskan lara 7 Kaya miskin tak pandang dirimu aduh sayang 8 Budi baik yang harus dijaga 9 Yada..yada..yada yada, yada 10 Yada Yada..yadai yada yadai yada 11 Dengarlah hai dengarlah 12 Irama zapin mengalun 13 Gerak rentak dan tahtum Universitas Sumatera Utara 184 14 Mengikuti laguku 15 Marilah hai marilah 16 Kita bersama menari 17 Gembira bersuka di arena zapin Bait pertama lagu ini menggambarkan penari zapin ayaitu anak dara yang memakai kerudung. Peristiwa tari zapin ini adalah di tengah malam. Anak dara pemain zapin yang digambarkan adalah bertudung dan tentu saja berpakaian ala Melayu dengan menjaga tata susila, adat, dan kesopanannya. Ini adalah ikon busana dan dara Melayu. Dara Melayu tersebut tersenyum memberi salam. Bagaimana pun dalam budaya Melayu, senyuman adalah bahagian dari sedekah kita kepada orang lain. Jangan mencemberutkan wajah jika bertemu dengan orang lain, tersenyumlah karena itu akan memberikan pahala kepada kita. Kemudian bait kedua menggambarkan tentang zapin adalah milik semua orang baik yang miskin maupun yang kaya. Zapain akan memberikan pendidikan dan hiburan bagi para pekaku dan pendukungnya. Zapin juga sebagai sarana hiburan sosial untuk pelepas lara. Dalam zapin terkandung rentak dan identitas musik Melayu. Dalam zapin juga terkandung nilai cinta kasih budi yang universal. Lagi-lagi Zul Alinur menyampaikan filsafat cinta kasih Melayu dalam bait ini. Sisipan beriktnya adalah kata-kata yada dan yadai. Kata-kata repetitif ini memang selalu digunakan dalam lagu- lagu zapin. Kata-kata ini juga terkadang di berbagai tempat di Nusantara digunakan Universitas Sumatera Utara 185 untuk menyebut nama lain dari zapin, seperti sebutan dana, yadana, bedana, dan sejenisnya. Dengan demikian, Zul Alinur memang telah memahami aspek suku kata yang menjadi khas dalam menciptakan lagu-lagu zapinnya. Kemudian pada bait berikutnya, yaitu kata-kata Dengarlah hai dengarlah Irama zapin mengalun Gerak rentak dan tahtum Mengikuti laguku. Teks lagu ini berisikan istilah-istilah yang lazim digunakan dalam musik Melayu secara umum dan musik zapin itu sendiri secara khusus. Adapun istilah musikal yang diguanakannya adalah: irama, alun, rentak, dan lagu. Dalam musik Melayu yang dimaksud irama adalah pola-pola ritem yang mendasari sebuah lagu, istilah ini juga sinonim maknanya dengan kata rentak. Dalam musik Melayu dikenal rentak atau irama senaandung asli, mak inang, lagu dua joget, zapin, gubang, patam-patam, dan lainnya. Sementera istilah tahtum atau tahto adalah frase musik di ujung pertunjukan zapin yang biasanya mengantarkan untuk penyelesaian pertunjukan akhir, yang diistilahkan penati meminta tahtum. Dengan demikian Zul Alinur sadar bahwa zapin memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep musik secara etnosains dalam kebudayaan Melayu. Ia dengan sengaja memasukkan istilah-istilah musik dan tari ini dalam lagu-lagu ciptaannya. Dengan keadaan seperti ini dapat dikatakan bahwa Zul Alinur memuatkan nilai budaya dalam karyanya. Untuk ini pastilah Zul Alinur belajar dari tradisinya untuk mengangkat nilai-nilai itu dalam lagu zapin yang diciptakannya. Bait yang terakhir, memiliki makna yang langsung dapat ditafsir bahwa pengarang mengajak kita untuk bersama-sama bergembira, sambil menari, dan bersuka Universitas Sumatera Utara 186 ria di gelanggang atau arena zapin. Jadi bagi Zul Alinur, zapin memiliki kekuatan untuk menghibur semua orang yang menari, bermusik, atau mendengarkannya. Demikian kira-kira makna sosiobudaya yang hendak disampaikan oleh Zul Alinur melalui lagu zapin ini.

5.6 Zapin di Hati