82
2.5.1 Adat yang Sebenar Adat
Adat sebenar adat ini menurut konsep etnosains Melayu adalah: penuh tidak melimpah, berisi tak kurang, terapung tak hanyut, terendam tak basah. Yang besar di
besarkan, yang tua dihormati, yang kecil disayangi, yang sakit diobati, yang bodoh diajari, yang benar diberi hak, yang tinggi tidak menghimpit, yang pintar tidak
menipu, hidup berpautan, makan berpadanan. Jadi, ringkasnya hidup itu harusnya harmonis, baik mencakup diri sendiri, bernegara, dan lingkungan hidupnya. Tidak ada
hidup yang bernafsi-nafsi. Inilah adat yang tidak boleh berubah Lah Husni 1986. Dengan melaksanakan pokok adat yang tersebut di atas, mudah-mudahan
harkat dan martabat puak Melayu akan kembali sebagaimana sediakala “bersatu dan kukuh.” Yaitu pokok adat yang harus di pegang kukuh dan dilaksanakan sebagaimana
mestinya oleh masyarakat Melayu itu sendiri dalam kehidupan sosial dan budayanya.
2.5.2 Adat yang Diadatkan
Adat yang diadatkan adalah suatu yang berbeda anatara daerah Melayu dengan daerah lainnya, walaupun dasar semula adalah sama, tetapi karena pengaruh alam dan
perbauran setempat disebabkan oleh perbedaan baik adat, bahasa, agama, tempat, dan lain sebagainya sehingga perbedaan ini membawa resam dan adatnya sendiri, yang
dikehendaki oleh masyarakatnya, dan diwarisi oleh leluhurnya. Adat yang diadatkan ini dalah sesuatu yang telah diterima untuk dijadikan
kebiasaan atau peraturan yang dibuat atas mufakat bersama oleh masyarakatnya,
Universitas Sumatera Utara
83 sesuai dengan ukuran yang patut dan benar, yang dapat di modifikasi sedemikian rupa
dan fleksibel Lah Husni 1986.
2.5.3 Adat yang Teradat
Menurut Lah Husni, adat yang teradat adalah suatu kebiasaan pihak lain lalu diambil atau diserap karena serasi oleh oleh suatu kebudayaan tertentu dan akhirnya
menjadi suatu kebiasaan sehingga menjadi adat. Banyak golongan lain yang telah menjadi kebiasaan suku Melayu. Contohnya dari segi gaya atau pakaian, teknologi,
gaya hidup yang diserap dari tradisi Barat. Walaupun Melayu merupakan kebudayaan yang terbuka, yang mau menerima
unsur kebudayaan dari luar tetapi tidak mau menerima secara mentah-mentah. Tetapi disaring sesuai dengan kaidah resam Melayu itu sendiri khususnya Islam.
2.5.4 Adat Istiadat