22 mengetahui gambaran umum mengenai keragaan usahatani padi yang dilakukan
petani di Desa Sukajadi. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur biaya petani dan efisiensi pendapatan petani yang memanfaatkan limbah
maupun petani yang tidak memanfaatkan limbah serta analisis menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan petani
melakukan usahatani padi dengan memanfaatkan limbah ternak sapi potong sehingga pada akhirnya diketahui keuntungan menerapkan usahatani padi dengan
memanfaatkan limbah ternak sapi potong dimana petani sudah memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi miliknya.
4.4.1 Analisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi 1986, pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Persamaannya
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : ∑
∑ Keterangan:
i = 1 = tunai
i = 2 = tidak tunai
P = Pendapatan usahatani Rp
TR = Total penerimaan Rp
TC = Total pengeluaran Rp
Adapun penerimaan usahatani merupakan perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual Soekartawi, 1995. Rumus penerimaan dapat ditulis
sebagai berikut :
Keterangan: TR
= Total penerimaan Rp P
= Harga jual produksi per unit Rpkg Q
= Produksi yang diperoleh dalam satuan usahatani Kg Nilai total biaya diperoleh dengan menjumlahkan semua biaya yang
dikeluarkan selama proses produksi berlangsung. Biaya tersebut terdiri atas total biaya tetap dan total biaya variabel. Persamaannya secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut: ∑
∑ ∑
23 Keterangan:
TC = biaya total Rp
TVC = biaya variabel total Rp
TFC = biaya tetap total Rp
Menentukan upah tenaga kerja di pedesaan ditentukan juga oleh umur tenaga kerja. Mereka yang tergolong di bawah usia dewasa akan menerima upah
yang juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga kerja yang dewasa. Oleh karena
itu, penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi “Hari Kerja Orang” HKO. Perhitungannya didasarkan pada upah dan hitung sebagai berikut:
satu HKO = XY Z dimana:
X = upah tenaga kerja yang bersangkutan Y = upah tenaga kerja pria
Z = satu HKO Dengan demikian, karena upah sehari tenaga kerja pria di Desa Sukajadi
adalah Rp 30 000 dan upah tenaga kerja anak adalah Rp 20 000 per hari, maka untuk tenaga kerja anak setara dengan 20 00030 000 x 1HKO = 0.66 HKO.
Upah tenaga kerja wanita di Desa Sukajadi sama dengan upah tenaga kerja pria. Menurut Krista et al. 2010, biaya penyusutan peralatan pertanian
diperhitungkan dengan membuat asumsi periode satu kali produksi selama berapa bulan kemudian mengestimasi umur ekonomis peralatan yang masuk dalam
kategori investasi. Setelah itu umur ekonomis peralatan tersebut disesuaikan dengan mengacu kepada satu periode produksi. Adapun rumus penyusutan adalah
sebagai berikut:
Struktur biaya usahatani padi yang memanfaatkan limbah ternak sapi potong dapat diamati melalui pengambilan data primer yang ditunjukkan Tabel 7.
24 Tabel7 Struktur biaya usahatani padi dengan dan tanpa pemanfaatan limbah per
musim per kg per ha di Desa Sukajadi
Komponen Biaya Petani yang memanfaatkan
limbah Petani yang tidak
memanfaatkan limbah Rp
Persentase Rp
Persentase I. Biaya Tunai
Biaya Tetap a. Penyusutan alat-alat
b. Sewa mesin air c. Sewa mesin bajak
d. Sewa lahan e. Pajak
Sub total Biaya Variabel
a. Benih b. Pupuk campuran urea KCL
c. Pestisida kimia d. Tenaga kerja luar keluarga
Sub total Total biaya tunai
II. Biaya Tidak Tunai Biaya Tetap
a. Penyusutan alat pertanian b. Tenaga kerja dalam keluarga
Total biaya tidak tunai Total biaya
Keterangan : Persentase dalam total biaya Sumber: Penulis 2014
4.4.2 Analisis Efisiensi Pendapatan
Menurut Soekartawi 1995, perhitungan rasio RC secara matematik, dapat dirumuskan sebagai berikut:
a= {Py.YTFC+TVC} R= Py.Y
C= TFC+TVC Keterangan:
R
= penerimaan padi Rpha C
= total biaya Rpha Py
= harga output Y
= padi hamusim TFC
= biaya tetap fixed cost TVC = biaya variabel variable cost
25 Secara teoritis rasio RC = 1 artinya tidak untung dan tidak rugi sehingga
jika rasio RC 1 maka usahatani tersebut layak dilakukan dan menguntungkan. Menganalisis pendapatan menggunakan rasio RC lebih baik jika dibagi dua.
Pertama dengan menggunakan data pengeluaran biaya produksi yang secara riil dikeluarkan oleh petani yaitu berdasarkan biaya tunai selanjutnya akan disebut
Tipe 1 sedangkan tipe lainnya sudah memasukkan biaya yang diperhitungkan sehingga berdasarkan biaya total. selanjutnya akan disebut Tipe 2. Cara seperti
ini akan memperlihatkan nilai RC Tipe 1 selalu lebih besar dibandingkan Tipe 2 dan dengan menampilkan kedua tipe RC tersebut akan membantu pembuat
keputusan petani dalam mengambil keputusan Soekartawi, 1995.
4.4.3 Uji Beda Pendapatan Menggunakan Paired Sample T-Test
Uji Beda Pendapatan Menggunakan Paired Sample t-test merupakan salah satu jenih uji perbedaan dua mean yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-
rataa dari dua sampel yang saling bebas atau tidak berpengaruh. Uji t bebas digunakan untuk mengetahui secara statistik apakah terdapat perbedaan yang
nyata terhadap pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total antara petani yang memanfaatkan limbah ternak dengan petani yang tidak memanfaatkan
limbah ternak. Hal ini dilakukan karena walaupun secara nominal pendapatan petani tersebut tidak sama, namun secara statistik belum tentu berbeda Nazir,
1988. Asumsi yang digunakan pada pengujian ini adalah sampel menyebar secara normal.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H
: Pendapatan usahatani padi dengan pemanfaatan limbah ternak = pendapatan usahatani padi tanpa pemanfaatan limbah ternak
H
1
: Pendapatan usahatani padi dengan pemanfaatan limbah ternak lebih tinggi dibandingkan pendapatan usahatani padi tanpa pemanfaatan
limbah ternak Taraf nyata α yang digunakan adalah 5 0.05. Hipotesis H
akan ditolak apabila P value α dan sebaliknya hipotesis H
akan diterima apabila P value α.
4.4.4 Analisis Keputusan Petani Memanfaatkan Limbah
Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan petani di Desa Sukajadi adalah pendapatan dari usahatani padi miliknya, pendapatan dari