14
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis terdiri dari beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini secara rinci yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan
pendapatan, analisis struktur biaya dan pendapatan usahatani, efisiensi pendapatan usahatani yakni rasio RC, teori pengambilan keputusan binomial, dan teori paired
sample t-test.
3.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unsur Usahatani
Menurut Suratiyah 2006, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah kompleks. Faktor-faktor tersebut dapat dibagi dalam
dua golongan yaitu faktor internal dan eksternal serta faktor manajemen. Faktor internal terdiri dari umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, serta modal. Faktor eksternal antara lain input yaitu ketersediaan dan harga, serta output yaitu
permintaan dan harga. Faktor internal dan eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani.
3.1.2 Biaya Usahatani
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi atau dapat disebut biaya operasional. Biaya produksi yang dikeluarkan petani perlu
diperhitungkan karena biaya ini sebagai faktor penting yang akan berpengaruh terhadap produktivitas dan pendapatan. Menurut Soekartawi 2005 biaya usahatani
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1. Biaya tetap fixed cost; dan 2. Biaya tidak tetap variable cost.
Menurut Hernanto 1989, terdapat empat kategori biaya, yaitu biaya tetap, biaya variabelm biaya tunai, dan biaya tidak tunai. Biaya tunai adalah biaya yang
dikeluarkan secara tunai untuk keperluan usahatani. Besar kecilnya biaya tunai sangat mempengaruhi biaya usahatani. Biaya tunai terbagi atas biaya tunai tetap
dan biaya tunai variabel. Biaya tunai tetap terdiri dari biaya pengairan dan pajak tanah sedangkan biaya tunai variabel terdiri dari biaya pemakaian benih, pupuk,
obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya tidak tunai adalah biaya yang tidak dimasukkan ke dalam biaya tunai tetapi diperhitungkan dalam kegiatan
15 usahatani. Biaya tidak tunai terbagi atas biaya tidak tunai tetap dan biaya tidak
tunai variabel. Biaya tidak tunai tetap meliputi biaya tenaga kerja keluarga, sedangkan biaya tidak tunai variabel meliputi biaya panen dan pengolahan tanah
dari keluarga dan jumlah pupuk kandang yang dipakai.
3.1.3 Pendapatan Usahatani
Menurut Soekardono 2009 penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga jual. Penerimaan dalam usahatani
merupakan pendapatan kotor yang diperoleh selama satu periode dengan memperhitungkan hasil penjualan baik yang dijual maupun yang tidak dijual.
Penerimaan dapat meliputi produk yang 1 dijual, 2 dikonsumsi rumah tangga petani, 3 digunakan dalam usahatani seperti bibit, 4 digunakan untuk
pembayaran, 5 disimpan atau ada di gudang pada akhir tahun. Menurut Soekartawi 2005 pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan
semua biaya. Jumlah biaya yang dikeluarkan dalam banyak hal biasanya selalu lebih besar bila analisis ekonomi yang dipakai dan selalu lebih kecil bila analisis
finansial yang dipakai. Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor
usahatani dengan pengeluaran total usahatani. Pendapatan juga dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya tidak tunai. Pendapatan
tunai merupakan pendapatan yang diperoleh dari penerimaan atas biaya tunai. Pendapatan tidak tunai merupakan pendapatan yang diperoleh dari penerimaan
atas total biaya Hernanto,1989
3.1.4 Efisiensi Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi 1995, analisis RC adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan dan biaya.
Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan mengurangi input total biaya atau dengan kata lain pendapatan adalah jumlah yang tersisa setelah biaya yaitu semua
nilai input untuk memproduksi yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan setelah dikurangi penerimaan. Pendapatan usahatani adalah
pendapatan uang berasal dari kegiatan usahatani setiap tahun.
16 Efisiensi pendapatan usahatani memberikan batas layak dan tidaknya suatu
usahatani dilaksanakan. Secara teoritis rasio RC = 1 artinya tidak untung dan tidak rugi, sedangkan nilai RC 1 usahatani menguntungkan.
3.1.5 Teori Pengambilan Keputusan Binomial
Analisis regresi logistik merupakan bagian dari analisis regresi. Analisis ini mengkaji hubungan pengaruh-pengaruh peubah penjelas x terhadap peubah
respon Y melalui model persamaan matematis tertentu. Namun, jika peubah respon dari analisis regresinya berupa kategorik, maka analisis regresi yang
digunakan adalah analisis regresi logistik Hosmer dan Lemeshow 1989. Persamaan logistik dinyatakan dalam bentuk:
[ ] x merupakan peluang sukses apabila variabel prediktor bernilai x Iriawan et
al. 2006. Bentuk lain regresi logistik adalah ketika variabel dependen memiliki nilai hanya 0 dan 1. Bentuk umum model logit adalah:
{ }
Dalam kasus penelitian ini, nilai biner diberikan pada variabel dependen yaitu keputusan petani Desa Sukajadi untuk melakukan usahatani padi dengan
pemanfaatan limbah ternak sapi potong . Nilai “0” untuk petani yang memutuskan
tidak melakukan pemanfaatan limbah dan nilai “1” untuk petani yang melakukan
usahatani padi yang memanfaatkan limbah. Keputusan petani untuk melakukan usahatani padi yang memanfaatkan limbah ditandai dengan perilaku petani
memanfaatkan limbah ternak sapi potong sebagai pengganti pupuk kimia. Menurut Chairullah 2004, regresi logistik dirancang untuk melakukan
prediksi keanggotaan group. Artinya tujuan dari analisis regresi logistik adalah untuk mengetahui seberapa jauh model yang digunakan mampu memprediksi
secara benar kategori group dari sejumlah individu. Kelebihan regresi logistik dibanding regresi yang lain adalah sebagai berikut:
- Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model. Artinya variabel penjelas tidak harus memiliki
17 distribusi normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap
group. - Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan jika distribusi respon atas
variabel terikat diharapkan non linier dengan satu atau lebih variabel bebas
3.1.6 Analisis Uji Beda Pendapatan
Menurut Santoso et al. 2001, dengan buku “Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS” uji t paired berfungsi untuk menguji dua sampel yang berpasangan, apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda atau tidak. Sampel berpasangan
paired sample adalah sebuah sampel dengan subjek yang sama namun mengalami dua perilaku atau pengukuran yang berbeda. Data yang digunakan
adalah data kuantitatif dan berdistribusi normal. Sebelum melakukan analisis statistik, dibuatlah hipotesis dimana jika Ho
diterima berarti tidak ada perbedaan antara variabel satu dengan variabel lainnya, sedangkan jika tolak Ho berarti ada perbedaan antara variabel satu dengan
variabel lainnya. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai Sig, yaitu apabila nilai Sig 0,05, maka tolak Ho dan terima H1, begitu pula sebaliknya.
Jika melihat berdasarkan t hitung maka dapat dikelompokkan sebagai berikut: - t hitung t tabel, maka tolak Ho
- t hitung t tabel, maka terima Ho - t hitung = dalam t hitung dan tanda minus tidak dianggap
3.2 Kerangka Operasional
Sektor peternakan seringkali meninggalkan limbah yang tidak dimanfaatkan padahal bisa dimanfaatkan untuk sektor pertanian sebagai substitusi pupuk kimia.
Tersedianya kotoran ternak di sekitar petani memiliki potensi yang baik untuk digunakan sebagai pupuk kandang bagi tanaman padi. Manfaat yang dirasakan
petani yang melakukan usahatani padi dengan pemanfaatan limbah ternak sapi potong adalah dapat menekan biaya produksi berusahatani selain dapat ikut
memelihara lingkungan. Fokus penelitian ini adalah manfaat penggunaan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak sapi potong bagi usahatani padi yang
selama bertahun-tahun dilakukan petani di Desa Sukajadi, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor. Usahatani padi dengan pemanfaatan limbah ternak sapi potong