Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan dan Tanpa Pemanfaatan Limbah Ternak

57

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Keragaan usahatani padi dengan pemanfaatan limbah ternak sapi potong di Desa Sukajadi merupakan pemanfaatan limbah tanpa proses pengomposan terlebih dahulu. Petani di Desa Sukajadi melakukan usahatani padi secara tradisional, yaitu tidak menggunakan pedoman bercocok tanam padi melainkan menggunakan pemahaman dan pengalaman petani itu sendiri saat melakukan usahatani padi. Petani yang melakukan usahatani padi dengan pemanfaatan limbah ternak sapi potong memiliki struktur biaya usahatani yang lebih rendah dibandingkan petani yang tidak memanfaatkan limbah. Komponen biaya terbesar yang dikeluarkan petani yang memanfaatkan limbah dan petani yang tidak memanfaatkan limbah adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga dengan persentase masing-masing sebesar 42.10 dari biaya total usahatani padi yang memanfaatkan limbah dan 39.89 dari biaya total usahatani padi yang tidak memanfaatkan limbah. Persentase biaya tunai petani yang memanfaatkan limbah lebih rendah dibandingkan persentase biaya tunai petani yang tidak memanfaatkan limbah. Hal ini disebabkan petani yang tidak memanfaatkan limbah mengeluarkan biaya pupuk lebih besar dibandingkan petani yang memanfaatkan limbah. Petani yang memanfaatkan limbah menghemat biaya pupuk sebesar 4.30. Hal tersebut berbanding lurus dengan penurunan biaya produksi sebesar 6.78 yang diterima petani yang memanfaatkan limbah. Pendapatan atas biaya tunai yang diterima petani yang memanfaatkan limbah lebih besar dibandingkan petani yang tidak memanfaatkan limbah. Begitu juga dengan pendapatan atas biaya total yang diterima petani yang memanfaatkan limbah lebih besar dibandingkan petani yang tidak memanfaatkan limbah. Selisih pendapatan atas biaya tunai yang diterima petani yang memanfaatkan limbah terhadap petani yang tidak memanfaatkan limbah adalah sebesar Rp 435 826 hamusim. Selisih pendapatan atas biaya total yang diterima petani yang memanfaatkan limbah terhadap petani yang tidak memanfaatkan limbah adalah sebesar Rp 284 069hamusim. Hasil perhitungan secara statistik menggunakan 58 paired t-test menunjukkan bahwa terjadi perbedaan pendapatan di antara petani yang memanfaatkan limbah dengan petani yang tidak memanfaatkan limbah. Jika dilihat dari nilai rasio RC atas biaya tunai maka baik petani yang memanfaatkan limbah maupun petani yang tidak memanfaatkan limbah sama-sama menguntungkan dan layak dilakukan. Begitu pula halnya jika dilihat dari nilai rasio RC atas biaya total. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata dalam kesediaan petani mau melakukan usahatani padi dengan pemanfaatan limbah adalah pendapatan usahatani padi, biaya pupuk kimia, jumlah tanggungan keluarga, dan pendidikan formal petani.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada, adapun saran-saran yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut: 1 petani mulai memperhatikan dosis pemakaian pupuk kimia sesuai anjuran dosis dari pemerintah; 2 sebaiknya petani menggunakan lebih banyak lagi limbah kotoran ternak sebagai pupuk kandang karena terbukti dapat menghemat pengeluaran biaya produksi; 3 perlu pengolahan limbah kotoran ternak sapi terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pupuk, pengolahan limbah dalam bentuk pengomposan; 4 usahatani padi dengan memanfaatkan limbah ternak sapi potong terbukti baik dan menguntungkan untuk dilakukan setiap petani di Desa Sukajadi; 5 mengadakan penyuluhan kepada para petani dengan topik berusahatani menggunakan pupuk kompos; 6 selanjutnya dapat diteliti usahatani integrasi padi sawah dengan sapi potong yang berpeluang terjadi di Desa Sukajadi.