12
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian Arroyan 2011 mengenai analisis struktur biaya dan pendapatan usahatani sayuran organik dan non-organik dengan studi kasus Desa Tugu Utara,
Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Arooyan mengangkat masalah yang berkaitan dengan struktur biaya usahatani sayuran organik dibandingkan dengan
usahatani sayuran non-organik serta menganalisis pendapatan untuk melihat lebih menguntungkan yang mana antara usahatani sayuran organik dan non-organik.
Penyelesaian permasalahan yang diangkat Arroyan menggunakan metode analisis data berupa analisis struktur biaya sayuran dan analisis pendapatan usahatani. Dua
metode ini pada akhirnya menghasilkan kesimpulan bahwa total biaya usahatani sayuran organik lebih tinggi dibandingkan dengan non-organik; dilihat
berdasarkan biaya setiap petani dan setiap hektar lahan yang diusahakan. Pendapatan usahatani sayuran organik lebih tinggi dibandingkan sayuran non-
organik dilihat dari pendapatan setiap petani dari setiap hektar lahan yang diusahakan.
Penelitian Indah Wulandari 2011 mengenai analisis perbandingan pendapatan usahatani padi organik dengan padi anorganik dengan studi kasus
kelurahan Sindang Barang dan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat. Penelitian Wulandari bertujuan untuk membandingkan struktur biaya usahatani padi organik
dan padi anorganik dan juga membandingkan pendapatan usahatani padi organik dan anorganik. Menggunakan analisis struktur biaya, Wulandari mendapatkan
hasil bahwa biaya per ha per musim tanam yang dikeluarkan oleh usahatani padi organik lebih besar dibandingkan anorganik dan apabila dilihat dari status
pengusahaan lahan yang terdiri dari petani penggarap dan pemilik, maka biaya yang dikeluarkan petani penggarap per ha dan per kg output per musim tanam
lebih besar dibandingkan dengan petani pemilik. Hal ini karena petani pemilik tidak mengeluarkan biaya sewa lahan yang berupa bagi hasil ke pemilik tanah.
Biaya total per ha dan per kg output per musim tanam yang dikeluarkan petani penggarap usahatani padi organik lebih besar dibandingkan anorganik, namun dari
sisi petani pemiliki sebaliknya. Komponen biaya tunai petani penggarap usahatani padi organik dan padi anorganik yang memiliki nilai tertinggi adalah bagi hasil
sewa tanah, sedangkan komponen biaya tunai petani pemilik usahatani padi