Persiapan dan pengolahan lahan
43 Tabel 23 Penggunaan rata-rata pupuk kimia pada usahatani padi dengan dan
tanpa pemanfaatan limbah di Desa Sukajadi
No Jenis
pupuk Usahatani dengan pemanfaatan limbah
Usahatani tanpa pemanfaatan limbah Penggunaan
kg Anjuran pemerintah
kg Selisih
Penggunaan kg
Anjuran pemerintah kg
Selisih 1
Kandang 248.40
- -
- -
- 2
Urea 344.17
250 94.17
436.69 250
186.69 3
KCl 147.50
100 47.50
187.15 100
87.15 Sumber: Olah Data Primer 2014
Tabel 23 menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia urea dan KCl oleh kedua jenis petani tersebut melebihi dosis yang telah dianjurkan oleh pemerintah.
Kelebihan pupuk urea dan KCl oleh petani yang memanfaatkan limbah adalah sebanyak masing-masing 94.17 kgha dan 47.50 kgha. Sebanding dengan itu,
petani yang tidak memanfaatkan limbah juga menggunakan pupuk urea dan KCl yang melebihi dosis sebesar 186.69 kgha dan 87.15 kgha.
b Penyiangan Kegiatan penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman liar dari
tanaman padi. Penyiangan paling banyak dilakukan oleh petani yang memanfaatkan pupuk kandang. Oleh karena itu, kegiatan penyiangan di Desa
Sukajadi tidak dilakukan semua petani karena kegiatan ini disesuaikan dengan pertumbuhan gulma di lahan.
Jumlah HOK tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan penyiangan berbeda antara usahatani padi dengan pemanfaatan limbah maupun yang tidak
memanfaatkan limbah. Perbandingan penggunaan HOK tersebut dibedakan berdasarkan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK dan Tenaga Kerja Luar
Keluarga TKLK. Berikut dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Perbandingan penggunaan tenaga kerja penyiangan usahatani padi
dengan dan tanpa pemanfaatan limbah di Desa Sukajadi
No Penyiangan
Penggunaan Tenaga Kerja HOKha Usahatani dengan
pemanfaatan limbah Usahatani tanpa
pemanfaatan limbah 1.
Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK
9.57 7.67
2. Tenaga Kerja Luar Keluarga
TKLK Total
9.57 7.67
Sumber: Olah Data Primer 2014
44 c Pengendalian organisme pengganggu
Petani mengendalian organisme pengganggu dengan menggunakan pestisida kimia yang dibeli di toko-toko pertanian yang berada di Pasar Cariu.
Penggunaan pestisida hanya saat diperlukan saja yaitu saat hama menyerang. Berdasarkan musim tanam terkahir, petani lebih banyak menggunakan pestisida
untuk mengatasi hama keong dan insektisida. Jenis pestisida yang dipakai petani tiap musim tanamnya bisa berbeda karena dipengaruhi oleh hama atau penyakit
yang sedang menyerang lahan sawahnya ataupun dilihat dari kualitas lahan sawah petani saat musim tanam berlangsung. Hal ini menyebabkan setiap petani
memiliki keputusan berbeda dalam menggunakan jenis pestisida bagi tanaman padinya.
Pestisida yang digunakan petani di Desa Sukajadi terdiri atas berbagai jenis dan ukuran. Beberapa jenis pestisida yang umum digunakan para petani di Desa
Sukajadi adalah roundup, mipcinta 50 wp, scor, prevathon, dan starban. Namun, dalam pemakaiannya petani hanya menggunakan satu hingga dua jenis pestisida
saja. Pestisida yang paling banyak digunakan petani di Desa Sukajadi adalah pestisida prevathon dan durban karena kedua pestisida ini berfungsi untuk
mengatasi hama atau insektisida pada daun dan akar. Harga pestisida jenis prevathon berkisar antar Rp 70 000
– Rp 90 000 sedangkan harga pestisida jenis durban adalah Rp 60 000. Hama sering yang menyerang petani di Desa Sukajadi
pada musim tanam terakhir adalah hama keong ataupun insektisida. Cara pemakaian pestisida sendiri bermacam-macam. Ada pestisida yang
dipakai dengan cara disemprotkan ke daun dan batang, tetapi ada juga pestisida yang dipakai dengan cara berikan langsung pada tanah, media tanam padi. Waktu
pemberiannya biasanya disesuaikan dengan kondisi dan jenis penyakit atau hama yang menyerangnya. Petani yang sudah memanfaatkan limbah justru lebih banyak
menggunakan pestisida. Hal ini dipengaruhi dari lamanya pengalaman petani dalam berusahatani. Petani yang tidak memanfaatkan limbah memiliki
pengalaman berusahatani lebih lama dibandingkan petani yang sudah memanfaatkan limbah.
Jumlah HOK tenaga kerja yang digunakan pada pemupukan dasar dan pemupukan kedua berupa pupuk kandang serta pupuk campuran urea dan KCl
45 berbeda antara usahatani padi dengan pemanfaatan limbah maupun yang tidak
memanfaatkan limbah. Perbandingan penggunaan HOK tersebut dibedakan berdasarkan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK dan Tenaga Kerja Luar
Keluarga TKLK. Berikut dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Perbandingan penggunaan tenaga kerja pemberian pestisida usahatani
padi dengan dan tanpa pemanfaatan limbah di Desa Sukajadi
No Pemberian pestisida
Penggunaan Tenaga Kerja HOKha Usahatani dengan
pemanfaatan limbah Usahatani tanpa
pemanfaatan limbah 1.
Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK
15.21 18.06
2. Tenaga Kerja Luar Keluarga
TKLK Total
15.21 18.06
Sumber: Data Primer 2014
d Pemanenan dan Pasca Panen Pada dasarnya panen dan pasca panen yang dilakukan petani yang
memanfaatkan limbah tidak berbeda dengan petani yang tidak memanfaatkan limbah. Umumnya pamanenan padi di Desa Sukajadi dilakukan dua kali dalam
setahun. Saat musim panen tiba, petani yang memiliki lahan sawah yang luas akan menggunakan tambahan tenaga kerja luar keluarga untuk membantu proses
pemanenan. Setelah di panen, padi dirontokkan sehingga menghasilkan gabah. Jenis gabah yang dijual petani di Desa Sukajadi adalah Gabah Kering Panen
GKP. Tanaman padi sawah dapat dipanen setelah berumur tiga sampai empat bulan. Namun jika sebelum waktu normal panen terjadi bencana yang tidak
terduga maka panen akan dipercepat dari waktu normalnya. Hasil panen oleh petani biasanya terlebih dahulu dipisahkan untuk kehidupan sehari-hari; disimpan
sebagai bahan makanan pokok keluarga petani itu sendiri. Setelah menyisihkan hasil panen padi untuk keluarganya sendiri, maka sisanya akan dijual.
Berdasarkan data yang diperoleh dari petani, jumlah produksi GKP yang dihasilkan oleh petani yang tidak memanfaatkan limbah ternak sapi potong lebih
besar dibandingkan petani yang memanfaatkan limbah ternak sapi potong. Hal ini disebabkan rata-rata luas lahan petani yang tidak memanfaatkan limbah lebih luas
dibandingkan petani yang memanfaatkan limbah. Rata-rata luas lahan yang diusahakan petani yang memanfaatkan limbah yaitu 0.21 ha mampu menghasilkan
gabah kering panen sebesar 930 kg. Bila luas lahan dikonversi ke dalam satuan