Bahasa GAMBARAN UMUM BUDAYA MASYARAKAT MELAYU SUMATERA

94 Uniknya pada teater ini tidak melibatkan menggunakan skrip atau naskah, para pelakon hanya menuturkan dialog-dialog secara spontanitas dan ada kalanya melakukan impropisasi sesuai dengan jalur cerita yang diarahkan oleh sutradara. Itulah yang mebuat daya tarik utama penonton untuk menonton pementasan tersebut. Karena teater ini merupakan persembahan gabungan antara drama tradisional dengan modern, begitu pula dengan alat musik yang dipakai antara lain: Gendang ronggeng, biola, akordion, saksofon, drum, untuk mengiringi nyanyian. Teater ini begitu populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Di antara teater-teater tradisional Melayu ini, dalam berbagai tempat ceritanya, adakalanya menyisipkan lagu-lagu zapin. Berdasarkan pengaaman berkesenian penulis, teater makyong di Serdang dan Deli menyisipkan lagu zapin Serdang dan Zapin Deli.

2.9 Bahasa

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dipakai masyarakat sebagai alat komunikasi. Di dalam komunikasi itu terdapat kaidah, aturan, dan pola-pola yang di bentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Bahasa juga merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia , karena tanpa adanya bahasa, manusia tidak akan dapat berkomunikasi antara sesamanya. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan lingua franca, Universitas Sumatera Utara 95 Rumpun bahasa Melayu sangat tersebar luas meliputi berbagai kawasan di Asia Tenggara. Bahasa-bahasa suku bangsa di Indonesia termasuk bahasa Melayu, dalam khanazah kebahasan umumnya disebut dengan bahasa Nusantara. Bahasa Melayu dahulu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antar suku di Nusantara dan dipakai sebagai bahasa perdagangan. Sejarah bahasa Melayu dapat kita lihat dari penemuan naskah-naskah Melayu Kuno. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa teruma bahasa Sansakerta, bahasa Persia, dan bahasa-bahasa Eropa. Selanjutnya oleh para Pemuda Indonesia yang pada saat itu tergabung dalam suatu organisasi pemuda, mengangakat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan, yang tertuang dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Dalam bahasa Melayu, ada beberapa pokok mengenai kajian latar belakang, sistem dan keberadaan linguistik bahasa Melayu yaitu sebagai berikut: 1. Bahasa Melayu merupakan alat untuk mengekspresikan harapan, kehendak, cita- cita dan sebagainya, baik mengenai alam maupun lingkungan sekitar. 2. Bahasa Melayu jika dilihat dari sudut pandang falsafah, diklasifikasikan sebagai bahasa yang memiliki dasar atau akar mitologis mytological rootdescent yaitu bahasa yang bercirikan bahasa tradisi dan bahasa yang memiliki pesan-pesan moral serta keadaan yang Islami. 3. Di dalam bahasa Melayu terdapat hubungan akrab saling ketergantungan antara bahasa dengan budaya, adat-istiadat dan tradisi Melayu. Universitas Sumatera Utara 96 4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai salah satu penanda utama budaya Melayu principal marker melalui bahasa Melayu dimensi konkrit budaya Melayu dapat diekspresikan atau dengan kata lain dapat difungsikan sebagai pengungkap solidaritas dan identitas kelompok. 5. Bahasa Melayu dianggap sebagai suatu sistem arbitrer terdapat hubungan antara makna dengan bentuk yang pada perkembangannya memiliki variasi eksternal dan internal. Secara eksternal terdapat variasi ujaran pada fonem tertentu, maupun beda kata untuk makna leksikal yang sama. Contoh : kata alhamdulillah lebih dibudayakan dari pada terima kasih, dan assalamualaikum lebih dianjurkan dari pada mengucapkan selamat pagisiangmalam. 6. Budaya, adat-istiadat dan tradisi Melayu memprioritaskan untuk seseorang berharkat, bermartabat dan berterima oleh keluarga dan masyarakat sekitarnya. Penekanan tercermin dalam ungkapan sebagai pembina kepribadian seseorang mode of action dan bahasa Melayu berperan sebagai media penyampaian pesan- pesan moral berlandaskan ajaran agama dan adat-istiadat yang bernuansa keIslaman. 7. Penggunaan bahasa Melayu memiliki pilihan kata dan ungkapan pemeliharaan tutur kata secara lembut. Sikap berbahasanya selalu berlandaskan dengan memprioritaskan kesopansantunan dan seringkali diiringi gerak kinetik suatu syarat yang berhubungan atau merupakan hasil gerak tubuh. 8. Bahasa juga memiliki makna yang sama seperti bahasa lainnya, Dalam hal peringkat sinonim, hiponim, polisemi, dan antonym. Contohnya : kata molek, pada Universitas Sumatera Utara 97 peringkat sinonim sejajar dengan kata seperti cantik, menarik dan syur. Akan tetapi variasi penggunaannya disesuaikan dengan konteksnya, contoh : “Empuan tu molek” hanya dapat bervariasi dengan cantik dan menarik. Namun demikian, berbeda konteksnya dengan kata syur karena dalam konteks “Empuan tu syur” maknanya akan bergeser menjadi membangkitkan selera. 9. Bahasa Melayu juga memiliki pemahaman tersendiri dari sudut penanda beda jenis kelamin gender marker dalam istilah kekerabatan. Bagi masyarakat Melayu kata kekerabatan ditentukan kedalam beberapa spesifikasi yaitu : a. Penanda berdasarkan urutan kelahiran birth order seperti U lung, Te ngah, Tok Ucu Bungsu sehingga terdapat pembentukan seperti Bah Lung, Wak Uteh, Tok Ucu, dan sebagainya. b. Penanda berdasarkan nama singkatan seseorang contoh: Ban Am Aban Amin, Wak Ucup Wak Yusuf, Tok Zen Atok Zainal. c. Penanda berdasarkan bentuk fisik atau warna kulit contoh: Tok Tam Atok Hitam, Wak Endek Wak Pendek, dan sebagainya. d. Penanda berdasarkan nama tempat, baik tempat kelahiran daerah asal, tempat tinggal sebenarnya dan sebagainya, contoh : Wak Simpang Wak dari Simpang Tiga. 10. Bahasa Melayu memiliki untaian kata, ungkapan, petatah-petitih baik secara lisan maupun tulisan yang biasa diungkapkan dalam bentuk pantun untuk menyampaikan pesan moral dan etika bagi seseorang untuk bermanis budi bahasa, indah budi pekerti dan memiliki rasa pengendalian diri. Universitas Sumatera Utara 98 Contoh: Jangan suka mematahkan parang, Tangan luka gagangnya rusak, Jangan suka menyusahkan orang, Tuhan murka orang pun muak. Dari latar belakang bahasa Melayu di atas, maka dapat dilihat ekspresi bahasa tersebut di dalam sistem sosial yang menggambarkan psikologis orang Melayu yang terkait dengan cakupan emosi, estetika, alasan moral, logika dan rasionalisme yang salin terjalin erat Luckman 2002:111 Seni zapin karya-karya Zul Alinur, kesemuanya menggunakan bahasa Melayu, dibumbui dengan beberapa diksi yang berasal dari bahasa Arab. Dengan demikian lagu-lagu karya Zul Alinur ini lebih mengekspresikan budaya dan baasa Melayu, khususnya yang berdasar kepada kawasan Melayu Sumatera Utara.

2.10 Upacara-upacara