174
5.3 Lagu Zapin Ba’da Ashar
Lagu Zapin Ba’da Ashar atau Zapin Kembali Kasih ini terdiri dari lima bait dan sembilan belas baris. Setiap bait terdiri dari empat baris, kecuali bait ketiga yang
terdiri dari hanya tiga baris teks. Ciri intrinsik struktural lainnya dari lagu Zapain Ba’da Asahr ini adalah penggunaan rima persajakan tunggal walau tidak mutlak
diberlakukan di semua tempat, yaitu ujung setiap baris. Setiap baris lagu umumnya terdiri dari dua sampai empat kata yang berangkai
maknanya. Sementara bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Indonesia. Zapin ini hnaya menggunakan satu terminologi Arab, yaitu kata berzapin saja, yang
terdapat pada bait terakhir. Kata berzapin ini diulang sekali dalam bait yang sama. Selebihnya menggunakan kosakata Melayu.
Selain pada isi teks, kata dari bahasa Arab yang digunakan dalam lagu zapin ini adalah pada tajuk judul lagunya yang kata ba’da. Kata ini memiliki makna
aselepas, sesuadah, setelah, atau pasca. Jika dikaitkan dengan kata Ashar berarti sesudah Ashar atau menjelang waktu Maghrib.
Penggayaan kata juga terjadi di dalam lagu zapin ini. Terjadi pemendekan kata-kata untuk kepentingan melodis dan estetika. Misalnya kata akan menjadi kan
saja, kata aku menjadi ku, kata tidak menjadi tak. Selengkapnya teks lagu zapin ini adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
175
Zapin Ba’da Ashar Kembali Kasih
1 Surya kan tenggelam 2 Malampun menjelang
3 Nikmati hari di ambang petang 4 Kita berzapin sambil berdendang
5 Bila ku terkenang 6 Rindu tak terhalang
7 Siang dan malang selalu terbayang 8 Aduhai kasih aduhai sayang
Reffrain: 9 Malam yang benderang
10 Bertaburan bintang 11 Redup hatiku terbalut awan
12 Senja yang gemilang 13 Melepas petang
14 Menghibur hati
Universitas Sumatera Utara
176 15 Kita berdendang
16 Mari berzapin 17 Menarilah aduhai kawan
18 Mari berzapin 19 Marilah aduhai kawan
Seperti yang terkandung dalam judul lagunya, zapin ini bercerita tentang keadaan pasca waktu shalat Ashar. Tampaknya judul lagu ini terinspirasi juga dengan
judul lagu zapin yang diciptakan oleh Rizaldi Siagian tahun 1990-zn yaitu Zapin Menjelang Maghrib. Lagu Zapin Ba’da Ashar ini, merupakan indeks dari keadaan
selepas Ashar, para seniman semestinya terus mengingat Allah melalaui kegaitan menari dan berkesenian, menjelang masuknya waktu Maghrib. Dalam jeda waktu
sekitar dua jam setengah itu marilah kita manfaatkan untuk terus memuji Allah, Tuhan semesta alam ini. Mari kita berzapin dan berdendang menikmati karunia Allah.
Selanjutnya, dalam keadaan mengingat Allah ini, manusia juga dikaruniai perasaan cinta yang universal. Keadaan ini digambarkan dalam bait kedua yaitu bahwa
penyair atau pencipta lagu terkenang kepada kekasih hatinya. Ia merindukan kekasih hatinya siang dan malam, selau terbayang. Itulah akibat rasa cinta manusia.
Keterkenanagan ini adalah bahagian dari manifestasi rasa cinta antara kekasih. Bagaimanapun Tuhan menciptakan manusia dengan disertai rasa cinta kepada
Universitas Sumatera Utara
177 kekasihnya, sebagaimana Adam merindukan pasangan hidupnya yaitu Siti Hawa.
Dengan adanya rasa cinta ini, maka kemudian mereka membentuk rumah tangga yang sakinah, mawardah, dan warahmah. Akhirnya meneruskan generasi-generasi baru
manusia, dan lanjutlah keturunan manusia di dunia ini. Tentu saja generasi manusia harus dibekali ilmu, iman, dan takwa, dalam rangka menujui ridha Allah yang
menciptakannya. Dalam bait kedua ini, salah satu zapin di Sumatera Utara yaitu Zapin Ya Salam,
ciptaan Tengku Syafick Sinar menggambarkan hal yang sama. Jadi menurut penulis ada keterkaitan antara sesama pencipta lagu Melayu dalam mengembangkan karya-
karya cipta mereka. Dalam bait ketiga digambarkan bagaimana malam yang benderang, namun
karena suasana hati yang terbalut awan, maka memiliki dampak psikologis terhadap diri sang pengarang, yaitu redup hatinya. Jadi alam yang ceria pun jika suasana hati
kurang baik, akan menimbulkan suasana yang tidak baik dalam ekhidupan seseorang. Oleh karena itu, jangan terlalu dipikirkan suasana yang tidak baik itu, mari kita
berdendang, menari, dan berzapin. Demikian kira-kira makna yang ingin disampaikan oleh baris-baris teks tersebut.
Dalam membina hubungan dengan Allah dan alam, yang digambarkan dalam teks ini, marilah kita mengisi luang waktu untuk terus berzikir kepada Allah memalui
seni zapin. Senja gemilang, melepas petang, menghibur hati kita berdendang. Mari berzapin, marilah aduhai kawan.
Universitas Sumatera Utara
178 Jadi tema utama zapin ini adalah sebagai manusia yang diberi bakat seni,
marilah kita memingat atau berzikir kepada Allah melalui seni zapin, sebagai seni Islam yang dapat memperkuat solidaritas dan integrasi manusia di dunia ini. Merilah
mengingat Allah selalu melalui seni zapin yang kita bina ini. Bersama itu kita diberi Allah rasa cinta dan kasih. Mari kita bina rasa cinta kasih yang universal itu, untuk
rahmat kepada seluruh alam. Dengan demikian Allah akan memberikan anugerahnya kepada kita dalam rangka mengharungsi hidup di dunia ini.
5.4 Zapin In My Heart