Eksitensi Zul Alinur sebagai pemusik dan Pencipta Lagu .1 Kegiatan Berkesenian

154 melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 8 delapan di Medan dan menamatkannya tahun 1984. Kemudian setelah tamat SMA ini, ia masih tetap membantu orang tuanya yang berdagang kain di pajak sentral. Ia tidak dapat menyambung ke sekolah yang lebih tinggi Perguruan Tinggi karena keterbatasan dana. Setelah tamat dari SMA, hari-hari nya diisi dengan berkesenian dengan belajar bermain musik Minangkabau di Sanggar Tigo Sapilin. Dari hasil berkesenian itulah beliau sudah mulai mendapatkan uang dan membantu keungan orang tuanya yang sebagai pedagang kain di pajak sentral. 4.2 Eksitensi Zul Alinur sebagai pemusik dan Pencipta Lagu 4.2.1 Kegiatan Berkesenian Kegiatan bermusik berawal ketika beliau duduk di bangku SMP, di sinilah Zul Alinur pertama kali belajar bermain musik dengan mengikiuti les private gitar di Medan Musik. Dan ketika duduk di bangku SMA, beliau juga mengikuti vocal group untuk mengisi acara Maulid Nabi pada masa itu, dari sinilah Zul Alinur mulai belajar menciptakan lagu khususnya lagu-lagu bernafaskan Islam, yang berjudul 12 Rabiul Awal. Di samping itu beliau juga berpartaisipasi dalam penggarapan musiknya dengan memainkan alat musik gitar di samping alat musik rebana, dan suling. Setelah Tamat dari SMA, beliau tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan keterbatasan dana, sebab orang tua beliau hanya seorang pedagang kain, walaupun demikian aktifitas nya dalam berkesenian tidak terhenti, Zul Universitas Sumatera Utara 155 A Kressendo String Ensamble linur pun ikut bergabung pada sanggar musik Minangkabau Tigo Sapilin yang berada di kota Medan. Awal mula Zul Alinur masuk ke sanggar Tigo Sapilin, kebetulan pada saat itu rumah Zul alinur berdekatan dengan rumah Bapak Abu Bakar Sidik, S.H. dimana rumah beliau di jadikan sebagai tempat group Tigo Sapilin ini latihan bermusik. Abu Bakar Sidik, S.H. merupakan pendiri grup musik Tigo Sapilin dan juga sebagai tokoh budayawan Minang, yang pada saat itu ramai sekali orang yang berkunjung dan melihat pertunjukan musik di rumah beliau, dan salah seorang anggotanya adalah Zul Alinur. Zul Alinur pun di ajak untuk bergabung ke sanggar Tigo Sapilin, dari sinilah pertama kali Zul Alinur belajar dan memainkan alat musik tradisi khususnya Minang kabau. Orang yang mengajarkan bermain musik baik praktik dan teori adalah orang yang berasal dari Aski Padang Panjang yang sekarang di ubah menjadi ISI Institut Seni Indonesia yang pada saat itu tinggal di rumah bapak Abu Bakar dan sedang melanjutkan studi S1 Etnomusikologi di Universitas Sumatera Utara, diantaranya adalah : Hajizar, Wimbrayardi, Hanefi, Syahrel, Zainal Warhat, dan salah seorang kini menjadi dosen Etnomusikologi yaitu Arifni Netrirosa, SST, M.A. dan masih ramai lagi orang tinggal di rumah bapak Abu Bakar. Dan lingkungan rumahnya juga beliau dirikan sanggar dan tempat berlatih. Keluarga Abu Bakar sangat terbuka sehingga ia sangat mendukung untuk menerima orang untuk belajar dan berkarya dan tidak berhitung dengan uang, beliau mengatakan kepada penulis bahwa tempat tinggalnya sebagai “Rumah Ummat”. Awal dari belajar musik tradisi Minang alat musik yang Universitas Sumatera Utara 156 dipelajari Zul Alinur pada saat itu adalah talempong sebagai pembawa melodi, dan Zul Alinur tidak menciptakan lagu – lagu minang hanya ikut menggarap dan bermain musik saja. Zul Alinur bersama Tigo Sapilin kerap sekali mengisi acara dalam berbagai event dan berbagai hiburan baik di Medan maupun di luar kota Medan antara lain Pekan Budaya Sumatera Barat yang diadakan setiap Tahun, Pedati Nusantara, dan event lainnya. Setelah lama fakum dari Tigo Sapilin yang di karenakan pengajar –pengajar yang berasal dari Aski tersebut tidak lagi bergabung dalam Tigo Sapilin di karenakan mereka telah kembali ke Padang setelah menyelesaikan Studi S1 Etnomusikologi. Perjalanan Zul Alinur dalam berkesenian pun tidak terhenti sampai disitu saja, Zul Alinur mengembangkan bakat nya lewat mencipta sebuah lagu yang bergenre pop, dengan mengikuti lomba cipta lagu LCLR yang diadakan oleh radio Pranbors Jakarta. Zul Alinur mengirimkan sampel sebanyak dua lagu ke dalam format CD dan dikirim lewat via pos. Lagu yang diciptakan beliau berjudul Kekagumanku Rock Progressif yang bertemakan cinta dan menceritakan keindahan seorang wanita, yang kedua berjudul Burung-burung, yang menceritakan keindahan alam di pagi hari. Sayang sekali pada saat itu Zul Alinur belum di beri kesempatan untuk memenangkan perlombana tersebut, walaupun demikian semangat Zul Alinur dalam berkesenian tidak pernah luntur. Setelah itu Zul Alinur pun mulai masuk ke Taman Budaya Sumatera Utara bergabung dengan rekannya yang bernama Haspan dengan membentuk group seni Universitas Sumatera Utara 157 orkestra yang bernama Kressendo String Ensamble, di sini Zul Alinur menjabat sebagai pemusik khususnya gitar rytem dan pengaransemen untuk mengisi acara-acara hiburan di kota Medan salah satu nya Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Perancis di hotel Novotel Medan pada saat itu, dan lainnya. Dari Taman Budaya ini lah Zul Alinur mulai mengenal kesenian dari berbagai etnis di Sumatera Utara khususnya kesenian Melayu baik musik, tari, dan lagu, serta termasuklah rentak Zapin. Gambar 4.1 Zul Alinur Universitas Sumatera Utara 158

4.3 Zul Alinur Sebagai Pemusik Melayu